Penciptaan alam semesta material terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu:
- Penciptaan unsur-unsur materi oleh Sri Visnu disebut prakrta atau sarga.
- Penciptaan planet-planet tempat tinggal dan badan jasmani bagi para jiva (makhluk hidup) yang jatuh ke dunia fana, oleh Brahma, disebut vaikrta atau visarga.
Penciptaan unsur-unsur materi alam fana dilakukan oleh purusa-avatara Sri Krishna yaitu Karadakasayi Visnu atau Maha Visnu melalui tenaga material-Nya yang disebut maya. Tenaga material (maya) ini terdiri dari tiga sifat alam yaitu sattvam (kebaikan), rajas (kenafsuan) dan tamas (kegelapan). Ini disebut penciptaan awal/pertama.
Penciptaan planet-planet dan beraneka macam badan jasmani makhluk hidup (jiva) dilakukan oleh Brahma dengan memakai unsur-unsur materi yang telah disediakan oleh Maha Visnu. Ini disebut penciptaan kedua.
Disamping itu, Brahma mampu melaksanakan tugasnya mencipta hanya setelah memperoleh pengetahuan Veda dari Sri Krishna melalui suara seruling Beliau yang masuk ketelinganya.
PROSES PRAKRTA, PENCIPTAAN AWAL
Tenaga material Sri Krishna yang disebut maya dalam keadaannya tidak aktif disebut pradhana. Dan pradhana ini adalah keseluruhan unsur materi dalam kondisi amat halus tanpa keaneka-ragaman apapun. Ia dikatakan bagaikan kumpulan awan di suatu sudut angkasa rohani yang tak terbatas.
Ketika Sri Krishna memandang sekejap tenaga material-Nya (pradhana) ini, perbanyakan pribadi-Nya sebagai purusa-avatara yaitu Karadakasayi Visnu yang juga disebut Maha Visnu dan bertindak sebagai waktu (kala), masuk kedalam pradhana dan membuatnya aktif.
Dengan kata lain, unsur waktu (kala) sebagai Maha Visnu menyebabkan ketiga unsur pradhana yaitu sifat alam sattvam, rajas dan tamas berinteraksi satu dengan yang lain hingga pradhana jadi aktif dan mengandung keanekaragaman sifat, keinginan, kemauan, dambaan, cita-cita, kehendak dan pemahaman.
Pradhana yang aktif dan mengandung keanekaragaman ini disebut mahat-tattva, keseluruhan unsur materi dengan bermacam-macam sifat dan keinginan. Mahat-tattva disebut pula brahman (Bhagavad Gita 14.3, mama yonir mahad brahma. Bhagavata Purana 3.26.15, etavan eva sankhyato brahmanah). Mahat-tattva juga disebut sarva-yonisu atau hiranmaya, sumber segala ciptaan. Ia bisa aktif menjadi sumber ciptaan karena memiliki roh (jiva) yaitu Maha Visnu.
Dari mahat-tattva muncul ahankara, keakuan palsu atau ego. Ada 3 macam keakuan palsu yaitu:
- 1. Sattvik ahankara
- Rajasik ahankara, dan
- Tamasik ahankara.
Selanjutnya, dari sattvik ahankara (ego dalam sifat kebaikan) muncul : pikiran (manah) dan para deva pengendali. Dari rajasik ahankara (ego dalam sifat kenafsuan) muncul: kecerdasan (buddhi), 5 indriya persepsi dan 5 indriya pekerja. Dan dari tamasik ahankara (ego dalam sifat kegelapan) muncul: 5 obyek indriya, dan 5 unsur materi kasar (panca-maha-bhuta).
Jadi keseluruhan unsur materi yang di-ciptakan oleh Visnu berjumlah 24 (dua pupuh empat) yaitu:
- tiga unsur materi halus (ego, pikiran dan kecerdasan).
- lima indriya persepsi (mata, telinga, hidung, kulit dan lidah).
- lima obyek indriya (wujud, suara, aroma, sentuhan dan rasa).
- lima indriya pekerja (tangan, kaki, mulut, kemaluan dan anus).
- lima unsur materi kasar (akasa, udara, api, air dan tanah) dan
- satu unsur waktu (kala).
Keseluruhan proses prakrta oleh purusa-avatara Maha Visnu dapat diringkas sebagai berikut;
ALAM MATERIAL MUNCUL DARI MAHAT-TATTVA
Mahat-tattva yang (juga disebut brahman) aktif dan mengandung beraneka macam sifat dan keinginan, lalu berinteraksi sendiri. Dan dari padanya kemudian keluar bulatan-bulatan alam semesta (brahmanda) yang jumlahnya tak terhitung. Ini terjadi ketika roh mahat-tattva yaitu Maha Visnu yang berbaring di dalam samudra Karana mahat-tattva, menghembuskan nafas. Dikatakan bahwa alam semesta (universe) yang tidak terhitung jumlahnya, keluar dari pori-pori bulu kulit-Nya ketika Beliau menghembuskan nafas.
Kemudian Maha Visnu memperbanyak diri. Perbanyakan-Nya masuk kedalam setiap alam semesta (brahmanda atau universe). Disana, didalam setiap alam semesta material Beliau berbaring di dalam samudra Garbha yang airnya memenuhi setengah ruang alam semesta. Karena itu, perbanyakan Maha Visnu ini disebut Garbhodakasayi Visnu dan menjadi purusa-avatara kedua. Dari pusarnya kemudian tumbuh bunga padma keemasan, dan diatas bunga padma itu muncul lah Brahma, moyang segala makhluk.
Para makhluk hidup (jiva) yang ingin menikmati secara terpisah dari Sri Krishna di dunia rohani, dimasukkan kedalam mahat-tattva bersamaan dengan saat ketika purusa-avatara-Nya pertama yaitu Maha Visnu (sebagai unsur waktu) masuk ke dalam mahat-tattva dan meng-aktifkannya.
Selanjutnya para makhluk hidup (jiva) itu dimasukkan ke dalam setiap alam semesta material (universe) bersamaan dengan Garbhodakasayi Visnu sesuai dengan reaksi (phala) dari perbuatan (karma) yang dilakukannya.
Garbhodakasayi Visnu adalah roh (jiva) alam semesta material. Selanjutnya Beliau memperbanyak diri dan bersemayan di hati setiap makhluk dan dikenal sebagai Ksirodakasayi Visnu yang merupakan purusa-avatara ketiga. Beliau adalah Paramatma yang bertindak sebagai saksi dan pengatur kegiatan segala makhluk di alam material atau dunia fana.
Jadi Sri Krishna tidak terlibat langsung dalam proses penciptaan unsur-unsur materi alam fana. Proses ini dilaksanakan oleh ketiga purusa-avatara-Nya tersebut diatas.
PROSES VAIKRTA, PENCIPTAAN KEDUA
Brahma lahir dari bunga padma yang tumbuh dari pusar Garbhodakasayi Visnu. Dengan kekuatan tapa yang dilakukannya dan pengetahuan Veda yang diberikan oleh Sri Krishna melalui getaran suara seruling-Nya, kemudian Brahma membagi bunga padma tempat kelahirannya (yang merupakan perwujudan tenaga material Visnu) menjadi tiga bagian dunia yaitu: dunia bawah, tengah dan atas dan dikenal sebagai Tri Bhuvana.
Selanjutnya Brahma membagi Tri Bhuvana menjadi 14 (empat belas) susunan planet yaitu (dari atas ke bawah): Brahma-loka/Satya-loka, Tapo-loka, Jana-loka, Mahar-loka, Svarga-loka, Bhuvar-loka, Bhu-loka, Atala-loka, Vitala-loka, Sutala-loka, Talatala-loka, Mahatala-loka, Rasatala-loka dan Patala loka. Ke-14 susunan planet ini di-ciptakan dengan kondisi alam dan dimensi kehidupan berbeda-beda sebagai tempat tinggal para makhluk hidup (jiva) sesuai dengan karma nya masing-masing yang dikembangkan dalam mellenium sebelumnya
Kemudian ketika Brahma hendak menciptakan badan-badan jasmani untuk para makhluk hidup (jiva) yang jatuh ke dunia fana, dari bayangan dirinya muncul suasana mental yang membuat para makhluk hidup dalam ke-tidak-tahuan (avidya). Suasana mental yang menggelapkan ini adalah:
- Kecendrungan membohongi diri sendiri (mohan).
- Rasa takut pada kematian (andha-tamisram).
- Kemarahan akibat gagal (tamisram).
- Rasa kepemilikan palsu (maha-mohan), dan
- Kelupaan pada identitas sejati sebagai sang jiva abadi dan rohani (tamas).
Penciptaaan badan jasmani (jenis kehidupan) oleh Brahma dengan memakai unsur-unsur materi yang telah disediakan oleh Sri Visnu, mencakup penciptaan jenis kehidupan bergerak (binatang, reptil, burung, serangga, dsb.) dan jenis kehidupan tak bergerak (tanaman, pohon, dsb.).
Penciptaan jenis kehidupan humanoid adalah sebagai berikut.
*) Pertapaan mencakup pengendalian indriya, konsentrasi pikiran, kebhaktian kepada Tuhan, kekuatan gaib dan ketidak-melekatan pada hal-hal material.
Para rishi yang lahir dari Brahma adalah sebagai berikut:
- Rishi Catur Kumara (Sanaka, Sanandana, Sanatana dan Sanat Kumara). Karena mereka menolak kawin untuk menurunkan anak-cucu, Brahma jadi amat marah. Kemarahannya me-mancar keluar dari antara dua kening dalam wujud bayi berwarna merah kebiruan. Si bayi diberi nama Rudra. Ia adalah Siva yang kelak bertindak sebagai pelebur alam semesta material.
- Sebelas rishi yang diciptakan setelah kelahiran Rudra (Siva) adalah: Marici muncul dari pikiran Brahma, Atri muncul dari matanya, Angira muncul dari mulutnya, Pulastya dari telinga, Pulaha dari pusar, Kratu dari tangan, Bhrgu dari sentuhan, Vasistha dari nafas, Daksa dari ibu- jari (jempol), Narada dari perenungan, dan Kardama dari bayangan sang Moyang alam semesta, Brahma.
PENCIPTAAN VAIKRTA LAIN
Penciptaan-penciptaan lain yang tergolong vaikrta adalah sebagai berikut .
PURUSA DAN PRAKRTI : UNSUR LAKI DAN WANITA
Tenaga material (maya) Sri Krishna secara umum disebut prakrti, unsur wanita. Sedangkan Tuhan sendiri disebut Purusa, unsur laki. Maya (pradhana atau mahat-tattva) bisa aktif dan mewujudkan alam semesta material beserta segala makhluk penghuninya, karena dimasuki tenaga Purusa yaitu perbanyakan pribadi-Nya sebagai Maha Visnu.
Proses penciptaan versi Veda ini serupa dengan proses kelahiran bayi. Rahim si ibu hanya bisa mengandung janin jika ia dimasuki (dibuahi) sperma sang ayah. Janin lalu berkembang dan kemudian lahir sebagai bayi.
Begitu pula, karena dimasuki oleh tenaga spiritual Sri Krishna (Purusa) yaitu Maha Visnu, maka prakrti mampu mewujudkan dunia fana ini beserta segala makhluk penghuninya.
PARA DEVA PENGENDALI UNSUR-UNSUR MATERI DAN INDRIYA
Para deva pengendali (controlling deities atau presiding deities) adalah agent Tuhan yang berfungsi sebagai pemberi ciri dan energi sehingga unsur-unsur materi dan indriya itu bisa bermanfaat.
Contoh, api memiliki panas dan ber-kemampuan membakar karena ada deva pengendalinya. Udara memiliki sentuhan dan berkemampuan menerbangkan karena ada deva pengendalinya, dan seerusnya.
Setelah Tri Bhuvana tercipta oleh Brahma dengan ke 14 susunan planetnya, fungsi deva pengendali dipegang oleh para makhluk hidup (jiva) yang memiliki kualifikasi sebagai pejabat pemerintahan alam semesta material.
Oleh karena dalam badan jasmani ada begitu banyak unsur agar ia bisa berfungsi sebagai kendaraan (yantra) bagi sang jiva untuk menikmati dunia fana, maka ada begitu banyak deva pengendali. Dengan kata lain, di alam semesta ini ada banyak deva pengendali urusan material dunia fana, sehingga segala sesuatu disini berlangsung tertib dan teratur.
PENCIPTA SEJATI DAN INSTRUMENT PENCIPTAAN
Sri Krishna adalah pencipta sejati, sebab Beliau lah yang memungkinkan Brahma mampu menciptakan alam semesta fana dengan unsur-unsur materi dan pengetahuan Veda yang disediakan dan diberikan olehNya. Karena itu, Beliau berkata, “Etad yonini bhutani … aham krtsnasya jagatah prabhavah pralayas tatha, segala sesuatu yang material maupun spiritual, ketahuilah bahwa Saya adalah sumber ciptaaan dan peleburannya” (Bhagavad Gita 7.6).
Brahma hanyalah instrument penciptaan alam fana. Karena itu, dia berkata, “ Bhagavac-chiksitam aham karavani hy atandritah…., mohon hamba diberi pengetahuan (tentang tenaga material-Mu) agar hamba bisa bertindak sebagai alat Mu untuk menurunkan makhluk-makhluk hidup tanpa di-ikat oleh kegiatan demikian” (Bhagavata Purana 2.9.29).
Dalam hal kekuatan mencipta yang dimiliki, Brahma mengibaratkan dirinya seperti permata suryakanta yang memiliki kilauan nan cemerlang karena cahaya matahari yang menerpanya (Brahma Samhita 5.43).
Alam semesta material dimana kita hidup, diurus oleh Brahma berkepala empat sehingga ia disebut sang Catur Mukha. Sebutan lain Brahma adalah Veda-garbha, sumber atau asal pengetahuan Veda. Sebab atas karunia Sri Krishna, segala pengetahuan Veda terwujud dalam dirinya sehingga ia mampu mencipta secara amat mentakjubkan. Dan dari Brahma-lah pengetahuan Veda menyebar ke seluruh alam semesta.
Nama lain Brahma adalah Svayambhu, sebab ia lahir tanpa melalui rahim ibu dari mani seorang ayah. Karena itu, ia juga disebut Atma-bhu, ia yang lahir dengan sendirinya. Oleh karena mencipta dunia fana dengan mengkombinasikan unsur- unsur materi yang telah di-sediakan oleh Sri Visnu, maka Brahma disebut sang Arsitek alam semesta.
Special thanks to Haladara prabhu that provided materials for this article.
I read a few topics. I respect your work and added blog to favorites.
Om Swastyastu Ngara, punapi gatra?
Ngara saya ada beberapa pertanyaan:
1. Setelah menciptakan alam semesta dikatakan bahwa Maha Visnu kemudian memperbanyak diri. Perbanyakan-Nya masuk kedalam setiap alam semesta (brahmanda atau universe). Dalam wujud apa perbanyakan maha visnu tersebut dan kalau memang benar maha visnu memperbanyak diri apakah artinya setiap alam semesta mempunyai tuhannya sendiri-sendiri (ada banyak Tuhan karena ada banyak Maha Visnu)?
2. Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam setiap alam semesta material Beliau berbaring di dalam samudra Garbha yang airnya memenuhi setengah ruang alam semesta. Pertanyaan saya kalau setengah dari alam semesta tempat berbaringnya maha visnu tersebut dalam wujud samudra garbha, apa wujud setengahnya lagi dari alam semesta yang tidak berwujud samudra garbha?
3. Disebutkan bahwa Para makhluk hidup (jiva) yang ingin menikmati secara terpisah dari Sri Krishna di dunia rohani, dimasukkan kedalam mahat-tattva bersamaan dengan saat ketika purusa-avatara-Nya pertama yaitu Maha Visnu (sebagai unsur waktu) masuk ke dalam mahat-tattva dan meng-aktifkannya. Kalimat ini koq sepertinya tiba-tiba ada dan tidak ada sambungannya dengan kalimat diatasnya?
4. Selanjutnya disebutkan bahwa para makhluk hidup (jiva) itu dimasukkan ke dalam setiap alam semesta material (universe) bersamaan dengan Garbhodakasayi Visnu sesuai dengan reaksi (phala) dari perbuatan (karma) yang dilakukannya. Pertanyaannya dimana tempat tinggal para mahluk hidup itu sebelum diciptakannya alam semesta ini oleh Maha Visnu dan bagaimana para mahluk hidup itu berkarma sedangkan alam materialnya sendiri belum diciptakan?
5. Disebutkan bahwa tenaga material (maya) Sri Krishna secara umum disebut prakrti, unsur wanita. Sedangkan Tuhan sendiri disebut Purusa, unsur laki. Maya (pradhana atau mahat-tattva) bisa aktif dan mewujudkan alam semesta material beserta segala makhluk penghuninya, karena dimasuki tenaga Purusa yaitu perbanyakan pribadi-Nya sebagai Maha Visnu. Apakah artinya Tuhan itu aktif dalam proses penciptaan alam semesta ini dan apa kira-kira tujuan Tuhan menciptakan alam semesta ini?
Suksma Ngara
Om Swastiastu juga bli Putra… becik-becik kemanten. Bli punapi gatra?
Wah jadi kayak mempertahankan skripsi nih… Dosennya bertanya kepada Mahasiswanya untuk melihat sejauh mana pemahaman sang mahasiswa.. 😀
Saya akan coba menjelaskan semampu saya bli, kalau ada yang keliru mohon di luruskan dan /atau saya tidak tahu mohon dimaklumi.
Tuhan Yang Maha Esa juga merupakan Tuhan Yang Maha Banyak. Kok bisa? Bukankah Tuhan Maha Segalanya? Apa sulitnya bagi Tuhan memperbanyak diri? Bapak Budi Raharjo pernah menceritakan kepada saya prihal seorang sepuh dari Solo. Pada saat itu dia harus mengajar di sebuah perguruan tinggi, tetapi dalam satu satuan waktu dia juga harus melakukan pertemuan dimana jarak antara ke duanya cukup jauh. Apa yang terjadi? Ternyata sesepuh ini bisa menghadiri kedua kejadian tersebut secara bersamaan, entah dia menggunakan ilmu apa. Nah jika manusia saja bisa muncul dalam 2 wujud, bagaimana dengan Tuhan? Jangankan menjadi 2 atau 3, jika benar Tuhan Maha Kuasa beliau pasti dapat mewujudkan dirinya dalam jumlah tidak terhingga. Meski demikian Beliau tetaplah satu.
Mengutip pernyataan Bhagavata Purana 1.3.28; “Krsna tu Bhagavan Svayam, Krisna adalah kepribadian Tuhan Yang Maha Esa yang asli. Dan dari sloka-sloka dalam Brahma Samhita, maka dapat dibuat poster alam semesta sebagaimana yang dapat di download dari link ini.
Tuhan dalam kepribadiannya yang asli (bhagavan) melakukan expansi kedalam berbagai macam wujud dan maha visnu adalah salah satu perwujudan beliau di dasar alam material. Dan berikutnya berekspansi lagi dalam wujud Visnu ke dalam setiap alam semesta dan berikutnya berekspansi lagi ke dalam setiap hati mahluk hidup sebagai paramatman…
Jadi dapat di bayangkan jika saja ada 10^1juta mahluk hidup, maka Tuhan masih jauh lebih banyak dari itu karena ada paramatman + visnu + maha visnu + milyaran Narayana dan expansi avatara yang kekal lainnya….
Tuhan muncul bagaikan bayangan kita saat berhadapan pada 1000 cermin, hanya saja jika bayangan kita muncul dimana sang bayangan tidak memiliki kesadaran sebagaimana kita, namun Tuhan muncul dalam banyak wujud dalam kesadaran yang sama.
Lalu apakah Hindu poleitheisme.. Tidak.. Karena Tuhan Maha banyak dan juga Maha Esa… itulah kemahakuasaan Tuhan yang tidak terbayangkan..
Yup… sebagaimana dalam poster, setiap 1 alam semesta muncul dari 1 pori-pori Tuhan dan berbentuk seperti telur (sistem tertutup) dan dalam 1 alam semesta inilah terdapat milyaran galaksi yang berbeda yang terletak di atas lautan garbha dimana Visnu berbaring sebagai pondasi alam material dalam 1 alam semesta. dan dikatakan pula bahwa mustahil mahluk hidup dari 1 alam semesta berkunjung ke alam semesta yang lain dengan badan materialnya ini karena terdapat lapisan yang tidak bisa ditembus yang seolah-olah seperti cangkang telur yang melingkupi telur tersebut.
he..he… hanya ingin menekankan bahwa mahluk hidup pada dasarnya berasal dari alam rohani dan datang ke dunia material melalui purusa-avatara Tuhan seperti Maha Visnu, Visnu, Brahma dan seterusnya.. ada ide kalimat yang lebih mudah dimengerti bli?
Bhagavad Gita 7.5: “Wahai Arjuna yang berlengan perkasa, di samping tenaga-tenaga tersebut, ada pula tenaga-Ku, yang lain yang bersifat utama, terdiri dari para makhluk hidup yang menggunakan sumber-sumber alam material yang rendah tersebut”.
Atman adalah bagian tidak terpisahkan dari Tenaga Tuhan (sehingga mahluk hidup tidak berdiri sendiri terpisah dari Tuhan), karena itu sebelum adanya alam material maka mahluk hidup ada di alam rohani tempat dimana mahluk hidup tinggal sebagai pelayan Tuhan dan pada saat maha-kalpa-pralaya maka mahluk hidup akan terserap ke dalam pori-pori maha visnu dan dalam kondisi seperti hibernate (tertidur tanpa kegiatan).
Dalam Bhagavad Gita 3.24 disebutkan: “Kalau Aku tidak melakukan tugas-tugas kewajiban yang sudah ditetapkan, maka semua dunia ini akan hancur. Kalau Aku berbuat demikian, berarti Aku menyebabkan penduduk yang tidak diinginkan diciptakan, dan dengan demikian Aku menghancurkan kedamaian semua makhluk hidup”.
Jadi Tuhan memang senantiasa aktif dan tidak pernah diam dalam ber-karma dengan tujuan kesejahtraan dan kedamaian mahluk hidup.
Kenapa Tuhan menciptakan alam material ini?
Ia iccha, ingin menikmati sendiri tanpa bergantung kepada Tuhan Krishna. Ia dvesa, tidak suka melayani Sri Krishna di dunia rohani. Maka ia sarge yanti, di tempatkan di dunia material agar bisa (secara palsu) merealisir cita-citanya menikmati dan berbahagia sendiri (Bhagavad Gita 7.27, iccha dvesa samutthena dvan dva mohena bharata … sarge yanti parantapa). Ia na bhajante, tidak mau mengabdi kepada Sri Krishna dan avajananti, tidak senang kepadaNya, dan ingin hidup terpisah dariNya. Maka sthanad bhrastah patanti adhah, ia jatuh dari ke dudukannya sebagai pelayan Tuhan di dunia Rohani dan terus masuk ke dunia material (Bhagavata Purana 11.5.3).
jadi Tuhan menciptakan alam material untuk mengikuti keinginan para mahluk hidup… Tuhan juga mau bertindak sebagai pelayan, lalu kenapa kita sebagai bhakta-nya yang abadi tidak mau melayani Tuhan dan mahluk hidup lainnya?
begitu kira-kira bli.. kalau ada yang salah mohon di luruskan
Suksma mewali..
Saya ingin kutipkan sdikit sabda Tuhan Narayana yg di nubuatkan dlm bhavisya purana.
Hyang Narayana bersabda kepada Rsi Durvasa Muni : Aku ini secara keseluruhan berada di bawah kendali para pemujaku. Aku sebenarnya tidak bisa bebas dari pemuja pemujaku. Karena semua pemuja pemujaku ini telah bebas dari berbagai hasrat duniawi mereka. Aku bersemayam disetiap hati para pemujaku. Bagaimana Aku harus menggambarkan kebesaran para pemuja pemujaku ini,mereka mereka yg bahkan adalah pemuja dari pemujaKU adalah kesayanganKu pula..
lihat,betapa bijaknya bila Tuhan lagi bersabda,betapa tersentuhnya hati tyang membaca sbda2 yg bgt rendah diri yg keluar dari bibir Tuhan YME Hyang Narayana sendiri..bgt besar dan agungnya kasihNYA kpd para pemujaNYA shngga Beliau mengibaratkan para pemujaNya sbg tuan dan Beliau sendiri menjadi hamba dari pemujanya ini.
kalau Hyang Narayana sbg manifestasi tertinggi saja sudah merendah sdmikian rupa,sharusnya orang yg mengaku brahmana dan qta semua sbg manusia mestinya lbh mrendah diri lg,patut di renungkan..
bli ngara,truz berjuang y dlm mngakkan dharma..
btw,veda basenya udh kelar bli?
Saya ingin kutipkan sdikit sabda Tuhan Narayana yg di nubuatkan dlm bhagavata purana.
Hyang Narayana bersabda kepada Rsi Durvasa Muni : Aku ini secara keseluruhan berada di bawah kendali para pemujaku. Aku sebenarnya tidak bisa bebas dari pemuja pemujaku. Karena semua pemuja pemujaku ini telah bebas dari berbagai hasrat duniawi mereka. Aku bersemayam disetiap hati para pemujaku. Bagaimana Aku harus menggambarkan kebesaran para pemuja pemujaku ini,mereka mereka yg bahkan adalah pemuja dari pemujaKU adalah kesayanganKu pula..
lihat,betapa bijaknya bila Tuhan lagi bersabda,betapa tersentuhnya hati tyang membaca sbda2 yg bgt rendah diri yg keluar dari bibir Tuhan YME Hyang Narayana sendiri..bgt besar dan agungnya kasihNYA kpd para pemujaNYA shngga Beliau mengibaratkan para pemujaNya sbg tuan dan Beliau sendiri menjadi hamba dari pemujanya ini.
kalau Hyang Narayana sbg manifestasi tertinggi saja sudah merendah sdmikian rupa,sharusnya orang yg mengaku brahmana dan qta semua sbg manusia mestinya lbh mrendah diri lg,patut di renungkan..
bli ngara,truz berjuang y dlm mngakkan dharma..
btw,veda basenya udh kelar bli?
@ Agunk
Om Swastiastu bli..
Trimakasih banyak kutipannya.. benar-benar memberikan inspirasi
Vedabasenya masih proses.. saya sudah beli domain di http://www.wedaonline.com dan programingnya sedang di kerjakan oleh Bli Dewa Nyoman Swibawa…
Sementara terjemahan Bhagavad Gita sudah kelar (minus penjelasan) dan telah saya upload sampai bab 7. dan untuk yang lain sudah mulai di ketik oleh beberapa rekan yang lain. Kita tunggu data base user-nya kelar dulu agar kita semua bisa berpartisipasi dan kalau mau bli juga bisa mulai menterjemahkannya dari sekarang… he..he..
Mohon bantuannya tar ya bli buat menterjemahkan dan subscribe sloka-slokanya.
Suksma,-
Om Swastiastu Ngara, Tyang becik2 kemanten.
Dari jawaban ngara atas pertanyaan tyang yang nomor 4 dan nomor 5, dimana dikatakan bahwa sebelum adanya alam material maka mahluk hidup ada di alam rohani tempat dimana mahluk hidup tinggal sebagai pelayan Tuhan dan Tuhan menciptakan alam semesta untuk merealisasikan keinginan mahluk hidup yang ingin berbahagia sendiri tanpa bergantung kepada Tuhan, timbul pertanyaan:
1. Apakah artinya di alam rohani mahluk hidup sudah mempunyai bentuk (badan kasar) tertentu? Kalau jawabannya ia, bukankah badan kasar tersebut terbentuk karena adanya unsur material yang tidak ada di alam rohani?
2. Bagaimana dan kenapa mahluk hidup punya keinginan untuk terpisah dari Tuhan, apakah pada saat tinggal di alam rohani para mahluk hidup tersebut sudah terkena pengaruh dari Triguna atau unsur apakah yang menyebabkan mahluk hidup itu punya keinginan?
3. Dikatakan bahwa di alam rohani para mahluk hidup tinggal dan berkarma sebagai pelayan Tuhan namun mengapa setelah terciptanya alam semesta para mahluk hidup tersebut ditempatkan di tingkatan alam semesta yang berbeda-beda?
Suksma Ngara
Om swastiastu bli Putra dan bli Ari_bcak
wah kalau filsafat tingkat tinggi jangan sama saya.. saya tidak ada apa-apanya.. tapi tanya ke senior-senior atau guru-guru kerohanian yang sudah bisa mengendalikan mulut, perut dan kemaluannya. jadi kalau sama saya angap aja cuap..cuap.. he..he..he.. 😉
Dalam Bhagavad Gita 4.6 disebutkan “prakṛtiḿ svām adhiṣṭhāya sambhavāmy ātma-māyayā, Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli”
Sebagaimana halnya ekspansi Tuhan, Mahluk hidup juga memiliki badan di dunia rohani, tetapi tentunya bukanlah badan material seperti ini, tetapi badan yang bersifat rohani yang penuh dengan Sat Cit Ananda. Jika Mahluk Hidup muncul ke dunia material maka badan rohani ini akan tertutupi oleh “Maya”, tenaga material Tuhan YME yang menyebankan sifat sat cit ananda ini seolah-olah hilang.
Di alam rohani tidak ada pengaruh tri guna, tetapi sebagai tenaga marginal dari Tuhan, mahluk hidup tetap ada di bawah pengendalian Tuhan yang memiliki free will (kehendak bebas), disinilah letak kebebasan mahluk hidup, apakah mau tinggal di alam rohani atau mau mengembara ke alam material.
Bagikan api dengan panasnya, dan es dengan sifat dinginnya, demikian juga mahluk hidup memiliki dharma yang mendasar sebagai pelayan Tuhan. Lalu kenapa setelah ke alam material mereka di tempatkan dalam badan yang berbeda? Yang pertama adalah karena “pilihan” masing-masing Jiva, ada yang memilih badan dewa, manusia, babi dan sebagainya… Kenapa mereka memilih badan babi? Kenapa tidak menjadi dewa aja? Untuk menjawab hal ini jangan menggunakan mind set kita sebagai manusia, tetapi pandanglah dari sudut pandang mahluk hidup bersangkutan. Kita tidak bisa mengatakan babi itu menderita karena kerjanya makan, tidur, membela diri dan berketurunan. Mungkin babi akan berpikir bahwa manusialah yang bodoh karena selalu sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan tidak berguna. Lalu setelah ada di alam material maka setiap jiva akan mengikuti hukum karma dan punarbhawa dan mendapatkan badan material yang lain atau kembali ke alam rohani lagi sesuai dengan keinginannya yang di batasi oleh hukum karmanya.
Sementara demikian pemahaman saya bli.. mungkin ada yang perlu di luruskan… silahkan..
Suksma bli..
Om Swastyastu bli Putra dan Ngarayana,
Wah…wah…wah…..,
udah mulai filsafat tingkat tinggi neh…… 😀
Ikut menyimak aja,….. 🙂
Suksma,
Om Swastyastu Ngara
Ngara melenceng dari topik di atas, tadi saya sempet ketemu sama temen di kantor yang Hindu tapi besar di Jakarta. Dia itu dan Saudara2nya, sama seperti kebanyakan kita orang Hindu pada umumnya sangat miskin akan pengetahuan Weda. Dia tadi bercerita kalau kakaknya telah pindah agama karena banyak pertanyaan2nya tentang filsafat agama hindu yang tidak bisa dijawab oleh pemuka-pemuka agama kita.
Ngara di Web ini Ngara telah banyak menulis tentang agama kita mulai dari terciptanya alam semesta, hukum karma, siapa kita, kemana kita setelah mati dsb.
Menurut saya alangkah baiknya kalau artikel-artikel ini disusun sebagai satu kesatuan (mulai dari awal terciptanya alam semesta kemudian tentang mahluk hidup hingga leburnya alam semesta ini)sehingga nantinya bisa (kita)digunakan sebagai dasar/acuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang agama kita dan kalau bisa juga diselipkan perbandingan dengan pandangan agama lain atas suatu topik tertentu.
Suksma
Om Svastyastu,
Bli Putra, tyang sangat setuju dengan ide itu. Dan juga dulu tyang pernah diskusi sama Ngara soal rencana membuat contents blog ini kita jadikan buku untuk bisa dibaca oleh semua kalangan tidak hanya pemakai internet saja. Tapi ide ini masih sangat dasar sekali, perlu dukungan orang yang biasa mebuat/menerbitkan buku. Akan tetapi, bagi rekan yang pengen membaca dalam bentuk buku, saya sangat menyarankan untuk memiliki dua seri buku karya Bapak Suryanto M.Pd : Hindu dibalik Tuduhan dan Prasangka dan Hindu Agama Bumi? Membaca buku-buku tersebut sama semangatnya dengan membaca artikel di blog ini. Bangga menjadi Hindu. Terimakasih untuk Ngarayana yang telah membangkitkan semangat sradha kita.
Selamat Tahun Baru buat Prabhu/Prabhi Ji, Sesepuh/Panglingsir, rekan-rekan di blog ini, mudah-mudahan tahun ini lebih bisa kita maknai secara lebih “Rohani”
Suksma
@bli putra n subudi
Kulo sangat-sangat setuju bro,gimana ngarayan?lanjutkan!!!lebih cepat lebih baik!!! met Tahun Baru 2010 tuk semuanya,Jay Gauranga!
@ Putra, Subudi, Wawan
Om Swastiastu
Hare Krishna
Bli Putra, Bli Subudi dan Prabhu Vira mau membantu menjadikan buku? Silahkan saja bli di copy dan di jadikan buku. Tidak harus menggunakan nama saya kan? Saya bersedia membantu mendesain dan melayout-nya tanpa minta imbalan sepeserpun agar distribusinya bisa terjangkau oleh masyarakat Hindu ekonomi lemah.
Bli putra bersedia memanage pracetak, cetak dan distribusinya? 😀
Selamat tahun baru juga buat semua rekan-rekan yang baca blog ini…
Suksma,-
Om Swastyastu Ngara
Mungkin tidak harus di cetak dalam bentuk buku dulu, tapi dibuat materinya saja sebagai satu kesatuan,. Kenapa saya mohon ngara yang mengerjakannya karena menurut saya cara/bahasa yang pake Ngara pakai sangat bagus dan mudah dipahami oleh orang awam sekalipun, dan saya yakin temen2 yang lain juga setuju dengan pendapat saya ini. Nanti kalau sudah ada bahannya mungkin bisa saya bantu mencarikan penyandang dananya atau setidak2nya menyebarkannya.
Suksma Ngara
namaste,
ide yg brilian.tampaknya prabu ngara sudah membuat draft buku, namun sepertinya belum lengkap dan masih butuh banyak sentuhan dan pengkayaan referensi. kalau dijadikan buku saya akan jd pemesan pertama dan akan membagikannya gratis….
Namaste
@ Bli Putra : Memang akan sangat membantu pembaca kalau rentetan kejadian (mulai dari awal penciptaan samapai dengan pralaya) disusun secara teratur. Kita tunggu, tyang yakin Ngara mungkin terlalu sibuk. But, we’ll be very thanks for the great work.
@ Ksatria Batu : he-he-he….dulu sih idenya (kalau terjadi) buku untuk dijual akan tetapi mungkin minim keuntungan yang dimana keuntungan bisa disumbangkan ke Ashram Narayana Smerti atau ke Ashram lain. tapi, tyang pikir, ide kita gulirkan saja dulu sebagai awal memulai tahun baru.
Suksma,
Jay Rama
Om Swastiastu
@ Bli Putra dan Bli Subudi;
Okay bli saya akan coba membuatnya dalam ebook dulu, tapi pelan-pelan ya dan mohon masukannya dan kalau bisa bantuan buat editingnya tar..
Kira-kira tema dan judulnya apa ya bli?
@ ksatria batu
Bli Igen, iya saya pernah buat ebook bahkan ada di web ini, cuman sampai saat ini masih dalam bentuk draft.. belum final-final…he..he..
@ wiswa mitra
Silahkan prabhuji… artikel yang ada di web ini juga banyak saya kutip / terjemahkan dari sumber-sumber yang lain, seperti stephen knapp, steven rosen, pak suryanto (suryalocana) , prabhu Haladara, Bhagiratha dan sebagainya… dan semoga berguna buat meningkatkan sradha kita sebagai panganut Veda.
mohon maaf sebelumnya , kami di medan , saya pribadi sudah mencetak artikel bli , sabtu 2-1-2010 judul Arca Vigraha , dan saya bawakan sebagai dharma wacana di koil Sri Balaji Venkateswara , mohon maaf jika bli keberatan , terimakasih sebelumnya
Om Swastyastu Ngara
Kalau ada yang bisa saya bantu, pasti akan saya bantu Ngara.
Kalau menurut saya isinya awalnya mulai dari Manusia, manusia itu terdiri dari apa saja : badan material, atman, Tuhan terus dijelaskan lagi masing2nya, begitu seterusnya…. Sampai pada kesimpulan bahwa kita itu adalah atman…Setelah dapat disimpulkan bahwa kita itu adalah atman terus dijelaskan bagaimana hubungan antara atman dengan Tuhan dan bagaimana caranya mencapai Tuhan..
Kalau judulnya apa ya????
Suksma
Om Swastyastu,
pada artikel yg menjelaskan penciptaan alam material disebutkan tentang Sri Krishna, Bukankan sebutan Sri Krishna juga ada pada kisah bratayuda yang melahirkan Bhagawadgita; yang mana tentunya pada masa itu sudah ada kehidupan?Apakah beliau perwujudan Tuhan yg sama yang ada dr penciptaan alam semesta sampai zaman Bhratayudha?
Sebelumnnya saya mohon maaf jika pertanyaan saya ini sangat jauh dari ukuran kepahaman seorang hindu atas kepahaman akan agamanya 🙁
Salam Phrabu,
minta tolong boleh ga?tolog dibahas lagi mengenai teori penciptaan alam semesta menurut Weda dikaitkan dengan teori-teori penciptaan modern secara mendetail disertai sumber, dan dibandingkan dengan teori menurut agama lain, seperti bigbang yang dikatakan sudah dijelaskan dalam al quran dsb. minta tolong banget ya…
boleh saya tanya?
siapakah orang yang pertama kali tercipta di dunia ini menurut keyakinan anda?
@ Putra
Bukunya sudah hampir rampung bli… 🙂
Sekalian promosi dulu… 😀
@ eka
Perwujudan Tuhan itu kekal. Sebagaimana disampaikan dalam BG.4.6; “Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah me- rosot, dan walaupun Aku Penguasa semua makhluk hidup, Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli”. Jadi jangan berpikir bahwa Krishna, Rama, Buddha dan Avatara yang lainnya dulunya tidak ada dan menjadi ada saat Dia muncul… coba deh baca penjelasan slanjutnya dari BG bab 4 itu bli..
@ dwi
Sudah pernah saya bahas dalam artikel yang lain sih bli.. tapi mungkin belum detail banget. Ya mudah-mudahan kalau ada waktu senggang lagi akan saya coba sempurnakan.
@dewi ayu n.
Kalau menurut Veda sebagaimana dijelaskan dalam Bhagavata Purana skanda 1 bahwa mahluk hidup pertama di alam semesta ini adalah Dewa Brahma dan manusia pertama (dalam satu siklus brahma) adalah Svayambhu Manu. Svayambhu berarti dia yang muncul tanpa adanya ibu dan ayah…
Salam,-
oM sWASTYASTU Ngara, Gimana kabarnya
Salut buat Ngara, mudah2an buku yang Ngara buat nantinya bisa bermanfaat buat kita semua..
Btw, Ngara ini ternyata temennya Saudara saya Nika wiana n kakak seperguruannya adik Kandung saya belajar silat (adik saya kenal ngara tapi katanya Ngara mungkin ga kenal dia)…
Suksma
@Putra
Om Swastiastu bli… kabar baik.. bli apa kabar?
Nika Wiana itu temen SMA saya dulu bli.. namanya siapa dan silat aliran apa bli? Kalau di PD ada banyak sih anggotanya. mungkin kalau 1 angkatan saya kenal..
Salam,-
(21) adityanam aham vishnur
jyotisham ravir amsumam
marichir marutam asmi
nakshatranam aham sasi
artinya :
diantara Aditaya, Aku adalah Wisnu
diantara cahaya, Aku adalah matahari
diantara angin, Aku adalah Marichi
diantara bintang, Aku adalah rembulan
(23) rudranam samkaras cha ‘smi
vitteso yaksharakahm
vasunam pavakas cha ‘smi
meruh sikharinam aham
artinya :
diantara Rudra, Aku adalah Sankara
diantara Yaksa dan raksasa, Aku adalah Kubera
diantara para Wasu, Aku adalah Pawaka
diantara semua gunung, Aku adalah Mahameru
wisnu adalah beliau
sankara adalah beliau juga toh ?
kubera juga beliau
mahameru juga beliau
indah sekali permainannya (lila)
kalau dibali ada beliau mpu kuturan yang telah menetapkan dasar agama hindu dibali, saya yakin kemampuan beliau mpu kuturan sangat lebih daripada saya ataupun teman2 yg lain.
Ya iku senguh tanakku sira ta nunggalaken bhuwana ngarania, nihan ta upamanta sira waneh, kalinganya kadyangganing manuk sang manon, mur tan pahelar, meleset tan pacikara, manon ndatanpamata, mangrengo tan patalingan, mangambu tan pagrana, magamelan tan patangan, lumaku tan pasuku, rumasa rasa tan paiden tan paparus ya jana prawriti, tatan panak yaya wrddhi, tan paweteng yaya membekan, tatan pecangkem yaya amangan, tatan pailat yaya mangrasani.
Artinya:
Tuhan bagaikan burung terbang dengan tiada bersayap, kian kemari dengan tiada berkepala, melihat tiada dengan bermata, mendengar dengan tiada bertelinga, membaui dengan tiada berhidung, memegang dengan tiada bertangan, bergerak dengan tiada berkaki, merasakan rasa dengan tiada berperasaan, melahirkan dengan tiada bertanda jantan atau betina, tiada bermulut namun ia dapat menikmati, tidak berlidah tetapi dapat merasakan.