Teori Big Bang (Dentuman Besar) pertama kali diciptakan oleh seorang pendeta Belgia, Georges Lemaitre pada tahun 1972. Landasar teori Big Bang adalah seluruh jagat raya berasal dari ledakan dari bola raksasa yang padat pada tingkat suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Kemudian alam semesta mengembang dan mengalami pendinginan. Para pendukung teori Big Bang menjelaskan bahwa pada beberapa tahapan pengembangan tersebut terwujudlah berbagai partikel sub-atom. Kemudian elemen-elemen ringan seperti Hidrogen dan Helium terbentuk dan di ikuti juga oleh pembentukan atom-atom berat lainnya. Dengan terbentuknya elemen-elemen tersebut menyebabkan tidak terdapat elektron bebas yang tersisa dan memancarkan foton cahaya sehingga jagat raya ini bersifat transparan terhadap radiasi yang saat ini kita amati sebagai landasan kosmis.

Dengan keberhasilan teori Bing Bang ini menjelaskan beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan oleh teori-teori penciptaan sebelumnya, seperti teori Steady State dan teori Oscillating Universe menyebabkan Big Bang diakui sebagai teori ilmiah yang paling banyak diakui saat ini. Uniknya, dengan pesatnya pengakuan teori Big Bang, banyak agamawan berusaha mempropagandakan ajarannya dengan mengatakan bahwa kitab sucinya menjelaskan kosmologi penciptaan alam semesta sebagaimana teori Big Bang yang sedang naik daun.

Dalam Islam, pencetus utama yang menyatakan bahwa ajaran Al-Qur’an mengenai penciptaan adalah sangat sesuai dengan teori Big Bang adalah “Harun Yahya”. Namun, apa benar teori penciptaan Al-Qur’an sama dengan teori Big Bang? Kenapa baru sekarang propaganda ini muncul setelah Big Bang naik daun? Kenapa Al-Qur’an yang sudah ada 1500 tahun lalu tidak mengemukakan teori kosmologinya sejak awal? Apakah teori Big Bang dapat secara sempurna menjelaskan penciptaan dan keberadaan alam semesta? Apakah ketenaran teori Big Bang hanya dijadikan tunggangan untuk propaganda agama?

Menurut sebagian besar ahli kosmologi modern, Big Bang menandai saat dimana jagat raya terbentuk. Mereka juga menarik suatu kesimpulan berdasarkan teori waktu Planck dimana sejarah jagad raya dimulai sejak 10^-43 detik saja setelah terjadinya Big Bang. Namun, ternyata teori Big Bang mengalami permasalahan singularitas dan semuanya menjadi semakin sulit dan rumit setelah teori mekanika kuantum diterapkan kedalamnya karena bertentangan dengan teori relativitas umum. Oleh karena itu ilmuan dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan teori gravitasi kuantum yang merupakan teori terpadu antara mekanika kuantum dengan teori relativitas umum. Sehingga J. V. Narlikar menyatakan “Saat ini tujuan berfungsinya teori gravitasi kuantum nampaknya masih sangat jauh

Banyak ilmuan telah berusahan untuk menjelaskan berbagai fenomena yang berkaitan dengan materi, interaksi antara materi dan radiasi serta interaksi antara partikel-partikel yang disebabkan oleh elektromagnetik, gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah yang menggunakan model standar dan juga merupakan sebuah model mekanika kuantum dengan cara mengabaikan gaya gravitasi. Dalam teori model standar terdapat partikel-partikel dasar berikut:

1. Partikel-partikel materi (Fermion); adalah partikel-partikel yang membentuk materi dan dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu Quarks dan Leptons. Setiap golongan memiliki enam partikel dan anti partikel yang sesuai.

2.  Partikel-partikel Boson; adalah partikel yang merupakan partikel-partikel penyebab gaya atau interaksi antara partikel-partikel materi. Partikel-partikel pengangkut gaya ini adalah: Gulon, Foton, Boson W dan Boson Z. Partikel –partikel Boson ini dianggap sebagai partikel yang menyebabkan interaksi kuat dan lemah, serta interaksi elektromagnetik.

Namun, model standar bukanlah teori terakhir untuk menjelaskan teori Big Bang karena model standar tidak memperhitungkan gaya gravitasi yang sangat diperlukan untuk menjelaskan teori Big Bang secara ilmiah. Dan ditambah lagi tidak adanya jaminan bahwa dengan model standar tidak akan ditemukan lagi partikel-partikel fundamental yang tingkat energinya lebih tinggi yang ditemukan melalui instumen sejauh ini. Hal ini sangat penting untuk menjelaskan Big Bang, karena energi yang bekerja pada Big Bang adalah energi yang sangat tinggi.

Charles Townes juga mensyaratkan adanay suatu kemungkinan gaya-gaya selain empat gaya yang telah dikenal dalam sains. Ia mengatakan “Tidaklah beralasan jika mengetahui dunia alamiah tanpa merasa yakin terhadap totalitas gaya-gaya”.

Sudah banyak usaha yang dilakukan untuk menemukan teori terpadu dan teori segala sesuatu (Theory of Everythink/TOE) yang diperlukan untuk menjelaskan fenomena Big Bang. Pada jaman Einstein gaya kuat dan gaya lemah belum ditemukan, bahkan ia sangat dipersulit oleh adanya dua gaya yang berbeda, yaitu gaya gravitasi dan gaya elektromagnetik. Selama 30 tahun Einstein berusaha memecahkan teori terpadu (Unified Fields Theory) yang diharapkannya akan mampu menunjukkan dua gaya ini benar-benar merupakan manifestasi dari sebuah prinsip dasar yang utama. Usaha-usaha paling populer yang dilakukan oleh ilmuan akhir-akhir ini untuk menemukan teori segala sesuatu adalah gaya gravitasi kuantum loop, teori String dan teori M.

Teori gravitasi kuantum loop (Loop Quantum Gravity) adalah hasil usaha dalam merumuskan sebuah landasan teori kuantum yang independen. Dalam teori ini, struktur ruang dan waktu merupakan sebuah jaring menyerupai kumpulan gelembung yang terdiri dari lengkungan ruang-waktu yang saling berinteraksi. Secara sistematis digambarkan oleh jaringan momentum angular intrinsik (spin). Lengkungan ruang dan waktu ini berukuran sekitar 10^-35 meter yang disebut sebagai skala Planck.

Teori String adalah merupakan model fisika yang partikel penyusunnya berupa objek-objek yang diperluas seperti tali, membran dan objek berdimensi tinggi lainnya.

Sedangkan teori M adalah teori yang muncul dari revolusi super string kedua yang menyatukan lima teori super string sebelumnya menjadi satu kerangka acuan tunggal yang mencakup seluruh teori. Teori ini melibatkan sebelas dimensi ruang dan waktu yang sampai saat ini banyak perumusannya masih belum dimengerti.

Meskipun demikian, ternyata teori-teori ini juga belum berhasil menjelaskan gambaran yang lengkap mengenai Big Bang. Stephen Hawking menyatakan:

Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat secara implisit telah beranggapan bahwa terdapat sebuah teori utama yang pada akhirnya akan ditemukan. Sebenarnya saya sendiri telah berasumsi bahwa kita aan segera menemukannya. Akan tetapi, teori M telah membuat saya bertanya-tanya apakah hal ini benar. Dengan sejumlah pernyataan yang terbatas tidaklah mungkin untuk merumuskan teori alam semesta….. kita dan model kita merupakan bagian jagat raya yang sedang kita jelaskan. Demikianlah suatu fisika menerangkan dirinya sendiri seperti halnya teori Godel. Oleh karena itu, orang akan menganggap tidak tepat dan tidak lengkap…… Teori-teori yang kita miliki hingga saat ini, tidak konsisten dan tidak sempurna. Jika tidak terdapat teori umum yang dapat dirumuskan sebagai sejumlah prinsip, beberapa orang akan merasa kecewa. Dahulu saya termasuk dalam golongan itu, namun saya telah berubah pikiran. Kini saya berbahagia karena pencarian untuk suatu pemahaman kita tidak akan pernah berakhir dan akan selalu mendapatkan tantangan dari penemuan baru. Tanpa hal ini kita akan terhenti. Teorema Godel meyakinkan akan selalu terdapat pekerjaan bagi para ahli matematika. Saya rasa teori M akan melakukan hal yang sama bagi para ahli fisika. Saya yakin Dirac pasti akan menyetujuinya

Teori terpadu adalah hambatan utama dalam menjelaskan alam semesta yang didasarkan pada teori Big Bang sebagaimana yang dinyatakan oleh Stephen Hawking. Implikasinya, teori Big Bang akhirnya menyisakan banyak pertanyaan-pertanyaan yang antaralain sebagai berikut:

1. Bagaimana formasi bintang-bintang dan galaksi-galaksi terbentuk?

2. Apa yang terjadi sebelum Big Bang?

3. Apakah terdapat hukum-hukum fisika, ruang dan waktu sebelum terjadinya Big Bang?

4. Kapan, bagaimana dan akankah jagat raya ini berakhir?

5. Apa hakekat dari pendistribusian materi yang tidak homogen di dalam dan antar galaksi?

6. Apa sumber benda hitam (Black Hole) dan dari apakah dia terbentuk?

Dan masih terdapat segudang pertanyaan lain yang diakibatkan oleh kekurangan teori dalam model Big Bang ini.

Dengan demikian, masihkan Islam dan Kristen bersikukuh mengatakan bahwa kosmologi dalam ajaran kitab suci mereka sama dengan teori Big Bang? Bagaimana jika ternyata teori Big Bang ini runtuh akibat permasalahan diatas? Akankah mereka merevisi pernyataannya ataukah malah merevisi kitab sucinya agar sesuai dengan teori kosmologi modern yang baru?

Okay, sekarang kita coba menengok klaim para propaganda agama yang memanfaatkan teori Big Bang yang sedang naik daun. Kita akan bahas secara berturut-turut dari ajaran Kristen dan kemudian ajaran Islam.

Kaum Kristen memiliki dua legenda penciptaan, keduanya tercatat di Al-kitab.

Yang pertama,

Allah menciptakan Langit dan Bumi, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air, Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Allah menjadikan cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air. Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Allah menamai cakrawala itu langit, itulah hari ke dua.

Segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji di bumi, itulah hari ke tiga.

Matahari dan bulan serta bintang-bintang pada hari ke empat, semua burung dan hewan laut pada hari ke lima, Binatang ternak, melata, liar dan laki-laki dan wanita pertama pada hari ke enam [Kejadian 1, 1-31].

Pada tahun 1951, Paus Pius XII menghubungkan Kata “Jadilah terang.” dengan hipotesis Big Bang. Sejak saat itu Big Bang, meledak besar sebagai ‘teori’ asal mula semesta.

Yang kedua,

Tuhan membuat bumi, lalu laki-laki pertama, lalu tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang, lalu terakhir seorang wanita [Kejadian 2, 4-22].

Frase kata ‘jadilah..’ terdapat dalam setiap kehendak yang Allah lakukan.

Paus Pius XII sangat bersemangat untuk menghubungkan frase ‘jadilah terang’ di ayat pertama dengan Big Bang, rupanya beliau sangat memahami terdapat kemuskilan logika bahwa

  1. Bagaimana mungkin, Terang dinamakan siang dan gelap dinamakan malam terjadi di hari pertama, sementara Matahari dan bulan baru ada di hari ke 4
  2. Bagaimana mungkin, tumbuhan yang berbiji dan buah-buahan yang berbiji dapat tumbuh semetara Matahari dan Bulan baru diciptakan keesokan harinya, dimana satu hari Allah setara 1000 tahun di bumi.

Beberapa pendapat kalangan nasrani menghubungkan terang dan gelap sebagai kebaikan dan kejahatan, namun pendapat itu juga tidak relevan mengingat obyek kejahatan belum tercipta.

Diatas telah disebutkan bahwa Frase “Jadilah terang” dilakukan sebelum penciptaan. Semua penggunaan Frase “Jadilah terang” ternyata dilakukan setelah ada Air yang menutupi samudera raya! Tidak ada bukti dari Alkitab yang menyatakan bahwa Air yang menutupi samudera raya juga diciptakan oleh Allah.

Di hari pertama, Tidak diceritakan bagaimana air tercipta karena tidak didahului dengan kata “Jadilah terang”. Air dan Allah sudah ada. Bentuk bumi saat itu hanyalah air yang menutupi seluruh BUMI. Dari atas air tercurah dan dibawah juga ada air, di mana-mana hanyalah Air.

Alkitab pada kitab Kejadian 1 hanya bercerita mengenai Bumi disaat Banjir besar, Ia tidak berbicara mengenai pembentukan Tata surya apalagi Pembentukan Semesta, Petunjuk mengenai hal itu, dilihat di hari ke dua dan ketiga, ketika Banjir itu reda, Langit mulai terang, Air hanya dibawah Langit, beberapa mulai surut, daratan terlihat dan sisanya berupa Lautan.

Jadi jelas bahwa Alkitab hanya menceritakan surutnya banjir besar daripada kisah mengenai penciptaan semesta dengan ledakan yang luarbiasa! Sama sekali tidak ada relevansinya dengan hipotesis Big Bang.

Terus bagaimana halnya dengan konsep penciptaan menurut Al-qur’an?

Al Qur’an ternyata lebih maju dengan menutup lubang logika awal terciptanya Langit dan bumi dengan menggunakan Frase kata ‘jadilah..’ yang sama!

Frase kata yang sama yaitu ‘jadilah..’ atau ‘kun fayakoonu’ merupakan frase ke-MahaKuasa-an, Itu tercantum pada 8 ayat [Al Baqarah 2:117, Ali Imran 3: 47, Ali Imran 3: 59, Al Anaam 6: 73, An Nahl 16: 40, Maryam 19: 35 Yasin 36: 82, dan Al Ghafir 40: 68] yaitu saat penciptaan langit dan Bumi, Penciptaan Adam & Isa, serta penciptaan lainnya yang dikehendaki Allah:

[2:117] Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia.

[3: 59] Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.

[36: 82] Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.

Apakah frase kata ‘jadilah..’ atau ‘kun fayakoonu’ merupakan Big Bang?

Qur’an ayat 51: 47 menyatakan bahwa “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa”.

Beberapa orang menterjemahkan kata ‘kami benar-benar berkuasa’ menjadi ‘’kami meluaskannya’. Tafsiran ‘kami meluaskan’ dikemukakan oleh Harun Yahya yang muncul hanya baru-baru ini saja ketika hipotesis Big Bang dan alam semesta yang terus mengembang sedang populer-pupulernya. Namun berdasarkan 3 ayat di atas tentang ‘jadilah!’ maka samasekali tidak menunjukan kecocokan apapun dengan hipotesis Big Bang maupun Alam semesta yang terus mengembang.

Detail penciptaan Langit dan Bumi menurut Al Qur’an terdapat di surat [7:54, 10:3, 11:7, 21:30, 25:59, 32:4, 57:4, 41:9-12 dan 79:27-33].

Surat Al Anbiyaa’ 21:30, menunjukan keadaan Bumi dan langit saat yang awal mula:

Al Anbiyaa’ 21:30, Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Tafsir Ibn Kathir atas ayat 21:30:

…Tidakah mereka mengetahui bahwa Langit dan bumi dulunya bersatupadu yakni pada awalnya mereka satu kesatuan, terikat satu sama lain. Bertumpuk satu diatas yang lainnya, kemudian Allah memisahkan mereka satu sama lain dan menjadikannya Langit itu tujuh dan Bumi itu tujuh, meletakan udara diantara bumi dan langit yang terendah..

Saidbin Jubayr mengatakan :

‘langit dan Bumi dulunya jadi satu sama lain, Kemudian Langit dinaikkan dan bumi menjadi terpisah darinya dan pemisahan ini disebut Allah di Al Qur’an’

Al hasan dan Qatadah mengatakan,’Mereka Dulunya bersatu padu, kemudian dipisahkan dengan udara ini’

Surat Fushshilat 41: 9-12, menyajikan urutan pengerjaan Bagaimana penciptaan yang dilakukan Allah:

  1. Pertama, (41:9) Bumi di ciptakan dalam dua masa
  2. Kedua, (41:10) Segala isi Bumi diciptakan total dalam empat masa
  3. Ketiga, (41:11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.”

Surat diatas jelas menunjukan bahwa kedudukan Bumi dan Langit adalah sederajat, bumi bukan bagian dari langit. Bumi diciptakan terlebih dahulu, diselesaikan baru kemudian Allah menyelesaikan Langit dan itu dibuktikan di ayat selanjutnya

  1. Keempat, (41:12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

TAFSIR Ibn Kathir untuk surat 41:9-11 juga menyatakan bahwa:

Penciptaan Bumi dan Penciptaan langit dibicarakan secara terpisah Allah berkata bahwa Ia menciptakan Bumi terlebih dahulu, karena itu adalah Fondasi, dan Fondasi harus dibangun terlebih dahulu baru kemudian atap..

Berkenaan dengan penciptaan Bintang-bintang di ayat Fushshilat 41:12 maka terdapat 3 (ayat) lain di Al Qur’an yang memberikan konfirmasi pasti bahwa bintang- bintang diciptakan untuk menghiasi langit dan sebagai alat untuk melempar setan-setan ketika mereka mencuri dengar berita dari Allah/langit [Ash Shaaffaat 37: 6, Al Mulk 67: 5, Al Hijr 15:16-18 dan juga ‘Al Buruj sebagai bintang besar pada ayat Al Furqaan 25:61]

Surat Al Mulk 67:5, Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

Tafsir Ibn Kathir surat 67:1-5

Ayat ini merujuk pada bintang-bintang yang telah di letakan di langit, beberapa bergerak dan beberapa diam.

Qatadah berkata, ‘Bintang-bintang diciptakan hanya untuk tiga kegunaan, yaitu: Hiasan di langit, Alat pelempar setan dan petunjuk Navigasi, Jadi siapapun yang mencari interpretasi lain tentang bintang selain ini maka itu jelas merupakan opini pribadi, Ia telah melebihi porsinya dan membebani dirinya dengan hal-hal yang ia sendiri tidak punya pengetahuan tentang ini. [Ibn Jarir dan Ibn Hatim merekam riwayat ini].

Kegunaan ‘Al Buruj’ (Bintang besar) juga sama sebagai Benteng penjaga untuk melempar setan yang mencuri dengar [riwayat dari Atiyah Al-`Awfi, lihat: Tafsir Ibn Kathir surat 15:16-19]

Surat An Naaziaat 79:27-33, juga menyajikan urutan pengerjaan penciptaan yang dilakukan Allah!

Allah menyatakan bahwa penciptaan Manusia itu jauh lebih mudah daripada penciptaan Langit. Ia meninggikan Bangunannya lalu menyempurnakannya (79:28). Kemudian ia Menciptakan siang dan malam. Kemudian bumi dihamparkannya (diisi) Caranya: memancarkan Air dan menumbuhkan tumbuhan, gunung-gunung dipancangkan teguh (79:31-32). Untuk apa? Untuk kesenangan Manusia dan binatang ternak milik manusia (79:33)

tafsir Ibn Kathir untuk surat 79:27-33:

It already has been mentioned previously in Surat Ha Mim As-Sajdah that the earth was created before the heaven was created, but it was only spread out after the creation of the heaven.


Di Tafsir Ibn Kathir untuk surat 79:27-33
, terdapat satu riwayat menarik mengenai kebingungan seseorang akan hubungan surat [41:9-12] dan surat [79:27-33] yaitu mana yang diciptakan terlebih dahulu: Bumi atau Langit.

Sa’id Bin Jubayr berkata, ‘Seseorang berkata pada Ibn ‘Abbas: Saya menemukan di Qur’an yang membingungkan ku:…Allah berkata (79:27-33):

Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia menciptakannya, meninggikannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.

Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

Jadi Dia menyatakan bahwa Penciptaan Lagit dahulu baru kemudian penciptaan Bumi, Namun kemudian Allah berkata (41:9-12):

Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanannya dalam empat masa. bagi orang-orang yang bertanya.

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Di sini Allah menyatakan Penciptaan Bumi dahulu baru kemudian Penciptaan Langit. Kemudian Ibn ‘Abbas menjawab:

  1. Allah menciptakan Bumi dalam dua hari (masa),
  2. kemudian menciptakan Langit, kemudian (Istawa ila) meninggikan langit dan membentuknya dalam dua hari lagi.
  3. Kemudian membentangkan Bumi, ini berarti bahwa Dia membawa, sejak saat itu, air dan makanan. Dan kemudian Dia menciptakan Gunung-gunung, Pasir, benda-benta tak bernyawa, batu-batu dan bukit-bukit dan semuanya dalam waktu dua hari lagi.

Inilah yang Allah katakan (Ia) menghamparkan (Bumi) (79:30) Dan Allah berkata, ‘Ia ciptakan bumi dalam dua hari, jadi Dia menciptakan Bumi dan segala isinya dalam empat hari dan Dia menciptakan Langit dalam dua Hari. Di rekaman Al Bukhari.

  1. Dia menciptakan Bumi dalam Dua hari, artinya pada Minggu dan Senin.
  2. Dia meletakan Gunung-gunung yang kokoh di atasnya, menumbuhkan yang bermanfaat, menakar untuk perlengkapan yang dibutuhkan manusia, artinya pada Selasa dan Rabu, jadi dengan dua hari sebelumnya menjadi empat hari
  3. Kemudian Dia meninggikan (Istawa ila) langit dan dan langit itu masih merupakan asap..melengkap dan menyelesaikan ciptaannya seperti 7 langit dalam dua hari, artinya Kamis dan Jumat

Pada rekaman Hadis Muslim, Book 039, Number 6707, Abu Huraira melaporkan bahwa Nabi menggenggam tanganku dan berkata: Allah yang Maha Agung dan Mulia menciptakan:

  1. Tanah pada hari Sabtu dan
  2. Gunung pada hari Minggu dan
  3. Pepohonan pada hari Senin dan
  4. Segala yang berkaitan kelengkapan pekerjaan pada Selasa dan
  5. cahaya pada hari Rabu dan
  6. Dan menyebarkan Binatang pada hari Kamis dan
  7. Adam setelah ashar pada hari Jum’at, ciptaan terakhir pada hari Jum’at antara Sore dan Malam

Tiga laporan mengenai penciptaan langit dan bumi di atas, sudah menegaskan bahwa: Bumi diciptakan terlebih dahulu baru kemudian langit.

Masih mengenai Surat 41:11

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu..”

Dalam Asbabun Nuzul surat Al Iklas 112:1-4,

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Riwayat Abu Syaikh di dalam kitabul Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar menghadap kepada Nabi SAW. dan berkata: “Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu.” Rasulullah SAW tidak menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu surat ini (S.112:1-4) yang melukiskan sifat Allah.

Dari hadis di atas, kita ketahui bahwa tidak ada penolakan mengenai asal muasal Langit, Adam, Iblis dan Bumi.

Terdapat fakta menarik yang disebutkan di surat 41, yaitu setelah penciptaan Bumi, Langit masih beberbentuk kabut kemudian hadis mengisyaratkan pernyataan yang sama dari kaum yahudi bahwa langit diciptakan dari kabut sehingga penciptaan semesta dari agama-agama Abrahamik lebih mendekati hipotesis kabut daripada hipotesis Big Bang.

Surat 41, 51, 21 dan 79 termasuk golongan Almakiyah (sebelum Hijrah ke Medinah, 620 M) dan urutan turunnya surat adalah tertera demikian. Ayat 112, ada yang mengganggap sebagai Al Makiyyah, sementara As suyuti menganggap sebagai Al Madaniyya

Penegasan terakhir mengenai penciptaan Bumi dan Langit adalah melalui surat Al Baqarah yang diturunkan Allah di 2 H (624 M). Surat ini termasuk golongan surat Al madaniyya yang turun lebih belakangan dari surat Al Makiyya lainnya yaitu 41, 51, 21 dan surat 79. Di surat Al Baqarah 2:29, Muhammad dan Jibril bersabda bahwa:

Ia yang menjadikan segala sesuatunya untukmu di Bumi. Kemudian Ia meninggikan (Iswata ila) langit dan dijadikanNya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”

Setelah semuanya siap, di dilanjutkan dengan penciptaan Adam di Al Baqarah 2:30-36, surat itu memperkuat surat-surat penciptaan manusia yang turun sebelumnya yaitu di 7:10-24, 15:26-33 dan 38:71-84. Disebutkab bahwa Adam diciptakan dari tanah kemudian Allah berkata, ‘Jadilah!’ [3:59]

Pernyataan di surat Al Baqarah 2:29-36 sangat jelas, terstruktur dan ada urutannya! yaitu menciptakan Bumi, kemudian langit plus 7 langit dan terakhir Penciptakan Manusia. Jadi, saat manusia diciptakan maka penciptaan langit sudah final, tidak ada pengembangan langit lagi. Bukti itu ada di ayat 2:31

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar

Ada pendapat yang mengatakan bahwa 7 langit adalah 7 lapisan Atmosfir. Di jaman awal Islam, Mujahid, Qatadah and Ad-Dahhak dalam tafsir Ibn Kathir untuk surat 32:4-6 yang di kutip lagi oleh Ibn kathir untuk tafsir surat 13:2-4 , dinyatakan bahwa jarak Bumi dan lapisan langit serta antar lapisan langit adalah 500 tahun [jadi sekitar 3500 tahun]. Jelas sudah bahwa 7 langit adalah bukan atmosfir, sesuai dengan bunyi surat di qur’an maka langit yang dimaksudkan adalah ‘surga’:

Surat Al Najm 53:14-15, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal..

Jalaluddin as-Suyuthi (pengarang tafsir Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma’tsur) menjelaskan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Wahhab ibnu Munabbih bahwa Allah Swt. menciptakan `arsy dan kursi (kedudukan) dari cahaya-Nya. `Arsy itu melekat pada kursi. Para malaikat berada di tengah-tengah kursi tersebut. `Arsy dikelilingi oleh empat buah sungai, yaitu:

  1. sungai yang berisi cahaya yang berkilauan;
  2. sungai yang bermuatan salju putih berkilauan;
  3. sungai yang penuh dengan air; dan
  4. sungai yang berisi api yang menyala kemerahan.

Para malaikat berdiri di setiap sungai tersebut sambil bertasbih kepada Allah. Hadis yang menyebutkan 7 langit adalah Surga:

  1. Sahih Bukhari pada Vol.1, Buku 9, No. 608, yang dinarasikan Anas Bin Malik, yaitu saat perjalanan Isra’ Mira’j naik hingga kelangit ke 7 dikatakan oleh Nabi Muhammad bahwa Ia dibawa keliling langit dan kemudian Ia lihat ditepi Sungai, Ia lihat Istana yang dibangun dari Mutiara dan Jamrud..
  2. Sahih Bukhari Vol.1 Buku 8 no.345, diriwayatkan Abu Dhar, Muhammad berkata, saat ia mencapai Langit pertama. Ia berjumpa Adam bersama jiwa-jiwa anak cucunya pada sisi kanan dan kiri Adam, dimana yang dikanannya merupakan penghuni Surga dan dikirinya adalah penghuni neraka..
  3. Sahih Bukhari Vol.4 Buku 54 no. 426, diriwayatkan Malik Bin Sasaa, Muhammad berkata ketika Ia mencapai langit ke 7, Ia bertemu Abraham disana dan melihat Bait-Al-Ma’mur (Rumah Allah) yang didalamnya 70.000 malaikat yang berbeda yang melakukan sholat setiap harinya. Ia lihat pula Sidrat-ul-Muntaha, Buah Nabk, daun seperti telinga gajah, dan empat sungai….sungai Nil dan Euphrate…[Abas Malik meriwayatkan…dan 4 Sungai mengalir, dua terlihat dan dua tidak..yang terlihat adalah Nil dan Euphrates (Hadis Bukhari Vol. 5 Buku 58 No.227); Abu Huraira meriwayatkan Nabi berkata: Saihan, Jaihan, Euphrates dan Nil adalah nama-nama sungai di Firdaus (Sahih Muslim 040 no 6807)]

Kesimpulan penciptaan menurut Al-Qur’an adalah;

  1. Penciptaan dalam Al-Qur’an hanya menjelaskan dalam lingkup penciptaan bumi dan langit yang kedudukannya sederajad, bukan penciptaan tata surya dan alam semesta.
  2. Fungsi Bintang-bintang dan Bintang besar bukanlah seperti Matahari, namun sebagai Penghias langit, Pelempar setan dan Petunjuk navigasi.
  3. Bumi diciptakan duluan baru kemudian langit dan segala isinya. Penciptaan Manusia dilakukan setelah penciptaan Langit dan segala isinya selesai.

Jelas sudah bahwa penciptaan versi Qur’an tidak ada relevansinya dengan Big Bang. Bahkan jauh lebih tidak masuk akal dari teori Big Bang. Tetapi kenapa orang Islam ngotot bahwa kosmologinya sesuai dengan Big Bang?

Bagaimana halnya teori penciptaan menurut Veda? Penjelasan kronologi penciptaan menurut Veda sudah saya singgung dalam artikel-artikel sebelumnya yang memiliki korelasi dengan prinsip Lubang Hitang (Black Hole) dan Lubang putih (White Hole). Teori waktu dalam Veda juga sudah saya ulas berdasarkan prinsip teori relativitas umum yang dapat anda temukan dalam website ini.

Sebenarnya dengan teori Black Hole dan White Hole yang saya lemparkan dalam artikel sebelumnya harus digaris bawahi bahwa White Hole dan Black Hole itu sendiri adalah pori-pori Tuhan. Jadi Teori yang saya kemukakan tersebut tidak terlepas dari adanya sang pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Agung. Lebih lanjut T. D. Singh, P.hD. seorang ahli dalam kimia organik yang juga merupakan seorang guru kerohanian dalam garis perguruan/parampara Gaudya Vaisnava dengan nama “Bhaktisvarupa Damodara Swami” mencetuskan sebuah istilah yang menandakan adanya campur tangan Tuhan dalam penciptaan ini, yaitu istilah “Big Vision

Kenyataan ini didukung oleh para ilmuan-ilmuan besar yang entah karena kebetulan atau bukan pernah bersentuhan dengan konsep kosmologi Veda dan mereka mendukung akan adanya pengendali dari semua hal ini. Terdapat Big Vision dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Albert Einstein mengatakan:”Berusahalah untuk menembus rahasia-rahasia alam dengan cara kita yang terbatas maka anda akan menemukan bahwa, dibalik seluruh rangkaian yang terlihat jelas, terdapat sesuatu yang halus, yang tidak dapat diraba, dan dipahami”.

John Eccles juga mengatakan: “Terdapat misteri mendasar dalam pribadi saya, yang berada di luar perhitungan bilogi mengenai perkembangan tubuh dan otak saya”.

Sedangkan Isaac Newton mengatakan:”Sususnan matahari, planet-planet, dan komet-komet yang paling indah ini, hanya bisa berjalan atas perintah dan kuasa dari suatu Mahluk yang cerdas dan perkasa”.

Roger Penrose berkata: “Saya ingin mengatakan bahwa jagat raya ini memiliki suatu tujuan. Ia tidaklah diciptakan secara kebetulan”.

Profesor George Wald, peraih nobel dalam bidang biologi menyatakan: “Perbedaan yang besar antara massa nukleon dan elektron merupakan salah satu keadaan yang diperlukan bagi kehidupan. Hampir seluruh massa sebuah atom terletak pada nukleusnya dan hal itu diperkirakan bertujuan untuk mempertahankan kedudukannya terlepas dari bagaimana elektron-elektron bergerak di sekelilingnya. Itulah satu-satunya penyebab kenapa segala sesuatu yang terdapat di dunia ini tetap pada posisinya. Jika proton dan neutron hampir sama massa-nya dengan elektron, baik berat maupun ringan, akan saling mengelilingi satu sama lain sehingga semua materi di jagat raya ini berupa cairan

Sedangkan Charles Townes, peraih nobel dalam bidang fisika menyatakan bahwa terdapat konstanta-konstanta fisika yang unik di alam semesta ini. Jika seandainya nilai konstanta-konstanta ini berbeda sedikit saja maka jagat raya ini akan sangat jauh berbeda.

Dari sekian banyak artikel-artikel saya sebelumnya mengenai penciptaan, maka poin-poin penting kosmologi penciptaan Veda adalah sebagai berikut;

1. Alam semesta ini adalah alam semesta yang tertutup

2. Terdapat banyak alam semesta yang tak terhitung jumlahnya dan alam semesta kita hanyalah salah satunya.

3. Masing-masing alam semesta berbentuk seperti oval / bulat telur.

4. Setiap alam semesta memiliki awal dan akhir yang muncul dari pori-pori Tuhan (White Hole) dan akan lenyak  tertarik lagi kedalam pori-pori yang sama (Black Hole) pada waktu pralaya / kiamat total.

5. Usia alam semesta kita adalah 155,522 x 10^12 tahun (lebih tua 10^4 tahun dari prediksi teori Big Bang)

6. Penciptaan dan peleburan alam semesta berlangsung dalam suatu siklus sebagaimana siklus siang dan malam yang terjadi secara bergantian.

7. Alam semesta kita ini akan berakhir / kiamat total pada 155,518 x 10^12 tahun yang akan datang.

8. Selama masa waktu hidup suatu alam semesta, secara periodik terjadi penciptaan dan peleburan sebagian alam semesta.

9. Terdapat 8.400.000 jenis kehidupan dalam alam semesta ini.

Seorang ilmuan terkemuka, Penrose menyarankan agar dicari sains baru untuk menjelaskan prinsip-prinsip sifat tertentu seperti kesadaran yang diungkapkan dalam kosmologi Veda, sehingga perkembangan sains baru ini adalah merupakan gabungan spiritual dengan pandangan dan pengetahuan ilmiah dan sepertinya kosmologi Veda sangatlah sempurna untuk hal ini.

Sumber : Vedanta & Science Series, Life and Origin of the Universe by His Holiness Bhaktivedanta Damodara Swami

(T. D. Singh, P.hD.), The Bhaktivedanta Institute, Kolkata.

Translate »