Umat Kristen percaya bahwa sebelum Yesus disalib dan akhirnya meninggal setelah terlebih dahulu disiksa semalaman di gua di bawah tanah rumah Kayafas  dimana sampai saat ini di gua tersebut dipercaya masih terdapat bercak-bercak darah yang menempel di batu. Semua umat Kristen memiliki keyakinan dasar dimana Yesus bangkit dari kuburnya secara total (jiwa dan raganya). Hal ini juga ditulis dalam kitab Injil. Sewaktu para murid melihat kubur-Nya, mereka tidak melihat Ia yang sudah bangkit di situ. Mereka hanya menemukan kain kafan bekas membungkus jenazah Yesus. Nah, kain kafan ini katanya sekarang  disimpan di Cathedral Saint John the Baptist di Turin, Italia. Katanya diatas kain berukuran 4,4 m X 1,1 m ini terlihat pola tubuh manusia depan dan belakang. Nah, akhirnya para ahli sejarah dan kitab suci mencoba mencari tahu informasi yang terdapat dalam kain kafan yang dipercaya bekas membungkus Yesus tersebut.

Sampai sekarang tidak diketahui bagaimana awalnya sampai kain itu bisa ditemukan. Tetapi orang Eropa yang pertama kali memiliki kain itu adalah Geoffrey de Charny, seorang ksatria Perancis. Sejak diketahui banyak orang, kain itu telah melewati berbagai petualangan. Mulai dari diperjual belikan, dipindah dari kota ke kota, sampai terbakar pada tahun 1532 tapi selamat dengan hanya sedikit kerusakan. Akhirnya pada tahun 1578, Raja Immanuel Filibert dari Savoy memindahkan kain itu ke Turin. Kain itu sempat diragukan keasliannya sampai akhirnya menjadi kontroversi ketika seorang juru foto memotret kain itu pada tahun 1898.

Mereka yang meyakini kain kafan ini adalah kain kafan Yesus melakukan rekonstruksi guna menggambarkan bagaimana wujud fisik dan wajah Yesus sebenarnya. Dan hasilnya ternyata sangat mengejutkan, Yesus ternyata tidak setampan lukisan-lukisan yang dipercaya sebagai wajah Yesus saat ini. Dan tentunya jika kain kafan ini benar milik Yesus, maka umat Kristen selama ini sudah memuja sosok Yesus yang salah dan itu sama dengan memuja berhala.

Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa pada kain kafan itu terdapat banyak sekali bercak-bercak darah, bahkan uji laboratorium memastikan bahwa golongan darah yang terdapat dalam kain kafan itu adalah golongan darah AB.

Nah, pertanyaannya, jika memang benar kain kafan itu adalah kain kafan Yesus dan bercak darah itu juga adalah bercak darah Yesus, apakah itu berarti Tuhan memiliki golongan darah? Dan dengan demikian DNA Tuhan dapat direkam? Berarti sebentar lagi manusia akan bisa mensintesa DNA sehingga menjadi DNA Tuhan dengan harapan akan lahir Tuhan-Tuhan baru… 🙂

Okay, kita tinggalkan dulu kontroversi kain kafan ini sejenak dan beralih pada bagaimana Yesus dapat diimani sebagai Tuhan.

Menjelang 1 hari sebelum disalib, Yesus merasa sedih, takut dan gentar sebagaimana pernyataan yang disampaikan pada murid-muridnya dalam Martius, Markus dan Lukas. “Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.” Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” [Matius 26:37-38, Markus14:32-34]. “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. [Lukas 22:42-44]

Sekarang muncul pertanyaan lagi, apakah Tuhan yang katanya dikorbankan sebagai penebus dosa semua manusia bisa takut seperti ini? Bukankah menurut iman Kristen penyaliban ini adalah detik-detik penebusan dosa oleh Allah anak, Yesus?

Kontroversi Yesus tidak berhenti di sini. Setelah Kematian Yesus muncullah tokoh baru, yaitu Paulus yang pada akhirnya menyumbang ayat terbanyak dalam ayat-ayat Alkitab.

Pada tahun-tahun pertama setelah munculnya agama Kristen, beredarlah berrnacam-macam tulisan mengenai Yesus. Tulisan-tulisan itu tidak dianggap autentik dan Gereja memerintahkan supaya tulisan-tulisan itu disembunyikan. Inilah asal timbulnya kata: apokrif (Injil yang disembunyikan).

Lama sesudah surat-surat Paulus. Bukti-bukti tentang adanya lnjil-Injil baru terdapat pada pertengahan abad ke-2 M, yaitu 140 M, padahal banyak pengarang-pengarang Kristen dari permulaan abad II sudah mengetahui adanya surat-surat Paulus.

Pada pertengahan abad ke 2, Marcion menolak seluruh Perjanjian Lama dan tulisan-tulisan yang muncul setelah kematian Yesus yang berasal dari tradisi Yahudi Kristen. Marcion hanya mengakui tulisan-tulisan Paulus dan Injil Lukas. Gereja mengumumkan bahwa Marcion adalah murtad dan mengkanonkan surat-surat Paulus, Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes dan menambahnya dengan beberapa tulisan lagi seperti Kisah Para Rasul.

Daftar resmi kanon masih selalu berubah selama abad-abad pertama Masehi, kadang jadi apokrif, kadang resmi namun empat Injil empat selalu ada dalam daftar kanon Kristen. Hal itu berlangsung terus dari tahun 140(Marcion), akhir abad 2 (Ireneus), tahun 254(Origenes). tahun 337 (Eusebius), tahun 367(Athanasius) hingga hingga ditetapkan di konsili Hippione pada tahun 393 dan Konsili Carthage tahun 397 menemukann bentuk seperti saat ini yaitu 72 tahun setelah Konsili Nicea.

Manuskrip Injil yang komplit dan yang tertua ditulis pada abad IV. Dokumen-dokumen sebelum itu, papirus-papirus abad III, satu papirus yang mungkin berasal daripada abad II hanya mengandung fragmen-fragmen.

Dua manuskrip tua dari kulit adalah manuskrip Yunani dari abad IV. Dua manuskrip tersebut adalah: Codex Vatikanus, disimpan di Perpustakaan Vatikan dan Codex Sinaitikus yang terdapat di gunung Sinai sekarang disimpan di British Museum di London. Manuskrip ini mengandung dua tulisan apokrif.

Di Dunia ini ada 250 manuskrip kulit, dan yang paling akhir adalah dari abad XI. Namun copyan Perjanjian Barunya tidak sama, ada perbedaan-perbedaan penting, dan perbedaan itu banyak jumlahnya.

Perbedaan-perbedaan itu ada yang hanya mengenai perincian gramatika, kalimat, atau urut-urutan kata, tetapi ada juga perbedaan yang merubah arti seluruh paragraf.

Pembagian modern atas pasal-pasal dalam Alkitab dibuat oleh seorang Uskup Agung Canterbury di Inggris, sekitar tahun 1200 Masehi, dan ayat-ayatnya dibuat di Perancis tahun 1551.

Ada empat macam dokumen pokok yang merupakan sumber-sumber Injil:

  • Dokumen A berasal dari lingkungan Yahudi Kristen yang memberikan inspirasi kepada Matius dan Markus.
  • Dokumen B adalah reinterpretasi dokumen A yang dipakai dalam Gereja Pagan Kristen (Kafir-Kristen). Dokumen ini telah memberi inspirasi kepada semua penulis Injil, kecuali Matius.
  • Dokumen C telah memberi inspirasi kepada Markus, Lukas dan Yahya.
  • Dokumen Q merupakan bagian besar daripada sumber bersama yang dipakai oleh Matius dan Lukas.

Textum Receptum, adalah naskah Perjanjian Baru yang dipakai sekarang, dipelopori oleh misionaris Baptis, William Carey hingga kini sudah berusia tidak kurang dari 380 tahun.

Critical Text, merupakan kritik dari Textum Receptum. Orang pertama yang menerbitkan Perjanjian Baru edisi Critical Text adalah Karl Lachmann (1831), Samuel Prideaux Tregelles di Inggris (Tahun 1857), juga Constanstin Tischendorf, menemukan naskah Codex Sinaiticus, menerbitkan teks Perjanjian Baru Critical Text.

Sampai akhirnya Brooke Foss Westcott seorang Uskup gereja Anglikan dan Fenton John Anthony Hort, dosen dari Cambridge University menerbitkan Critical Text di tahun 1881 juga berdasarkan naskah yang ditemukan di Sinai (Sinaiticus) dan DOKUMEN B yang tersimpan di perpustakaan Vatikan.

Dari naskah Critical Text ini akhirnya muncul Perjanjian Baru versi English Revised Version=ERV (1881), American Standard Version=ASV (1901), New American Standard Version=NASV (1960), New English Version=NEV (1961), New International Version=NIV (1969).

Menurut Dr. D. A. Waite, hasil Critical Text dibandingkan dengan Textum Receptum, yang sudah dipakai lebih dari 300 tahun mencatat 5604 perbedaan di Perjanjian baru:

  • 1952 penghilangan (35%),
  • 467 penambahan (8%) dan
  • 3185 perubahan 57%.

Contoh: Kisah Para Rasul 8:37 tidak ada di dalam Critical Text, hanya ada di Textum Receptum. Critical Text Kisah Para Rasul 8:36-38

8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?”

8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.

Critical Text tidak ada ayat 37

[Sahut Filipus: “Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya: “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.”]

Artinya apa? Akitab sudah di ubah-ubah.

Terjemahan Ekumenik Bibel memberikan statistik ayat-ayat Injil sebagai berikut:

  • Ayat-ayat sama dalam tiga Injil Sinoptik adalah 330
  • Ayat-ayat sama dalam Injil Markus dan Matius adalah 178
  • Ayat-ayat sama dalam Injil Markus dan Lukas adalah 100
  • Ayat-ayat sama dalam Injil Matius dan Lukas adalah 230
  • Ayat-ayat yang khusus bagi tiap-tiap pengarang Injil adalah: 330 ayat untuk Matius, 53 untuk Markus dan 500 untuk Lukas.

Nah, selain itu ada hal yang menarik lagi yang mengisahkan akan Paulus, seorang yang menyumbang ayat terbanyak dalam Alkitab dan juga ayat-ayatnya banyak membatalkan ayat-ayat yang disampaikan oleh Yesus sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah artikel yang ditulis oleh seseorang yang menggunakan nickname dustapa.

Dikisahkan bahwa seiring dengan pertumbuhan jemaat tak bersunat, Paulus menemukan doktrin tersendiri untuk jemaat tak bersunat, lalu ia mengklaim dirinya rasul juga sebagaimana Petrus dan murid-murid rasul-rasul untuk jemaat bersunat, serta mengajak jemaat tak bersunat untuk berpisah dari kepemimpinan Petrus. Lalu siapakah yang benar-benar mengajarkan nama Yesus dan benar-benar bekerja untuk Yesus dari kedua jemaat yang pecah itu? Yang jelas tidak mungkin kedua-duanya bisa dibenarkan sekaligus.

Apa yang kita lihat kemudian adalah Paulus jelas-jelas melakukan perusakan nama baik murid-murid Yesus dengan menuduh mereka mengajarkan yesus lain, roh lain dan injil lain. Benarkah klaim Paulus ini? Siapakah yang sebenarnya mengajarkan yesus lain roh lain dan injil lain? Paulus juga menyebut murid-murid dengan sebutan rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Benarkah klaim Paulus ini? Siapakah sebenarnya yang merupakan rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus? Selain itu ia menyebut murid-murid dengan sebutan memperhambakan, menghisap, menguasai, angkuh, menampar jemaat. Benarkah klaim Paulus ini? Siapakah sebenarnya yang memperhambakan, menghisap, menguasai, angkuh, dan menampar jemaat?

Paulus merasa bahwa dirinya tidak kalah dalam hal pengetahuan dari murid-murid dan bahwa dirinya juga orang Ibrani, orang Israel dan keturunan Abraham tidak berbeda dari murid-murid. Agar supaya jemaat lebih mempercayai dirinya dari murid-murid.

Pernyataan Paulus pada 2Corintus 11:

4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. 5 Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu. 6 Jikalau aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan; sebab kami telah menyatakannya kepada kamu pada segala waktu dan di dalam segala hal.

13 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. 14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. 15 Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.

20 karena kamu sabar, jika orang memperhambakan kamu, jika orang menghisap kamu, jika orang menguasai kamu, jika orang berlaku angkuh terhadap kamu, jika orang menampar kamu.

22 Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham!
23 Apakah mereka pelayan Kristus? –aku berkata seperti orang gila–aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.

Tanda-tanda perpecahan antara Kefas (Petrus) dengan Paulus:

Galatia 2: 1 Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Tituspun kubawa juga. 2 Aku pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi–dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang–,supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha. 3 Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. 4 Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. 5 Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu. 6 Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu–bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka–bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku. 7 Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat 8 –karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. 9 Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; 10 hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya. 11 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. 12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. 13 Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. 14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: “Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”

Versi Kisah Rasul-rasul tentang penuturan Paulus diatas:

Kis 21: 17 Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara menyambut kami dengan suka hati. 18 Pada keesokan harinya pergilah Paulus bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus; semua penatua telah hadir di situ. 19 Paulus memberi salam kepada mereka, lalu menceriterakan dengan terperinci apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya. 20 Mendengar itu mereka memuliakan Allah. Lalu mereka berkata kepada Paulus: “Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat.

Usaha Paulus untuk mengajak jemaat yahudi berpindah doktrin

Heb: 1 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, 2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. 3 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.

Pernyataan pemisahan diri Paulus dari Yesus, murid-murid dan Jemaat:

Galatia 1: 15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; 17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.

Roma 9: 3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.

Bagaimanakah penuturan-penuturan dari kelompok Petrus tentang Paulus? Tinggal kita lacak saja di dalam alkitab sendiri. Di dalam kitab Perjanjian Baru ada surat-surat murid-murid dan surat-surat Paulus yang terlihat beradu argumentasi dan saling menyerang antara dua kelompok surat itu. Kemudian ada Kisah Rasul-rasul yang terkesan netral. Dan ada empat injil Matius Markus Lukas Yohanes yang khusus mengisahkan perjalanan Yesus.

Surat-surat Paulus jelas mengajarkan pembatalan hukum, pengampunan dosa, segala sesuatu tentang keyakinan jemaat tak bersunat. Sedangkan surat-surat murid-murid terkesan agak plin-plan doktrinnya karena adanya pemutarbalikan dan campurtangan oleh doktrin yang berkuasa saat ini. Demikian juga pada kisah perjalanan Yesus yang tertulis di Matius Markus Lukas Yohanes, terdapat pemutarbalikan khususnya tentang ketidakmatian Yesus.

Pada surat-surat murid, khususnya surat Petrus, 2Petrus 3 ayat 15-16, ada tertulis dengan terang nama Paulus. Tapi melihat konteksnya disitu tidak jelas apakah merupakan dukungan terhadap Paulus ataukah merupakan kecaman terhadapnya. Terlihat seperti dukungan tapi bukan dukungan. Sebaliknya juga, terlihat seperti kecaman tapi bukan kecaman. Apakah dukungan atau kecaman tentunya itu dapat dipastikan. Dengan melihat adanya perseteruan dan perpisahan antara Petrus dan Paulus, maka hal itu dapat kita pastikan sebagai sebuah kecaman. Ayat 2Petrus 3:15 Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. 16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.

Dengan demikian bagaimana kita dapat mengetahui bahwa apa yang disampaikan dalam Alkitab yang kita temukan saat ini adalah benar?

Sekarang muncul pertanyaan lagi. Jika seandainya kain kafan yang ditemukan itu adalah kain kafan Yesus dan ditemukan golongan darah AB dan kode DNA-nya yang mengindikasikan bahwa bercak darah itu identik dengan darah manusia. Masihkah kita dapat mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan? Apalagi yang mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan adalah Alkitab yang keotentikannya dipertanyakan.

Okay, sekarang saya kutipkan sebuah artikel menarik dari blog sebelah yang membahas bahwa Yesus diangkat sebagai Tuhan dalam sebuah voting, lha kok?

Kaisar Konstantine, saat menyelenggarakan Konsili Nicea adalah bukan seorang penganut Kristen dan jelas ia tidak tertarik untuk menjadi Kristen saat itu. (menjelang ajalnya, Ia baru di Baptis, terdapat pendapat yang mengatakan bahwa ia di baptis paksa). Saat itu, di tahun 324 M, Konstantine baru saja menjadi Penguasa tunggal dengan menaklukan rivalnya. Kepentingan Kaisar jelas bukan masalah keimanan akan ketuhanan Yesus namun permasalahan kekuasaan.

Kaisar mengetahui bahwa ada Perpecahan di antara Alexander, Uskup Agung Alexandria dan Arius (pendeta senior keuskupannya) justru karena berita dari Uskup Eusebius dari Nicomedia yang masih mempunyai hubungan keluargadengan Kaisar Konstantin melalui perkawinan. Arius dan Eusebius dulunya adalah kawan satu pelajaran. Eusebius, diangkat menjadi salah satu Pendeta berpengaruh di Kekaisaran.

Perselisihan ini, apabila mampu di selesaikan Konstantine akan mendapatkan dukungan dari kalangan Gereja dan juga membuktikan bahwa Ia adalah Kaisar yang mampu memberikan kedamaian bagi Wilayah timur sekaligus mengukuhkan kekuasaannya. Untuk itu ia adakan satu event pada perayaan tahun ke-20 ia menduduki Tahta kekaisaran yang jatuh pada tahun 325 M. Ia mengusulkan pada para Uskup agar di adakan di Nicea (kota kemenangan)

Jadi, pendapat yang bersikukuh bahwa alasan penyelenggaraan konsili di Nicea oleh Konstantine Karena adanya potensi nyata berupa perpecahan yang melanda kekaisaran Romawi adalah sebuah kebohongan.

Kaisar juga menyatakan bahwa semua pembiayaan dibiayai kekaisaran dan ada hadiah bagi mereka yang hadir. Ia pun mengundang para uskup dengan kendaraan yang sangat bergengsi yang saat itu hanya dipergunakan sangat terbatas untuk beberapa pejabat kekaisaran. Undangan ini menarik hati para Uskup di daerah timur, karena baru setahunan atau lebih hidup dibawah tekanan dan bayangan penindasan. Namun pada kenyataannya sangat sedikit Uskup latin yang ‘di undang’.

Ada yang mengatakan bahwa telah dikirim 1800 undangan , 1000 dari gereja wilayah tiumr dan 800 dari gereja barat, Konstantine di katakan telah mengusir 1482 uskup dan hanya 318 yang diijinkan mengikuti hingga akhir. (Dr. Henery Stbble, An Account of the Rise and Progress of Mohametanism, 1954, hal.44-45, Holy Blood Holy Grail hal.692, Arana-”Holocaust Theology”) di mana 22 orang orang rombongan arius yang dipimpin Euseius di usir dari Forum.

Jumlah yang hadir juga simpang siur, yiatu 318 dinyatakan oleh Hilary dari Poitier. Jumlah lainnya adalah dari Eusebius 250, Eustathius dari Antioch 270., Athanasius sekitar 300, Gelasius dari Cyzicus menyatakan lebih dari 300 orang. Konsili ini dilaksanakan pada tanggal 20 Mei sampai 25 Juni

Konstantin menghabiskan waktunya di waktu pembukaan dengan menerima para tamu kekaisaran dan menerima Naskah (petisi rahasia permohonan bantuan atau permintaan ganti rugi) dari para uskup yang hadir dan kemudian ke esokan harinya mengagetkan hadirin yang hadir dengan membawa Kompor/anglo besar dan membakar tumpukan naskah tersebut dihadapan mereka dan mengatakan bahwa dengan cara ini maka semua hutang piutang dan persoalan dianggap telah ditiadakan yang menyiratkan bahwa banyak dari petisi tersebut saling menunjuk hadirin lainnya daripada harus menyelenggarakan beberapa persidangan untuk memberikan pengampunan umum.

Hasil dari konsili ini adalah Kredo Nicea. Kredo Nicea sekarang bukanlah hasil kesepakatan di konsili Nicea 325, namun telah mengalami perubahan (Prof. Percy Gardner, English Modernism,-Apendiks I, hal.223).

Mengenai Pertentangan Pendapat ketuhanan Yesus, yaitu Arius: Yesus adalah Manusia (Holy Blood Holy Grail, hal.472) dan Alexander: Yesus adalah Tuhan, tidaklah berlangsung mulus dan mendapat keputusan bulat, dari hampir setengahnya, kemudian setelah loby-loby yang dilakukan menjadi berkurang dan akhirnya dari 318 suara tersebut hanya 2 suara yang mendukung Arius Sehingga akhirnya dinyatakan bahwa Yesus adalah “Tuhan dari segala Tuhan, Cahaya dari segala Cahaya, Maha Tuhan dari segala Maha Tuhan”. (Hasting’s Encyclopedia of Etnics & Religion, vol.4, hal.239).

Konstantin mengasingkan mereka yang menolak untuk menerima Pengakuan Iman Nicea — Arius sendiri, diaken Euzoios, dan para uskup Libya Theonas dari Ptolemais dan Secundus dari Mamarica — dan juga para uskup yang menandatangani pengakuan iman itu namun menolak untuk bergabung dalam pengutukan terhadap Arius, Eusebius dari Nikomedia dan Theognis dari Nicea. Kaisar juga memerintahkan semua salinan dari Thalia, buku yang ditulis Arius untuk menguraikan ajaran-ajarannya dibakar. Hal ini mengakhiri perdebatan teologis terbuka selama beberapa tahun, meskipun di bawah permukaan perlawanan terhadap Pengakuan Iman Nicea tetap berlanjut.

Namun Konsili Nicea belum sepenuhnya merumuskan konsep TriNitas. Baru pada konsili Konstantinopel 381 M dan Konsili Chalcedon 451 M, Roh Kudus ditetapkan sebagai Tuhan. Maka lengkaplah ajaran Trinitas : Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Roh Kudus.

Perhatikan ini:

    [..]Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, [Yohanes 10-36-37]

Semua orang, yg dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.[Roma 8:14, 16]

Saat itu dan 100 tahun kemudian sejak Paulus menyatakan itu dalam suratnya [Kitab Roma] maka tentunya semua pengikut Paulus sudah banyak yang menjadi anak-anak Allah! Namun di konsili Nicea thn 325 M, para anak-anak allah lainnya ternyata tidak di angkat juga menjadi Allah!

Silakan anda perhatikan, ini jelas suatu bentuk diskriminatif karena jelas disebutkan bahwa semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak2 Allah!

Tentunya akan ada yang menyatakan bahwa frase “anak allah” merupakan arti kiasan.

Jika demikian artinya maka harusnya merekapun sepakat bahwa yesus memang bukan anak allah.

Padahal alasan yesus bukan anak allah adalah beralasan dan kitabiah karena Yesus memang telah mengelak memberikan konfirmasi ketika ia ditanya langsung dihadapan sidang resmi para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, di Mahkamah Agama mereka:

    Kata mereka semua: “Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?”
    Jawab Yesus: “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.” [Lukas 22:70]

Dalam Markus 15:2, tidak menggunakan kata Anak Allah tetapi Raja Yahudi,

Dalam Matius 26:63, “[..]Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak. Jawab Yesus: “Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia [..]”,

Dalam Yohanes 18:37, “Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja.”

Jelas sudah, bahwa terjadinya voting pada konsili Nicea tahun 325 Masehi merupakan hal yang sangat wajar dan mengangkat Yesus menjadi tuhan merupakan suatu yang sangat tidak wajar!

Jadi dengan demikian, kalau Yesus memang sudah terbukti hanya seorang manusia, maka mari kita hentikan memperdebatkan masalah pemburuan DNA Tuhan ini. 🙂

Thanks to saudara Eka wirajhana dan Dustapa atas kutipan artikelnya.

Translate »