Brahma-samhita Sloka 13 berbunyi; “Benih-benih transendental (anti materi) Sankarsana muncul dari pori-pori kulit Maha-Visnu dalam bentuk telur emas yang tak terhitung jumlahnya sambil Maha-Visnu berbaring di lautan penyebab, semua telur tersebut tetap tertutupi oleh unsur material besar”. Sloka ini adalah salah satu beberapa kumpulan sloka tentang rengkaian proses penciptaan alam semesta. Hal yang menarik dalam sloka ini adalah pernyataan yang mengatakan bahwa benih transendental yang merupakan asal alam semesta muncul dari lubang pori-pori Tuhan. Dalam sloka yang lain dijelaskan bahwa satu alam semesta muncul dari satu pori-pori Tuhan yang tidak terhingga jumlahnya dan pada saat pralaya / kiamat total nanti akan kembali masuk kedalam pori-pori tersebut.

Karl Gebhardt dari Universitas Texas di Austin, Amerika Serikat berhasil mengamati lubang hitam (black hole) supermasif yang terletak relatif dekat dengan galaksi raksasa M87, berjarak 50 juta tahun cahaya. Namun demikian, wacana mengenai keberadaan lubang hitam dalam fisika astronomi sudah berlangsung lama.

Gambaran simulasi black hole

Berdasarkan pada fisika modern, Einstein sebagai penggagas teori relativitas umum mempostulatkan bahwa gravitasi merupakan akibat dari perubahan arah/pelengkungan ruang dan waktu. Oleh karena itu gravitasi merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari ruang dan waktu.

Gambar ruang dan waktu yang disebabkan oleh suatu benda


Einstein membuat gagasan yang benar-benar revolusioner dengan pernyataannya bahwa gaya gravitasi tidaklah bersifat seperti gaya-gaya yang lain. Suatu massa tidak menciptakan sebuah medan gaya di sekitarnya yang akan menyebabkan percepatan massa yang lain, namun massa akan mengubah struktur ruang dan waktu di sekitarnya.

Oleh karena itu jika dalam teori Newton kita akan mengatakan bahwa bumi selalu ditarik oleh matahari karena gaya gravitasinya. Namun dalam teori relativitas umum kita akan mengatakan bahwa matahari telah mempengaruhi struktur ruang dan waktu di sekitarnya sehingga bumi bergerak bebas melintasi sebuah garis geodesik dalam lengkungan ruang dan waktu. Cahaya/foton sebagaimana halnya benda material lainnya tentunya akan bergerak mengikuti lengkungan ruang dan waktu ini sehingga pada benda yang sangat besar dan berat akan terjadi perbelokan cahaya.

Menurut teori relativitas umum, struktur ruang dan waktu ditentukan oleh distribusi massa dan secara prinsip dapat diperoleh dari serangkaian persamaan diferensial teori relativitas umum. Pada penerapan persamaan diferensial ini kita akan menemukan suatu titik yang mengalami singularitas dimana radius ruang dan waktu (R) cenderung menjadi nol sehingga kurva ruang dan waktunya (1/R) menjadi tidak terhingga.

Note: Istilah singularitas disini digunakan dalam perhitungan matematis dimana pada suatu titik objek matematika tidak terdefinisikan. Sebagai contoh f(x) = 1/x akan memiliki titik singularitas pada x = 0 karena pada x = 0, nilai f(x) menjadi tidak terhingga.

Gambar singularitas

Stephen Hawking mengatakan; “pada saat awal dan akhir alam semesta ini, ukuran total alam semesta akan menjadi semakin menciut dan menjadi nol dan dengan massa yang menjadi tidak terhingga dan dengan demikian membuat kelengkungan ruang dan waktu menjadi tak terhingga (terjadi singularitas). Pada saat ini hukum-hukum sains dan kemampuan kita untuk memprediksi masa depan akan terhenti”.

Apakah konsep singularitas dalam teori relativitas umum ini merupakan penjelasan dari adanya fenomena lubang hitam / black hole? Andaikan teori ini benar, maka sebagaimana yang disampaikan oleh Stephen Hawking sudah seharusnya terdapat lawan dari lubang hitam / black hole, yaitu lubang putih / white hole yang merupakan titik singularitas dimana alam semesta ini terlahir.

Dengan demikian konsep penciptaan Veda yang mengatakan adanya pori-pori / lubang kecil tempat lahir dan kembalinya alam semesta dapat diterima secara baik oleh ilmu pengetahuan modern saat ini.

Bibliografi;

  1. 1. Laporan wartawan KOMPAS Yuni Ikawati, Rabu, 10 Juni 2009 | 09:22 WIB
  2. 2. His Holiness Bhaktisvarupa Damodara Swami (T. D. Singh, P.hD.), Vedanta and Science, The Bhaktivedanta Institute, Kolkata, 2004
  3. 3. http://en.wikipedia.org/wiki/General_relativity
Translate »