Sebagaimana halnya eksistensi Tuhan, teka-teki alam semesta merupakan salah satu menu wajib yang umumnya selalu berusaha dijawab oleh setiap agama. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua kitab suci di dunia membahas mengenai bagaimana alam semesta ini terbentuk, kenapa manusia itu ada dan kemana akhir dari keberadaannya.

Pada tulisan-tulisan sebelumnya, kita sudah membahas Panjang lebar mengenai bagaimana konsep penciptaan alam semesta menurut Veda, bagaimana konsep alam semesta dan juga beserta susunan pemerintahannya. Pada tulisan yang lain kita juga telah membandingkan konsep penciptaan dan susunan alam semesta Veda dengan konsep-konsep yang dikemukakan oleh beberapa agama yang lain. Sesuai dengan tulisan tersebut yang sejatinya juga didasarkan pada kutipan ayat-ayat terkait menyimpulkan bahwa sudut pandang penciptaan dan konsepsi alam semesta alam semesta menurut Veda dan agama lain sangatlah berbeda. Pada konsep penciptaan rumpun agama Abarahamik (Yahudi, Kristen dan Islam) lebih condong menyebutkan penciptaan pada lingkup langit dan bumi. Sehingga tidaklah mengherankan jika ayat-ayat yang kita temukan mengenai penciptaan tidak akan berbicara secara lebih jauh mengenai keberadaan planet-planet yang lain, apa lagi alam semesta yang lain. Beberapa dekade terakhir, pemikir-pemikir Kristen dan Islam berusaha mengaitkan penggalan kata ayat-ayat yang menyatakan “terjadilah terang”, dan sejenisnya menjurus ke konsep penciptaan Big Bang. Namun demikian, tetap saja tidak ada bukti ayat yang bisa menggambarkan konsepsi utuh alam semesta selengkap yang disampaikan dalam kitab suci Veda.

Sebagaimana sudah beberapa kali saya jabarkan dalam tulisan-tulisan sebelumnya. Penciptaan alam semesta menurut Veda dimulai dengan konversi energi menjadi materi yang dikatakan tercipta melalui pori-pori Maha Visnu. Dikatakan bahwa dari 1 pori-pori Maha Visnu muncul 1 buah gelembung alam semesta. Konsep penciptaan ini dapat dikatakan sebagai “White Hole”. Sehingga dengan demikian, dapat dibayangkan bahwa menurut Veda Maha Visnu memiliki jutaan pori-pori yang berarti alam semesta yang muncul dari fenomena White Hole juga berjumlah jutaan. Selanjutnya Visnu dikatakan muncul dalam setiap alam semesta yang ada dan dari pusar-Nya muncul perwujudan yang menyerupai bunga Padma. Brahma sebagai makhluk hidup pertama dikatakan muncul di atas kelopak bunga Padma tersebut. Selanjutnya Brahma memiliki tugas untuk menciptakan 8.400.000 jenis kehidupan yang akan menghiasi sejumlah tata surya dan planet yang ada dalam alam semesta yang dia kuasai. Di alam semesta yang lain juga terdapat Visnu-Visnu yang lain dan Brahma-Brahma yang lain yang juga menciptakan sejumlah sistem kehidupan yang berbeda dan mungkin juga memiliki kemiripan.

Veda mengatakan bahwa penciptaan dan kiamat datang setiap waktu tetapi dalam lingkup yang berbeda. Lingkup terbesar dimulai dari penciptaan dan kiamat alam semesta yang bersandar pada Maha Visnu. Lingkup yang lebih sempit lagi adalah tata surya dan planet yang ada dalam satu alam semesta yang bersandar pada Visnu. Selanjutnya lingkup yang lebih kecil adalah lahir dan matinya makhluk hidup, sel-sel dan juga atom. Pada tataran peleburan alam semesta dikatakan bahwa pada saat suatu alam semesta mengalami peleburan, maka alam semesta itu akan tertarik kembali ke pori-pori Maha Visnu yang menyebabkan materi kembali berubah menjadi energi. Konsep ini dapat dikatakan sama dengan konsep Black Hole dalam istilah modern.

Selanjutnya jika anda tertarik membaca lebih mendalam mengenai konsep-konsep alam semesta menurut Veda, dapat dibaca pada artikel “Konsep Penciptaan Alam Semesta menurut Veda“, “Black Hole & White Hole“, “Referensi Kitab Suci Mengenai Umur Alam Semesta“, “Black hole dan White hole dipandang dari teori relativitas umum. Perbandingan“, “Menepis Teori Big Bang” dan juga “Astronomi Veda“. Sedangkan konsep penciptaan masing-masing agama juga salah satunya dapat dibaca di artikel pada link ini.

Secara global, susunan alam semesta Veda dapat digambarkan sebagaimana ilustrasi pada gambar di bawah. Gambar tersebut memang hanya merupakan ilustrasi dan tentu saja tidak dapat menggambarkan secara utuh mengenai beberapa hal, termasuk batas alam material dan spiritual, ukuran masing-masing alam semesta dan sebagainya. Namun demikian, dari gambar tersebut kita dapat memahami bahwa konsep Veda menyebutkan bahwa alam semesta ada banyak, berupa gelembung, dst.

Uniknya, meski konsep ini sudah ditulis sejak ribuan tahun yang lalu, namun secara perlahan tetapi pasti semuanya mulai terungkap. Konsepsi Veda tidak pernah mendukung teori penciptaan Big Bang sebagaimana yang dipahami di awal teori tersebut muncul. Veda membenarkan bahwa alam semesta berkembang meluas secara cepat setelah tercipta dari White Hole dan suatu saat akan menyusut kembali masuk dan musnah ke dalam Black Hole. Secara mengejutkan saat ini bukti bahwa Lubang Hitam, atau Black Hole sebagai salah satu penyebab kiamat sebuah alam semesta sudah sukses dihitung secara teoretis dan juga keberadaannya terungkap melalui pengamatan astronomis. Tidak hanya sampai di sana, ilmuwan terkemuka di jaman modern, Stephen Hawking pada akhirnya juga mengeluarkan teori yang sangat mendukung konsepsi alam semesta menurut Veda, yaitu keberadaan banyak alam semesta, atau multiverse. Teori tersebut dia tulisan sesaat sebelum ajal menjemputnya. Dengan bantuan rekannya, Thomas Hertog akhirnya teori tersebut sukses diwujudkan dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam journal Springer dengan judul “A smooth exit from eternal inflation?”.

Melalui artikel mereka tersebut Stephen Howking dan Thomas Hertog menjelaskan bahwa alam semesta berkembang meluas secara sangat cepat akibat dari faktor yang disebut sebagai inflasi abadi. Pada suatu area dimana inflasi terhenti, maka muncullah alam semesta yang memunculkan keberadaan bintang dan planet yang memungkinkan kehidupan. Sedangkan di sisi lain inflasi tetap terjadi dan akan membentuk alam semesta yang lain. Melalui konsep ini dikatakan bahwa alam semesta akan muncul ibarat gelembung-gelembung yang akan memisahkannya dari satu gelembung dengan gelembung yang lain. Dengan kata lain, masing-masing gelembung akan membentuk satu alam semesta yang berbeda. Teori mereka ini muncul dari konsep teori string matematika yang nyatanya akan sangat sulit dibuktikan secara eksperimental. Namun demikian, Thomas Hertog mengatakan bahwa teori mereka mungkin dapat diuji melalui penyelidikan gelombang gravitasi dalam skala yang lebih kecil.

Kalau kita perhatikan secara menyeluruh artikel terakhir Stephen Hawking tersebut, sejatinya tidak sama persis seperti konsep penciptaan Veda. Salah satu pembedanya adalah titik awal munculnya gelembung tersebut. Teori Stephen Hawking dan Thomas Hertog seolah-olah menyatakan bahwa munculnya banyak gelembung alam semesta berasal dari 1 titik. Sedangkan konsepsi Veda menyatakan bahwa masing-masing alam semesta muncul dari 1 White Hole. Terlepas dari perbedaan tersebut, setidaknya konsep bahwa di alam material ini terdapat banyak alam semesta sudah mulai terungkap. Dan mungkin suatu saat nanti entah Anda atau ilmuwan lain mungkin juga akan mampu mengungkap keberadaan White Hole sehingga menyempurnakan pemahaman terhadap keberadaan Alam semesta.

Jika Anda pernah membaca kitab-kitab dari agama lain, terutamanya diluar kitab-kitab agama Timur yang rata-rata memiliki akar pada Veda, maka Anda akan dapat merasakan perbedaan konsep kebenaran yang sangat kentara di dalamnya. Hanya kitab Veda dan turunannya yang dapat menjelaskan keberadaan alam semesta secara gamblang dan sejalan dengan konsepsi ilmiah yang ada. Karena itu, banggalah menjadi Hindu. Kita berada dalam bahtera yang sangat tepat.

 

Om Tat Sat

Translate »