[anti-both]

Sisya: Guru, pada kesempatan ini mohon jelaskan kepada saya mengenai apa yang disebut sebagai prakrti.

Guru: Anakku, secara umum prakrti berarti alam atau dunia. Prakrti juga dapat berarti materi, tenaga atau energi. Kadang kala prakrti juga berarti sifat, tabiat, perangai, watak dan hakekat. Tetapi dalam Bhagavad Gita, prakrti umumnya berarti alam material.

Sisya: Jika prakrti berarti alam atau dunia, bagaimana kata prakrti ini bisa dipakai menunjuk alam material atau alam spiritual?

Guru: Hal itu tergantung pada konteks topik yang dibicarakan. Tetapi Veda secara jelas menyebut alam material sebagai mohini-prakrti dan alam spiritual daivi-prakrti.

Sisya: Lalu dari manakah alam material ini berasal Guru?

Guru: Alam material berasal dari tenaga material Sri Bhagavan, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga material beliau disebut maya. Ma = tidak, dan Ya = itu. Jadi Maya berarti; “Yang bukan itu”. Diartikan demikian karena tenaga materialNya ini menyebabkan para mahluk hidup yang tinggal di alam material lupa pada hakekat dirinya sejati sebagai jiva rohani abadi. Para mahluk hidup menganggap badan jasmaninya sebagai dirinya sejati.

Sisya: Saya belum paham tentang tenaga material Tuhan Yang Maha Esa yang disebut maya ini. Dapatkah anda menjelaskannya secara lebih mendetail?

Guru: Tenaga material Tuhan ini disebut dengan banyak nama sesuai dengan sifat dan hakekatnya. Disebut mohini-prakrti, sebab maya berhakekat mengkhayalkan. Disebut avidya-sakti, sebab maya berhakekat menggelapkan atau menyebabkan kebodohan. Disebut tri guna mayi, sebab maya memiliki tiga unsur yang disebut tri guna, yaitu sifat sattvam (kebaikan), rajas (nafsu) dan tamas (kegelapan). Disebut apara prakrti, karena maya bisa dimanfaatkan oleh para mahluk hidup untuk kesenangan di dunia fana. Disebut bahiranga sakti atau tenaga eksternal Tuhan, sebab maya berhakekat menjauhkan sang mahluk hidup dari Tuhan. Disebut acit vaibhava, karena maya mewujudkan alam material yang sementara dan berubah-ubah. Dan disebut maha maya, karena maya sangat sulit diatasi.

Sisya: Jadi maya adalah tenaga material Tuhan yang mengkhayalkan sang mahluk hidup dari Tuhan. Oleh karena alam material ini terwujud dari maya, maka alam material inipun pada hakekatnya mengkhayalkan. Apakah demikian Guru?

Guru: Ya, begitulah. Tetapi kita harus memahami bahwa jika Veda berbicara tentang prakrti, kedalamnya sudah termasuk pengertian badan jasmani. Artinya, badan jasmani segala mahluk hidup adalah praktri. Alam material beserta segala fenomenanya adalah prakrti. Demikianlah, begitu sang mahluk hidup memperoleh badan jasmani, ia seketika menjadi terkhayalkan, lupa pada hakekat dirinya sebagai jiva rohani yang abadi. Lalu ia bertindak sesat dengan sibuk dalam kegiatan memuaskan indriya badan jasmani agar hidup bahagia di dunia fana seraya lupa kepada Tuhan. Ia selalu berpikir dirinya adalah badan jasmani dengan nama si Anu yang urusannya bekerja keras memuaskan indriya jasmani dengan berbagai cara.

Sisya: Apakah Veda memang menyatakan maya mengkhayalkan para mahluk hidup di dunia material?

Guru: Ya, bukan saja mengkhayalkan, tetapi juga menyengsarakan. Dikatakan dalam Visnu Purana 6.7.62, “yaya ksetrajna saktih ca vestita nrpa sarva ga samsara tapan akhilam avapnoti atra santatah, sang mahluk hidup disebut ksetrajna (jiva), O sang Raja. Meskipun ia bisa hidup di dunia fana atau dunia rohani, tetapi ia tiada henti didera oleh kesengsaraan hidup material, sebab ia dicengkram kuat oleh tenaga material Tuhan sehingga ia lupa pada hakekat dirinya sebagai ksetrajna yang spiritual abadi”.

Sisya: Bagaimana proses terbentuknya unsur-unsur materi dari maya yang menwujudkan alam material beserta segala isinya?

Guru: Dengan maksud memenuhi keinginan para mahluk hidup untuk menikmati secara terpisah dari diriNya, Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna memisahkan tenaga material dan para jiva dari diriNya sendiri. Tenaga materialNya membentuk unsur secara total. Keseluruhan unsur materi ini dalam keadaannya yang amat halus dan tanpa keanekaragaman disebut pradhana. Ia nampak bagaikan kumpulan awan kecil di angkasa rohani nan luas tak terbatas. Kemudian Sri Krishna memandang sekejap pradhana tersebut. Begitu dipandang, perbanyakan Beliau, yaitu Maha Visnu yang juga disebut Karanadakasayi Visnu beserta tenagaNya yang mengkhayalkan, yaitu tri guna bersama-sama para jiva yang jumlahnya tak terhitung, masuk ke dalam pradhana. Lalu pradhana yang telah termuati tri guna bersama-sama para jiva menjadi aktif dan berkembang menjadi mahat tattva dengan beraneka-ragam sifat, ciri, kehendak, kecenderungan dan keinginan. Mahat tattva disebut pula brahman, yaitu kumpulan seluruh unsur materi alam fana dan para jiva dan menjadi benih keseluruhan prakrti beserta segala mahluk penghuninya.

Sisya: Maaf Guru, saya pernah mendengar bahwa proses terwujudnya prakrti beserta segala mahluk hidup penghuninya dengan beranekaragam badan material, adalah serupa dengan proses kelahiran bayi dari rahim sang ibu. Apakah hal ini terkait dengan penjelasan anda?

Guru: Ya, sangat terkait. Veda menyatakan bahwa Tuhan adalah unsur purusa. Sedangkan keseluruhan unsur materi nan halus tanpa keanekaragaman adalah pradhana. Karena dibuahi oleh purusa melalui pandanganNya dengan para jiva yang tidak terhitung jumlahnya, maka pradhana menjadi aktif. Kemudian pradhana berkembang menjadi mahat-tattva atau brahman yang menjadi asal keseluruhan prakrti. Brahman ini selanjutnya menjadi sebab munculnya beranekaragam mahluk hidup di alam fana. Dalam Bhagavad Gita 14.3, Sri Krishna menjelaskan hal ini secara sangat umum, “Mama ycnir mahad brahma tasmin grabham dadhyamy aham sambhavah sarva bhutanam tato bhavati bharata, keseluruhan unsur materi yang disebut brahma adalah asal kelahiran. Brahma inilah yang Aku buahi sehingga memungkinkan adanya kelahiran segala mahluk hidup di alam material, O putra Bharata”.

Sisya: Lalu bagaimana perkembangan mahat tattva yang juga disebut brahman ini selanjutnya Guru?

Guru: Dipicu oleh unsur waktu, tri guna dalam mahat tattva berinteraksi dan memelihara ahankara, atau keakuan palsu. Ahankara ini menjadi salah satu unsur badan material halus sang jiva di dunia fana dan menjadi sebab dia selalu berpikir keliru, “Aku adalah badan jasmani ini dengan nama si Anu”. Dengan kata lain, ahankara adalah materi halus yang menyelimuti sang jiva dengan pemahaman salah tentang dirinya. Ahankara ada tiga macam, yaitu Sattvika ahankara, darinya muncul pikiran atau manah dan para dewa pengendali. Rajasika ahankara, darinya muncul lima indriya persepsi (telinga, mata, hidung, lidah dan kulit), lima indriya pekerja (tangan, kaki, mulut, anus dan kemaluan) dan kecerdasan atau yang disebut buddhi. Tamasika ahankara, darinya muncul 5 objek indriya (rasa, sentuhan, aroma, wujud dan suara), dan 5 unsur materi kasar (akasa, udara, api, air dan tanah).

Sisya: Jika ditotal, beberapa macam unsur materikah terwujud dari maya yang membentuk prakrti?

Guru: Ada 24 unsur materi alam fana, yaitu; 3 unsur materi halus (ego, pikiran dan kecerdasan), 5 unsur materi kasar (akasa, udara, api, air dan tanah), dan 5 indriya persepsi (telinga, hidung, mata, kulit dan lidah), 5 indriya pekerja (tangan, kaki, mulut, anus dan kemaluan), 5 objek indriya (suara, wujud, rasa, aroma dan sentuhan) dan waktu (kala) yang memicu tri guna berinteraksi dan mewujudkan ke-23 unsur materi tersebut.

Sisya: Saya sulit mengerti bahwa menurut Veda, ego, pikiran, kecerdasan, indriya persepsi, indriya pekerja, objek indriya, akasa, udara dan api tergolong materi. Dapatkah anda menjabarkannya dengan lebih detail?

Guru: Sebenarnya Veda hanya menyebut 2 jenis materi, yaitu materi halus (ego, pikiran dan kecerdasan) dan materi kasar (akasa, udara, api, air dan tanah). Hal ini dapat saya jelaskan sebagai berikut. Kelima indriya persepsi dan 5 objek indriya adalah sesungguhnya bagian dari kelima materi kasar. Perhatikan daftar di bawah ini.

Materi Kasar Indriya Persepsi Objek indriya
Akasa Telinga Suara
Udara Kulit Sentuhan
Api Mata Wujud
Air Lidah Rasa
Tanah Hidung Aroma

Maksudnya, karena ada unsur materi akasa, maka padanya sudah ada indriya persepsi telinga dan objek indriya suara. Karena ada unsur materi udara, maka padanya sudah ada indriya persepsi kulit dan objek indriya sentuhan. Kelima indriya pekerja adalah fasilitas badan jasmani untuk bekerja secara fisik dengan bantuan dan kerja sama kelima indriya persepsi. Dikatakan lebih lanjut bahwa kelima indriya persepsi, lima objek indriya dan lima indriya pekerja adalah para pelayan pikiran dan terkumpul pada pikiran dalam keadaannya nan halus. Akasa, udara dan api memang menurut Veda tergolong materi kasar. Mungkin menurut sarjana duniawi ketiganya ini adalah materi halus. Begitulah bahwasanya antara Veda sebagai pengetahuan rohani dengan sains sebagai pengetahuan material dibangun dari sudut yang berbeda.

Sisya: Anda menyebut bahwa dari sattvika ahankara muncul para dewa pengendali. Apa dewa pengendali itu dan apa fungsinya?

Guru: Dewa pengendali adalah semacam perwujudan sakti (energi) yang berfungsi memberikan sifat dan kemampuan khusus pada materi atau indriya. Misalnya, karena ada Agni sebagai dewa pengendali, maka materi api itu bersifat panas dan memiliki kemampuan membakar. Karena ada dewa Surya, maka mata mampu melihat. Begitu pula, karena ada Vayu, maka indriya kulit bisa merasakan sentuhan. Dan demikian seterusnya.

Sisya: Tapi saya belum bisa mengerti pernyataan Veda bahwa ego, pikiran dan kecerdasan tergolong materi halus. Apakah otak sama dengan pikiran? Apakah ego itu? Dan apa yang dimaksud kecerdasan?

Guru: Anakku, jika kamu mau merenung dan berpola sattvik, kamu akan memahaminya. Ego atau ahankara adalah unsur jasmani halus yang selalu membuai sang jiva dengan identitas palsu, “Aku adalah badan jasmani ini dan urusanku adalah bekerja keras dengan segala cara agar hidup bahagia di dunia ini”. Dengan kata lain, ego berfungsi sebagai pengubah kesadaran dari spiritual ke material. Pikiran atau manah adalah pusat semua indriya dan objek indriya. Dikatakan bahwa semua indriya adalah pelayan pikiran. Dan pikiran berfungsi sebagai sarana perekam dan penyimpan informasi yang berasal dari semua indriya. Otak tidak sama dengan pikiran, sebab ketika seseorang mati, jasmani termasuk otaknya akan segera hancur. Tetapi pikiran tetap menyelimuti sang jiva untuk berpindah ke badan jasmani yang baru. Otak hanyalah fasilitas material badan halus sang jiva untuk berkegiatan fisik. Sedangkan kecerdasan atau disebut juga buddhi berfungsi sebagai sarana penganalisis dalam membedakan dan menentukan salah dan benar, baik dan buruk, berguna atau tidaknya. Ketiga materi halus (ego, pikiran dan kecerdasan) ini membentuk badan material halus para mahluk hidup di dunia fana.

Sisya: Lalu bagaimana tentang tri guna yang dikatakan sebagai tenaga Tuhan yang mengkhayalkan? Apakah tri guna ini sama dengan maya?

Guru: Tenaga materialNya berupa keseluruhan unsur materi dalam keadaan amat halus tanpa keanekaragaman dan belum aktif. Dan yang disebut pradhana adalah ibarat rahim ibu yang belum dibuahi. Setelah pradhana dimasuki oleh tenagaNya yang disebut tri guna membuat pradhana menjadi aktif dan berubah menjadi mahat tattva yang diibaratkan seperti rahim ibu yang sudah dibuahi. Karena itu Sri Krishna berkata dalam Bhagavad Gita 7.14: “Daivi hy esa guna mayi mana maya, tenaga materialKu nan halus yang disebut maya terdiri dari tri guna. Bahwa tri guna adalah unsur-unsur maya, disebutkan juga di bagian pustaka Veda yang lain. Dikatakan para dewa berkata kepada Sri Krishna, “Tvam mayaya trigunayatmani, tenaga materialMu maya yang mengkhayalkan dan terbentuk dari tri gun, ada pada diri Anda” (Bhagavata Purana 11.6.8). Dikatakan pula, “Sva mayam trigunatmikam, tenaga materialNya maya yang menggelapkan terdiri dari tri guna” (Bhagavata Purana 11.9.19).

Sisya: Jadi tri guna adalah unsur maya? Apa sebenarnya tri guna ini Guru?

Guru: Maya, tenaga material Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna juga disebut maha maya yang merupakan bayangan yoga maya, tenaga spiritual Beliau yang mewujudkan dunia rohani tempat tinggalNya. Dikatakan sebagai bayangan sebab ia berhakekat terbalik dari aslinya. Hladhini (kebahagiaan), sandhini (kekekalan) dan samvit (pengetahuan) adalah unsur-unsur yoga maya. Karena itu, dunia rohani berhakekat kekal, membahagiakan dan penuh pengetahuan. Akan tetapi, oleh karena berhakekat terbalik, maka begitu menjadi maha maya, unsur-unsur yoga maya berubah menjadi tri guna, yaitu sattvam, rajas dan tamas. Karena itu, alam material yang diliputi tri guna adalah tempat menyengsarakan, sementara dan penuh derita. Demikianlah hakekat tri guna yang secara umum disebut tiga sifat alam material.

Bersambung….

Oleh: Ngurah Heka Wikana

Translate »