[anti-both]

 

 Senjata-Senjata Yoga

 

SRILA PRABHUPADA: Anda tidak memiliki kemampuan apa pun untuk mengusir kabut ini. Para ilmuwan hanyalah menerangkan tentang kabut ini dengan suatu permainan kata-kata, dengan mengatakan bahwa kabut mengandung zat-zat kimia tertentu. Namun mereka tidak memiliki kekuatan sedikit pun untuk menyingkirkannya.

DR. SINGH: Mereka memang mampu menjelaskan tentang bagaimana kabut itu terbentuk.

SRILA PRABHUPADA: Penjelasan itu mungkin mereka miliki, dan saya mungkin juga punya, namun hal itu bukanlah suatu nilai yang sangat besar. Jika Anda benar-benar tahu bagaimana kabut terbentuk, maka Anda harus mampu meniadakan kabut tersebut.

DR. SINGH: Kami mengetahui bagaimana kabut itu terbentuk.

SRILA PRABHUPADA: Lalu temukanlah bagaimana cara meniadakan kabut itu. Dahulu, dalam peperangan Veda, senjata brahmastra  yang berkekuatan atom digunakan. Untuk menetralkannya, pasukan lawan harus menggunakan sebuah senjata yang akan mengubahnya menjadi air. Namun di manakah sains semacam itu sekarang?

DR. SINGH: Kabut adalah sesuatu seperti susu. Susu kelihatan putih, namun sebenarnya ia merupakan sebuah suspensi koloid molekul-molekul protein tertentu. Sama halnya dengan kabut. Kabut adalah sebuah suspensi koloid dari air.

SRILA PRABHUPADA: Jadi jika Anda mampu menciptakan semacam api, maka kabut itu akan segera tersingkirkan; air dapat diusir oleh api. Namun hal itulah yang tidak mampu Anda lakukan. Jika Anda meledakkan sebuah bom, maka bom itu akan menghasilkan panas, dan semua kabut akan pergi jauh.

KARANDHARA: Hal itu mungkin merusakkan seluruh kota.

SRILA PRABHUPADA: Semua orang tahu bahwa api dapat meniadakan air, namun Anda tidak dapat mengusir kabut itu tanpa menewaskan orang atau menghancurkan harta benda. Tapi, melalui cara alam, begitu matahari terbit, kabut itu menyingkir. Kekuatan matahari lebih besar daripada kekuatan Anda. Oleh karena itu, Anda harus menerima bahwa kekuatan yang melampaui pikiran itu ada.

Tanda-Tanda Adanya Tuhan

 

SRILA PRABHUPADA: Tanpa menerima prinsip kekuatan yang melampaui pikiran tersebut, maka tak seorang pun dapat mengerti Tuhan. Tuhan tidaklah begitu murahan sehingga yang namanya saja yogdapat menjadi Tuhan. Tuhan-tuhan palsu semacam itu dimaksudkan bagi orang-orang kurang ajar orang bodoh. Orang cerdas akan menguji apakah orang tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa. Kita menerima Krishna sebagai Tuhan sebab Krishna telah menunjukkan kekuatan-Nya yang luar biasa. Ketika masih seorang anak kecil, Krishna mengangkat sebuah bukit besar. Dan Śrī Rāma, satu inkarnasi Krishna , membangun sebuah jembatan tanpa tiang dengan cara mengapungkan batu-batu di atas air. Jadi, orang hendaknya jangan menerima Tuhan secara murahan. Dewasa ini, orang kurang ajar berkeliling dan berkata, “Aku adalah inkarnasi Tuhan,” dan orang kurang ajar lain menerimanya. Namun Śrī Rāma dan Śrī Krishna benar-benar menunjukkan kekuatan luar biasa. Kadang orang-orang mengatakan bahwa uraian tentang berbagai kegiatan Mereka hanyalah kisah-kisah atau mitos belaka. Namun yang menyusun sastra-sastra tersebut adalah Valmiki, Vyasadevaa dan para ācārya lainnya, yang semua adalah resi-resi agung dan berpengetahuan tinggi. Mengapa resi-resi agung ini bersedia membuang-buang waktu untuk menulis mitos? Hal itu tidak pernah mereka katakan sebagai mitologi. Mereka memperlakukan kejadian-kejadian tersebut sebagai fakta-fakta aktual. Sebagai contoh, di dalam Skanda Sepuluh Bhagavata purana, Vyasadevaa menceritakan terjadinya kebakaran hutan di Vrindavan. Semua teman gembala Krishna menjadi gelisah dan mengharapkan pertolongan Krishna . Krishna benar-benar menelan seluruh kobaran api tersebut. Itulah kekuatan mistik yang luar biasa. Itulah Tuhan. Karena kita adalah sampel-sampel kecil dari Tuhan atau Krishna , maka kita juga memiliki kekuatan mistik yang melampaui pikiran di dalam badan-badan kita—namun hanya dalam kuantitas yang teramat kecil.

 

Pengetahuan Ilmiah Berasal Dari Krishna

 

KARAKANTI: Para dokter kagum akan rumitnya susunan otak manusia.

SRILA PRABHUPADA: Ya, namun yang membuat badan menjadi aktif bukanlah otak; yang mengaktifkan badan adalah sang roh. Apakah sebuah komputer akan bekerja dengan sendirinya? Tidak, manusia yang mengaktifkannya. Ia menekan tombol; kemudian sesuatu terjadi. Kalau tidak demikian, apalah nilainya mesin itu? Anda dapat menyimpan mesin itu selama ribuan tahun, tapi ia tidak akan berfungsi sampai seorang manusia datang menekan tombol. Jadi siapa yang sebenarnya sedang bekerja, mesin atau manusia? Demikian pula, otak manusia juga sebuah mesin, dan ia bekerja di bawah arahan Paramatma, perbanyakan Tuhan yang ada di dalam hati setiap makhluk.

Para ilmuwan hendaknya menerima Tuhan dan kekuatan gaib-Nya. Jika mereka menolak hal itu, mereka harus dipandang sebagai orang bodoh. Berdasarkan pengetahuan spiritual, kita siap bersilang pendapat dengan banyak ilmuwan dan filsuf besar secara langsung. Pada hari lain, Anda membawa seorang ahli kimia, dan saya mengatakan kepadanya, “Anda orang bodoh.” Tapi dia tidak marah. Dia mengakuinya, dan saya mengalahkan semua argumennya. Mungkin Anda masih ingat.

DR. SINGH: Ya. Sebenarnya, dia mengakui bahwa mungkin Krishna tidak memberinya semua langkah prosedural yang diperlukan untuk melakukan eksperimen-eksperimennya.

SRILA PRABHUPADA: Dia menentang Krishna, jadi mengapa Krishna harus memberi dia kemudahan-kemudahan? Jika Anda menentang Krishna dan Anda menginginkan penghargaan tanpa Krishna, maka Anda akan mengalami kegagalan. Pertama-tama Anda harus tunduk, dan kemudian Krishna akan memberi Anda semua kemudahan. Kita siap berdebat dengan ilmuwan atau filsuf manapun. Bagaimana bisa?  Atas dasar kekuatan Krishna . Saya tahu bahwa apabila saya berbicara dengan mereka, Krishna akan memberi saya kecerdasan yang diperlukan untuk mengalahkan mereka. Kalau tidak demikian, dari sudut pandang ilmiah, mereka lebih memenuhi syarat daripada kita. Kita ini orang awam di hadapan mereka. Namun kita mengenal Krishna , dan Krishna mengetahui segalanya. Karena itu, kita sanggup mendebat ilmuwan manapun, seperti halnya seorang anak kecil tidak takut kepada seorang pria dewasa karena dia merasa, “Ayah saya di sini.” Dia mengepit tangan ayahnya, yang membuatnya yakin bahwa tak seorang pun bisa mengganggunya.

DR. SINGH: Apakah kehidupan manusia menjadi sia-sia bagi mereka yang tidak berusaha untuk mengerti kesadaran Krishna ?

SRILA PRABHUPADA: Ya. Orang-orang yang tidak berusaha mengerti hubungan mereka dengan Tuhan benar-benar mati seperti binatang—seperti kucing dan anjing. Mereka lahir, makan, tidur, menghasilkan anak lalu mati. Inilah hakikat kehidupan mereka. Orang-orang kurang ajar ini berpikir, “Diriku adalah badan ini.” Mereka tidak memiliki informasi tentang atmaAtmaberarti sang diri, atau roh individu. Bhagavata Puranadan Bhagavad-gita memberikan kepada kita pengetahuan tentang atma, tapi orang-orang tidak mengetahui hal ini.

Orang-orang tidak menyadari pengetahuan yang ada di dalam Veda yang disediakan untuk masyarakat manusia. Sebagai contoh, kitab-kitab Veda memberitahukan kepada kita bahwa kotoran sapi bersifat suci. Khususnya di Amerika, orang membawa anjing-anjing mereka ke jalan dan anjing-anjing itu buang kotoran. Tentu saja kotoran anjing sama sekali tidak suci—kuman-kuman berkembang pesat di dalamnya. Tetapi orang-orang begitu bodoh hingga mereka tidak memperhatikan hal ini; justru sebaliknya, mereka menebar kotoran anjing di mana-mana. Tapi tidak secuil pun kotoran sapi terlihat di sini, padahal kitab-kitab Veda mengatakan bahwa kotoran sapi itu suci. Di sini ada sebuah papan peringatan bertuliskan: “Menyampah adalah melanggar hukum.” Namun kotoran anjing dibiarkan. Lihatlah betapa tololnya orang-orang itu. Menjatuhkan selembar kertas di atas rumput dianggap pelanggaran, tetapi anjing diperkenankan buang kotoran di situ. Pemerintah melarang Anda membawa sebiji mangga dari negara lain; tetapi mereka membolehkan anjing Anda menebar kotorannya di mana-mana, walau kotoran anjing itu penuh kuman yang bisa menularkan penyakit.

 

Program Ruang Angkasa:

Pemborosan Waktu dan Uang yang Kekanak-Kanakan

 

DR. SINGH: Ketika para astronot datang ke bulan lalu kembali ke bumi lagi, para ilmuwan dalam program ruang angkasa tersebut sangat berhati-hati. Mereka berpikir bahwa para astronot mungkin membawa beberapa kuman baru yang belum dikenal, karena itu mereka menempatkan para astronotnya di dalam karantina selama beberapa hari untuk memastikan bahwa—

SRILA PRABHUPADA: Enam belas tahun yang lalu, ketika saya menulis Easy Journey to Other Planets (Perjalanan Mudah ke Planet-Planet Lain), saya mengatakan bahwa para ilmuwan itu kekanak-kanakan dalam upaya mereka menjelajahi angkasa luar dan mereka tidak akan pernah berhasil. Bertahun-tahun kemudian, ketika saya berkunjung ke San Francisco, seorang reporter bertanya kepada saya, “Apa pendapat Anda tentang ekspedisi bulan?” Saya katakan kepadanya, “Hal itu hanyalah usaha yang membuang-buang waktu dan uang; itu saja.”

KARAKANTI: Belakangan ini program luar angkasa tersebut mengalami kegagalan yang lain lagi.

SRILA PRABHUPADA: Itu selalu terjadi. Apa itu?

KARAKANTI: Mereka meluncurkan sebuah pesawat luar angkasa ke orbit bumi dan bertindak sebagai semacam pos angkasa terdepan, namun gagal. Pesawat luar angkasa tersebut bernilai dua milyar dolar.

SRILA PRABHUPADA: Mengapa mereka menghamburkan uang dan waktu dengan cara demikian?

KARAKANTI: Mereka dikecam di surat-surat kabar.

SRILA PRABHUPADA: Mereka benar-benar orang bodoh yang kekanak-kanakan. Apa yang telah mereka raih di masa lalu—berapa tahun? Selama berapa tahun mereka berjuang untuk pergi ke bulan?

DR. SINGH: Lebih dari sepuluh tahun. Rusia mulai tahun 1957 dengan Sputnik mereka.

SRILA PRABHUPADA: Namun mereka telah berusaha selama bertahun-tahun sebelum itu. Katakan saja mereka telah berusaha selama duapuluh lima tahun. Mereka tidak memperoleh manfaat apa-apa selain debu, tetapi mereka masih tetap berusaha. Sungguh keras kepala! Program luar angkasa tidak akan pernah berhasil.

DR. SINGH: Mereka mengatakan bahwa di masa depan mereka akan pergi ke permukaan Mars.

SRILA PRABHUPADA: Mereka semua sedang menjadi “manusia-manusia besar” dengan pernyataan-peryataan mereka tentang masa depan.

DR. SINGH: Mereka mengatakan bahwa hal itu akan terjadi sekitar sepuluh tahun lagi.

SRILA PRABHUPADA: Jadi bagaimana jika mereka mengatakan satu tahun? Mereka boleh mengatakan sepuluh atau satu tahun, namun kita tidak menerima rencana-rencana semacam itu. Kita ingin melihat apa yang sedang mereka lakukan sekarang.

DR. SINGH: Mereka sedang mengembangkan teknologi dengan menggunakan model-model ukuran kecil.

SRILA PRABHUPADA: Mereka benar-benar kekanak-kanakan. Pada masa kanak-kanak saya biasa melihat mobil trem berjalan di atas rel. Pernah saya berpikir, “Saya akan mengambil sebuah tongkat dan menyentuhkannya pada kabel itu dan saya juga akan berjalan di atas rel tersebut. Para ilmuwan, beserta semua rencana mereka, persis seperti tingkah yang kekanak-kanakan itu. Mereka menghabiskan begitu banyak waktu dan uang, namun apa tujuan mereka?  Upaya mereka sia-sia karena mereka tidak benar-benar mengetahui tujuan kehidupan. Para ilmuwan sedang menghamburkan uang dalam jumlah yang sangat banyak, dan para politisi mendanai mereka, namun hasilnya tidak ada sama sekali. Mereka seperti seorang dokter yang tidak mengerti suatu penyakit tertentu, tapi tetap mengatakan kepada pasiennya, “Baiklah, pertama cobalah pil ini, dan jika tidak berhasil, cobalah pil yang ini.” Dokter itu tidak akan pernah mengakui bahwa dia tidak mengetahui obat penyakit tersebut. Para ilmuwan hanyalah sedang membual dan melakukan penipuan. Mereka tidak dapat menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang sebenarnya—kelahiran, kematian, usia tua dan penyakit—dan oleh karena itu semua program mereka sedang terjadi pada tingkatan ilusif, yang di dalam bahasa Sanskerta disebut akasa-puspa. Aka-puspa berarti “sekuntum bunga dari langit.” Seluruh upaya mereka untuk mengetahui kebenaran dengan menjelajahi angkasa luar itu seperti sedang berusaha memetik sekuntum bunga dari langit.

Satu contoh lagi, para ilmuwan bertindak seperti bebek-bebek dungu. Di India kadang kita bisa melihat seekor bebek sedang mengikuti seekor sapi jantan seharian penuh. Si bebek sedang berpikir bahwa biji kemaluan sapi jantan tersebut adalah seekor ikan. Di India hal ini merupakan pemandangan umum. Sapi jantan itu berjalan, dan si bebek seharian membuntuti, memandangi ikan besar itu dan berpikir, “Ia akan jatuh, dan aku akan memakannya.”

 Sumber: Life come from life

Translate »