John Maynard Smith dengan enteng berkata, “Badan jasmani adalah mesin yang tersusun dari molekul-molekul materi”. Pernyataan ini juga di dukung oleh Erwin Schrodinger dan Niel Bohr yang dengan yakinnya berkata; “Kehidupan bisa dijelaskan dengan  ilmu fisika”. Bahkan James Watson dan Francis Crick penemu rantai kromosom berkesimpulan bahwa “Kehidupan adalah produk senyawa kimiawi”.

Perkembangan penemuan yang pesat di abad ke-19 dan dengan didukung oleh ketidakpercayaan ilmuan barat terhadap kitab sucinya cenderung membawa mereka pada kesimpulan bahwa terbentuknya kehidupan hanyalah sebuah permainan probabilistik. Semua kehidupan tersusun dari materi-materi sederhana yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Bahkan beberapa ilmuan berpandangan bahwa Tuhan ada karena manusia ada. Tuhan hanyalah ciptaan imajiner dari manusia sebagai kambing hitam atas ketidakmampuannya dalam menjelaskan sesuatu.

Benarkah semua mahluk hidup hanya merupakan susunan materi? Benarkah tidak ada Tuhan yang menciptakan mahluk hidup?

Badan setiap mahluk hidup tersusun dari berbagai jenis atom. Beberapa atom yang terdapat dalam komposisi yang cukup besar antara lain atom karbon ( C ), Hidrogen (H), Oksigen (O), Fosfor (P), Nitrogen (N), Kalium (K), Kalsium (Ca) dan lain sebagainya. Atom-atom ini membentuk persenyawaan-persenyawaan tertentu dan setiap persenyawaan membentuk fungsi-fungsi sel yang merupakan satuan hidup terkecil dalam mahluk hidup. Beberapa persenyawaan itu antara lain Lipid, Protein, Deoxyribo  Nucleic Acid (DNA), Ribo Nucleic Acid (RNA), Hormon, Enzim dan lain sebagainya.

Deoxyribo  Nucleic Acid (DNA) yang ditemukan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1950-an diyakini merupakan pembawa pengatur utama kegiatan sel dan juga membawa sifat mahluk hidup untuk diwariskan ke generasi berikutnya. Tetapi, ternyata DNA hanyalah pembawa informasi tentang sifat fisik, bukan penyebab kehidupan. Meskipun sudah banyak penelitian telah dilakukan dengan cara mensintesis berbagai macam atom kedalam suatu senyawa dan kemudian disentesis lagi membentuk enzime, rantai DNA dan juga berhasil membentuk sel yang tersusun dari atom-atom yang sangat komplek, namun tetap saja belum ada ilmuan yang sukses menciptakan kehidupan atau menghidupkan sel hasil sintesis tersebut, meski hanya berupa bentuk kehidupan yang paling sederhana sekalipun seperti virus.

Jaques Monod berpendapat bahwa segala sesuatu bekerja berdasarkan pada prinsip probabilitas dan semuanya adalah kebetulan. Alam semesta ini terwujud karena kebetulan, mahluk hidup tercipta dari primordial soup adalah karena kebetulan. Dan menurutnya jika ilmuan diberikan kesempatan yang lama untuk melakukan percobaan, maka suatu saat akan terjadi proses kebetulan tersebut sehingga dapat menciptakan mahluk hidup dari sintesa materi. Namun, sampai saat ini sudah lebih dari 2 abab lamanya penelitian untuk menciptakan mahluk hidup dari benda mati dilakukan dan sama sekali belum menemukan titik terang apapun.

Bagaimana molekul-molekul yang sangat banyak dan komplek tersebut mengatur diri sehingga membentuk sel dan sel membentuk jaringan, jaringan membentuk sistem organ, sistem organ membentuk organ dan akhirnya organ membentuk mahluk hidup yang sempurna masih merupakan misteri yang sangat gelap. Tidak ada teori fisika, kimia ataupun biologi yang mampu menjelaskan hal ini.

Pada tahun 1953 Stanley Miller melakukan experiment untuk membuktikan bahwa senyawa kimiawi mampu menghasilkan unsur-unsur materi yang diperlukan untuk melahirkan organisme atau sel hidup. Di akhir minggu, dalam tabung percoba annya Miller menemukan 3 dari 20 jenis asam amino, bahan dasar protein. Hasil percobaannya ini hanyalah berupa molekul-molekul tidak hidup.

Banyak pakar tidak setuju dengan experiment Miller ini berdasarkan alasan berikut;

  1. Kondisi atmosfer Bumi purba tidak sama dengan mekanisme percobaan. Mekanisme cold-trap, mendinginkan dengan mengisolasi asam-asam amino dari lingkungannya segera setelah terbentuk, tidak terjadi di jaman purba.
  2. Pada tahun 1980-an para ilmuwan sepakat bahwa atmosfer Bumi pada jaman purba pada umumnya terdiri dari nitrogen (N) dan Karbon dioksida (CO2), bukan metan dan amonia seperti  dalam  experiment yang dilakukan oleh Miller.
  3. Atmosfer Bumi purba mengandung cukup banyak  oksigen (O) yang menghancurkan semua jenis asam amino yang terbentuk. Fakta  ini diketahui dari sisa-sisa besi dan uranium yang teroksidasi dalam bebatuan yang diperkirakan berusia 3,5 milyar tahun.

Pada akhir experimentnya terbentuk banyak asam organik yang  merusak struktur dan fungsi makhluk hidup. Juga terbentuk banyak asam amino dextro yang tidak bermanfaat dalam pembentukan sel  makhluk  hidup.

Meskipun experiment Miller pada dasarnya tidak membuktikan apapun tentang terbentuknya organisme hidup, namun ia  dipublikasikan seolah-olah telah berhasil menciptakan kehidupan dari materi.

Dalam experimentnya Fox menghasilkan unsur materi yang  dia sebut protenoid atau protocell. kombinasi asam-asam amino yang tersusun secara acak. Ini adalah zat kimia yang tidak bermanfaat buat kehidupan.

Experiment Fox tidak mendapat tanggapan positip, sebab protenoid yang dihasilkan tidak mungkin terbentuk dalam kondisi alamiah. Dan protein sebagai basis kehidupan tetap tidak dapat diproduksi melalui experiment seperti ini.

Perbedaan antara protein dengan protenoid sama dengan perbedaan antara alat berteknologi canggih dengan setumpuk bahan mentah yang belum diolah.

DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) adalah molekul asam nukleat yang  di temukan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1955 terdapat  dalam inti (nucleus) setiap sel dari ratusan trilyun sel dalam tubuh setiap orang. Sebagaimana telah dikatakan didepan, pada DNA terkandung gen yang menentukan sifat-sifat dan wujud pisik makhluk hidup.

Informasi dalam DNA be-rupa kode genetika me-liputi  informasi  desain 260 tulang, 600 otot jaringan, 10.000 otot pendengaran, 2  juta saraf  penglihatan, 100 milyar sel saraf, 130 milyar meter pembuluh darah dan sekitar 100 trillyun sel tubuh.

Dalam tubuh setiap orang terdapat sekitar 200 ribu gen. Satu molekul protein ber-ukuran sedang bisa terdiri dari sekitar 300 asam amino. DNA yang mengatur protein ini bisa memiliki 1.000 nucleida pada rantainya. Oleh karena terdapat 4 macam nucleida pada  satu  rantai  DNA, maka satu rantai DNA bisa tersusun dalam 4 atau 10 bentuk.

RNA (Ribo Nucleic Acid) adalah jenis molekul asam nukleat lain yang mengandung  informasi tentang struktur protein. Bagaimana  molekul DNA dan RNA ter-bentuk sehingga keduanya bisa menjadi semacam “Bank Data” bagi tubuh, belum bisa dijelaskan alias masih merupakan misteri.

Perobahan DNA menjadi RNA dan RNA menjadi protein  terlaksana menurut tahap-tahap aturan amat terkendali sehingga semua jenis molekul pembentuk sel tetap ber-fungsi dan berhubungan secara harmonis antara satu dengan yang lain.  Fakta inipun masih menjadi misteri.

Yang jelas, DNA bukanlah molekul sadar sumber kehidupan dan menyebabkan tubuh hidup. Ia hanyalah semacam sarana pembawa dan penyimpan data tentang tubuh. Sama sekali tidak lebih dari itu.

Pada abad ke-19 sel hanya dianggap sebagai “A bag of chemical element”, sekumpulan unsur-unsur kimia. Dikatakan ia terbentuk dari proses tarik menarik yang melahirkan kemampuan “mengatur diri” diantara molekul-molekul pembentuknya.

Tetapi kini, dengan menggunakan mikroskop elektron diketahui bahwa se buah sel adalah struktur molekul-molekul yang amat rumit  alias  komplek.

Struktur satu sel tidak kurang komplek dari satu kota metropolitan. Ia memiliki prosedur operasional, sistem transport dan komunikasi, sistem management dan saluran irigasi, sistem pembangkit tenaga, pabrik-pabrik enzim, hormon, vitamin, Bank data dan sebagainya.

Dibawah ini adalah gambar struktur sel dan bagian-bagiannya.

    1. Ribosom menghasilkan molekul protein sesuai dengan kode informasi dalam RNA. Ribosom memiliki struktur rumit.
    1. Endoplasmic reticulum terdiri dari banyak membran rumits dan membentuk ruangn guna memadukan dan mengangkut senyawa yang dihasilkan oleh sel.
    1. Nucleus mengandung DNA dan padanya terkode ciri dan sifat turunan. Ia memuat perintah operasional sel dan kelangsungan hidup sel.
    2. Nucleolus adalah pabrik untuk memproduksi sebagian ribosom.
    1. Microtubules adalah ruangan kerja rumit yang memberi bentuk pada sel dan memungkinkan sel secara sistematik bergerak dan berobah wujud.
    1. Cilia, struktur berbentuk cemeti untuk berenang  yang bergerak sesuai maju-mundurnya batang- batang yang ada didalamnya.
    2. Lysosome mengandung enzim yang menghancurkan materi-materi tak berguna dalam sel.
    1. Chloroplast adalah pabrik  kimiawi  rumit  yang melaksanakan proses potosintetis yakni menyimpan tenaga surya dalam wujud molekul-melokul gula.
    1. Membran seluler dilengkapi dengan banyak molekul protein rumit yang mengatur keluar-masuknya molekul dari dan kedalam sel. Ia bertindak sebagai sensor yang memberitahu sel tentang kondisi di luar.
  1. Mitochondria adalah pabrik kimiawi yang menghasilkan energi bagi sell dengan melebur molekul-molekul yang jadi makanan.

Sel akan hidup terus bila kerjasama diantara molekul-molekul pembentuknya berlangsung harmonis. Jika satu saja dari molekul pembentuknya tidak berfungsi, sel akan mati.

Pembentukan sel adalah proses yang amat rumit dan belum bisa dijelaskan dengan standar ilmu kimia molekuler masa kini. Tidak satu pun molekul protein (dari ribuan molekul protein komplek pembangun sel) bisa terbentuk dalam kondisi alamiah.

Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari unsur-unsur asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu dengan jumlah dan struktur tertentu.

Molekul protein yang paling sederhana terdiri dari  50  unsur asam amino. Beberapa molekul protein terdiri dari ribuan  unsur  asam amino. Ketiadaan, penambahan atau pengurangan satu saja unsur asam amino pada satu struktur molekul protein, dapat menyebabkan protein tersebut. menjadi gumpalan molekul tak berguna dan sel jadi mati.

Seluruh asam amino pembentuk sel harus tergolong asam amino levo. Jika ada satu saja asam amino dextro terikat pada satu  struktur  molekul protein, maka molekul protein tsb. tidak bisa berfungsi. Proses bagaimana molekul protein mampu memilih hanya asam amino levo, belum diketahui secara pasti.

Unsur-unsur asam amino yang memiliki lebih dari satu lengan, harus saling terikat melalui cabang tertentu. Ikatan seperti ini disebut ikatan peptida. Jika tidak ada ikatan seperti ini, molekul protein tidak bisa ter-bentuk.

Berdasarkan persyaratan tersebut diatas yaitu;

a. Semua asam amino harus  tersusun dalam urutan, jumlah dan struktur yang betul.

b. Semua asam amino harus tergolong jenis levo. dan,

c. Semua asam amino harus  saling terkait dalam ikatan peptida.

Maka kita dapat menghitung probabilitas terbentuknya molekul protein secara “kebetulan” yang sangat sangat kecil. Ini berarti bahwa tidak ada kemungkinan kehidupan muncul secara kebetulan. Ini juga berarti bahwa hukum alam yang mengatur kehidupan secara mekanistik seperti yang dipahami oleh para sarjana duniawi, adalah kekeliruan. Dan proses evolusi berdasarkan mutasi fisik dan seleksi alam adalah khayalan. Dengan demikian, pendapat “Kehidupan berasal dari materi” adalah omong kosong.

Fakta lain yang menyanggah bahwa kehidupan  muncul dari senyawa kimiawi materi adalah hukum Thermodinamika ke-2 yang juga disebut hukum entropi. Hukum ini menyatakan bahwa pada kondisi normal semua sistem yang dibiarkan begitu saja cendrung menjadi tak teratur, lalu terurai  dan  akhirnya rusak seiring dengan perjalanan sang waktu. Dengan kata lain, segala benda hidup atau mati pada akhirnya akan aus, rusak, lapuk dan hancur.

Teori evolusi malah menyatakan sebaliknya. Dikatakan bahwa senyawa kimiawi awal (primordial chemical soup) yang terbentuk secara alamiah berkembang menjadi organisme-organisme hidup sesuai dengan hukum alam dan faktor kebetulan. Selanjutnya mereka berkembang lebih lanjut melalui proses evolusi dan menjadi beraneka-macam makhluk hidup.

Entropi adalah hukum alam yang amat nyata. Karena itu, evolusi adalah teori ciptaan manusia yang berpondasi khayalan.

Lalu, apa sebenarnya di balik semua badan material yang hidup ini?

Sekarang mari kita renungkan diri kita, siapakah sebenarnya kita ini? Tanpa sadar kita sering berkata, ini tangan saya, ini kepala saya, ini badan saya, terus “saya” itu sendiri siapa? Sering juga orang mengatakan “ dia telah pergi untuk selamanya” untuk menyebutkan orang yang meninggal. Padahal kenyataannya badannya masih tetap tergeletak tidak kemana-mana, terus siapakah “dia” yang telah pergi itu?

Penelitian tentang orang yang meninggal telah banyak dilakukan di dunia kedokteran. Para ilmuwan berusaha meneliti orang-orang yang hampir menemui ajalnya. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kandungan senyawa kimia seseorang sesaat sebelum meninggal dan setelah meninggal dan hasilnya ternyata sangat mengejutkan. Sama sekali tidak ada perbedaan perubahan senyawa kimia saat orang mengalami kematian. Kondisi kimiawi badan untuk orang yang meninggal secara normal sama dengan saat dia masih hidup. Karena hal inilah organ tubuh orang yang baru meninggal masih dapat dicangkokkan ke dalam badan orang yang lain yang masih hidup. Setidaknya dengan adanya penelitian ini menguatkan anggapan bahwa kehidupan tidak muncul dari interaksi kimiawi belaka, tetapi ada sesuatu di luar itu semua. Apakah itu?

Dalam Bhagavad Gita 2.17-25 disebutkan mengenai diri yang sejati, Atman yang memberi hidup bagi badan material ini yang memiliki sifat sebagai berikut;

“Ia yang tak termusnahkan (avinasi), abadi (avyayam), kekal (nityam), tak terhancurkan (anasinah), tak terukur secara material (aprameyam), tak terlahirkan (ajah) permanen (sasvatah), ada sejak dahulu kala (puranah), tak terlukai senjata apa- pun (na cindanti sastrani), tak terbakar oleh api (na dahati pavakah), tak terbasahi oleh air ( na kledayanti apah), tak terkeringkan oleh angin (na sosayati marutah), tidak bisa dipotong-potong/dipecah-pecah (acedyah), tidak bisa dibakar (adahyah), tidak larut kedalam air (akledyah), tidak terkeringkan (asosyah), bisa berada dimana saja (sarva-gatah), tidak pernah berobah (sthanuh), tak tergerakkan (acalah), selamanya sama (sanatanah), tak berwujud material (avyaktah) tak terpahami secara material (acintyah), tidak pernah berubah (avikaryah) dan tak bisa dibunuh (avadyah)”

Lebih lanjut dalam Svetasvatara Upanisad 5.9 disebutkan:

“Adapun ukuran sang Atman adalah 1/10.000 ujung rambut”

Oleh karena sifatnya yang luar biasa seperti inilah Atman dianggap sebagai sesuatu yang menakjubkan dan sulit dipahami. Sehingga mungkin hal yang sangat wajar jika penjelasan tentang Atman / roh ini tidak terdapat dalam kitab suci agama abrahamik seperti halnya di dalam Al-Quran yang malah dengan tegas dikatakan bahwa roh hanyalah rahasia Allah. Kenyataan ini ditegaskan oleh Sri Krishna dalam Bhagavad Gita 2.9.

Siapakah Atman yang memiliki sifat luar biasa dan menjadi sumber kehidupan ini? Dalam Bhagavad Gita 7.5, 9.10 dan dalam Visnu Purana 6.7.61 dijelaskan bahwa Atman adalah individu-individu yang kekal yang jumlahnya tidak terhingga, yang bersumber dari Tuhan dan juga merupakan tenaga dari beliau sendiri. Lebih lanjut dalam Bhagavad Gita 2.12, 2.16, 13.34, 13.21, 13.28, 15.7 dan 15.15 dijelaskan bahwa Atman turun ke dunia material ini, mendapatkan berbagai jenis badan material dan terbelenggu ke dalam penderitaan kelahiran berulang kali di dunia material ini karena keinginannya sendiri. Setiap Atman yang berasal dari dunia rohani bebas memilih salah satu dari 8.400.000 jenis badan kehidupan material yang disediakan oleh Tuhan untuk dapat menikmati alam material ini.

Ada yang memilih badan dewa, manusia, binatang, tumbuhan dan juga jasat renik. Setiap Atman mengalami sensasi kebahagian dan penderitaan dengan berinteraksi terhadap lingkungan material dengan menggunakan badan materialnya tersebut. Mungkin anda akan bertanya, kenapa Atman tidak memilih menjadi dewa atau manusia saja? Kenapa dia memilih menjadi babi atau sejenisnya yang menjijikkan? Kembali saya tegaskan, jangan menggunakan mindset anda untuk menilai orang/mahluk hidup lain. Anda bisa mengatakan kotoran menjijikkan, tapi babi yang suka memakan kotoran mengatakan kotoran itu sangat lezat! Karena setiap bentuk kehidupan punya standar kenikmatan dan penderitaan yang berbeda-beda.

Dengan Atman / mahluk hidup masuk kedalam alam material, maka dia akan terpengaruh oleh hukum sebab-akibat / karma phala dan juga punarbawa / reinkarnasi. Sang Atman akan berpindah dari badan satu ke badan yang lainnya sesuai dengan hasil perbuatannya. Ia dapat saja dilahirkan kembali ke dalam badan material yang sejenis, dilahirkan di alam yang berbeda atau malah dilahirkan dalam susunan alam yang lain. Bisa ke neraka, sorga, janaloka, satyaloka, bilasvarga atau yang lainnya.

Hal ini dijelaskan oleh Bhagavad gita 2.62-63 sebagai berikut;

“Sebabnya adalah karena dalam masa hidupnya sekarang ia hanya sibuk bekerja memuaskan indriya jasmaninya. Begitulah, dengan selalu memikirkan obyek-obyek indriya, ia menjadi melekat pada obyek-obyek indriya itu. Dari kemelekatannya  timbul nafsu, dan dari nafsu lahir kemarahan. Dari kemarahan timbul khayalan dan dari khayalan terjadi kebingungan.Ketika kebingungan menyelimuti ingatannya, kecerdasannya jadi lumpuh, sehingga sang jiva lahir lagi di dunia fana dengan menghuni badan material baru tertentu”

Kenapa mahluk hidup lupa akan penjelmaannya sebelumnya jika memang benar ada reinkarnasi? Bhagavad Gita 4.5 mengatakan “bahune me vyatitani … tani aham veda sarvani na tvam vetta parantapa”, Sang jiwa/Atman lupa akan semua kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukannya pada kehidupan sebelumnya, tapi Aku (Sri Krishna) tidak, karena sang jiwa menggantikan badan.

Untuk dapat keluar dari ikatan kelahiran dan kematian serta belenggu penderitaan dalam kehidupan material ini maka jiwa harus kembali ke dunia rohani, atau dikenal dengan istilah moksa. Hal ini dijelaskan dalam Bhagavad gita 3.9, 9.27-28 dan dilanjutkan dengan penjelasannya dalam Bhagavad Gita 3.30, 11.5, 12.6, 12.10, 18.45-46 dan 18.57 dengan cara melakukan pengabdian suci pada Tuhan dan melepaskan ikatan duniawi baik melalui Bhakti Yoga, Jnana Yoga, Karma Yoga maupun Raja Yoga yang didasarkan atas penyerahan diri pada Tuhan.

Translate »