Buku “From Christ to Chrishna” karya Raymond Bernard merupakan buku yang cukup tua yang diterbitkan pertama kali oleh Health Research pada tahun 1961 dengan hak cipta tahun 1959 dan 1966. Karena cukup fenomenal, baru-baru ini buku tersebut direproduksi kembali.

Buku yang fenomenal ini membuktikan bahwa ajaran-ajaran Kekristenan berasal dari ajaran Sri Krishna. Buku ini menjelaskan bahwa Apollonius dari Tyana pernah belajar di Himalaya dan setelah dia kembali, ia mengajarkan ajaran ini kepada Eseni yang menjadi “Chrishn-in”  atau “Orang Kristen” pertama. Ada indikasi bahwa tulisan Apollonius itu ditulis ulang dan dijiplak oleh gereja Roma pada Konsili Nicea tiga abad kemudian. Pada abad ke empat, Hierocles menuduh pendeta Kristen menciptakan “mesias” dengan menggabungkan nama dewa matahari Druid, Iesus dari kekeisaran Romawi, Konstantin dengan nama Chrishna yang berasal dari negeri Timur dan menjadi “Kristus”.

Sebagai pembuktian sejarah, buku “From Christ to Chrishna” menjelaskan bagaimana seorang guru spiritual Yahudi dari Jehoshua Ben Pandira dipilih, dan mengapa Essene muda yang telah disalibkan, Jeshai Beth Halachmee, dimasukkan ke dalam cerita.

Buku ini juga mengungkap penelitian-penelitian yang di lakukan sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh JM Roberts yang menulis buku “Antiquity Unveiled”,  Reverend Robert Taylor yang menulis buku “Diegesis”, Moor yang menulis buku “Hindu Pantheon”,  Gerald Massey dengan bukunya  “The Natural Genesis” dan  Godfrey Higgins dan Professor Hilton Hotema yang menulis buku “Analcalypsis”.

Selain dengan memaparkan bukti-bukti sejarah, buku karya Bernard ini mengungkapkan perbandingan-perbandingan yang dipaparkan secara naratif antara sejarah Krishna dan Kristus sehingga sampai pada kesimpulan bahwa Kristus berasal dari Krishna.

Lalu apakah Yesus adalah Krishna, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa?

Yesus adalah penyembah Tuhan dimana dia menyebut Tuhan dengan sebutan “Bapa” karena sesungguhnya semua mahluk hidup adalah “anak-anak Tuhan” sebagaimana disebutkan dalam Bhagavad Gita 14.4: “aham bijah pradah pita, Akulah ayah yang merupakan benih seluruh mahluk hidup”. Hanya saja yang membedakan Yesus dengan kita adalah dari tingkat spiritualitasnya. Yesus adalah anak yang baik, tetapi kita adalah anak-anak yang nakal yang masih jauh dari spiritualitas. Berkaitan dengan ini Yesus membicarakan tentang ayahnya di sorga: ” Segala sesuatu diserahkan Bapa-Ku kepada-Ku. Dan tidak ada yang mengenal Anak itu kecuali Bapa, dan tidak ada yang mengenal Bapa kecuali Anak dan mereka yang diberitahu oleh Anak..” (Matius 11:27) “Tidak Seorang Pun Datang kepada Bapa tanpa melalui aku.”

Dalam Markus 10.8, Yesus berkata “Kenapa kamu memanggil aku baik? Tidak seorangpun adalah baik kecuali hanya Tuhan”. “Pelajaranku bukanlah milikku. Ini datang dari Dia yang mengutus aku” (Yohanes 7.16). Yesus berkata “Aku pergi kepada ayahku karena ayahku adalah lebih besar dari aku sendiri” (Yohanes 14.28) “Aku mengatakan kepadamu kebenaran, seorang anak tidak dapat melakukan apa-apa tanpa diri-Nya” (Yohanes 5.19).

Yesus Kristus berarti “Yesus putra Kristus. Yesus menyebutkan dirinya anak Tuhan, dan bukan “Bapa”. Jadi Yesus bukanlah Tuhan, melainkan Yesus sendiri memuja Tuhan dengan menyebutnya sebagai “Bapa Kristus”.

Nama Kristus berasal dari Christ yang berasal dari bahasa Yunani “Christos” yang berarti “Yang disucikan”. Beberapa sejarahwan meyakini bahasa Yunani berasal dari bahasa sansekerta melihat dari banyaknya kemiripan pengucapan, penulisan dan arti kata. Kata “Christos” memiliki kemiripan dengan kata “Kristo” dalam bahasa Sansekerta yang berarti “menarik”. Uniknya, indikasi yang juga cukup menguatakan adalah kenyataan bahwa di beberapa daerah di Eropa dan Amerika ternyata sering kali penduduk setempat memanggil seorang gadis cantik dengan sebutan Krista atau Christa. Di India sendiri masyarakat sering kali menyebut Tuhan, Sri Krishna sebagai “Krischto” atau “Christo”, sehingga cukup beralasan jika kata Kristus yang berasal dari kata Christ, Christos, Kristo adalah mengacu pada nama Tuhan, “Krishna” yang berarti “Beliau Yang Maha Menarik”.

Dalam hubungannya sebagai anak Tuhan, dalam Perjanjian Baru, Yesus senantiasa berdoa kepada Tuhan dengan menyebut “Bapa di Sorga” dan setidaknya terdapat 200 ayat yang menyebutkan istilah “Allah Bapa”.

Dengan pernyataan ini mungkin anda akan bertanya, kenapa Krishna atau Allah Bapa? Bolehkan saya menyebutnya dengan nama yang lain? Tentu, Tuhan adalah Beliau yang tidak terbatas dan Beliau adalah yang maha segala-galanya. Karena itu Tuhan juga memiliki nama-nama yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam bahasa Ibrani disebutkan “Shemah yisrael adonoi elohenu adonoi echad“…”Dengarlah! O Israel, Sebut nama Tuhan kita, Tuhan hanya satu”. Dalam Al-Qur’an 7.180 juga disebutkan; ”Nama-nama terindah yang dimiliki Allah, maka sebutlah Dia dengan nama-nama itu”. Setiap penyebutan nama-nama Tuhan tergantung dari kultur dan bahasa masyarakat setempat serta akibat perubahan fonetik seperti dalam kasus perubahan dari kata Krsna menjadi Kristo, Christos, Christ dan lalu menjadi Kristus.

Yesus adalah Guru Spiritual yang agung.

Dalam Bhagavata Purana dijelaskan bahwa seorang guru yang bona fide harus memiliki sifat titiksa (tolerasi) dan karuna (kasih sayang). Dalam misinya, Yesus memenuhi syarat ini. Meskipun beliau di kejar-kejar oleh musuhnya dan berkali-kali diancam untuk di bunuh, namun beliau selalu bersikap toleran dan penuh kasih sayang. Bahkan beliau sering kali berdoa “Bapa, maafkanlah mereka, mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan”.

Yesus bahkan berkali-kali mengajarkan agar jangan membunuh, jangan menyakiti dan jangan makan darah karena kehidupan berasal dari darah sebagaimana tertuang dalam Kejadian 9.4-5, Yesaya 66.3 dan 111.15, Imanat 3.17, Imanat 17.10, Keluaran 20.13, Yohanes 4.9 dan juga dalam banyak ayat-ayat Al-Kitab lainnya. Namun entah kenapa mereka yang hanya menyebut dirinya sebagai pengikut Yesus tidak pernah mengindahkan hal ini. Mereka menganggap bahwa hanya manusialah yang memiliki roh dan binatang serta mahluk lainnya tidak memiliki roh sehingga boleh di bunuh. Padahal secara jelas dalam Yesaya 66.3 sudah ditegaskan bahwa membunuh sekor sapi jantan pada dasarnya tidak ada bedanya dengan membunuh seorang manusia.

Celakanya lagi, ada sebagian orang Kristen yang menganggap bahwa hanya dengan menjadi Kristen dan percaya Yesus adalah Tuhan maka dia sudah pasti di selamatkan karena Yesus mati di salibkan untuk menebus dosa-dosa mereka dan karena itu tidaklah masalah jika mereka berbuat dosa di dunia ini selama mereka masih berada dalam sekutu kekristenan. Padahal Yesus menjelaskan dalam Martius 12.36 bahwa setiap kata-kata bohong yang dikatakan manusia akan dihitung pada hari pengadilan nanti. Demikian juga dalam Martius 16.23-28 Yesus menjelaskan bahwa setiap manusia harus mengekang dirinya dari keinginan atau kesenangan-kesenangan dan mengangkat salib dan mengikutinya jika dia benar-benar berkeinginan mencari kerajaan Tuhan. Jadi pada dasarnya orang-orang Kristen yang mengaku dirinya sudah pasti masuk surga dan di selamatkan tetapi dia tetap melanggar perintah-perintah Yesus adalah orang tolol yang dungu.

Jadi, jika anda menganggap diri anda sebagai orang Kristen, menganggap diri anda adalah pengikut Yesus, maka ikutilah perintah-perintah Yesus, Pujalah Kristus  yaitu Sri Krishna karena Yesus sendiri adalah pemuja Krishna, Tuhan Yang Maha Esa dan hormati Yesus sebagai Guru kerohanian yang bona fide maka anda pasti akan di selamatkan dari dunia material ini dan akan segera diangkat ke kerajaan Tuhan.

Artikel terkait:

  1. Siapakah Nabi Isa?
  2. Missing Years of Jesus
  3. Perjalanan Yesus Ke Negeri Timur Historikal atau Fiksi
  4. Pengikut Yesus atau Paulus?
  5. Tuhan, Nama-Mu siapa?
  6. Apakah semua orang Kristen masuk sorga?
Translate »