Dalam Veda Smrti diceritakan para dewa ingin mengetahui siapa sebenarnya Tuhan yang asli dari ketiga entitas agung di alam semesta. Ketiga entitas tersebut adalah Brahma, Visnu dan Siva. Ketiga entias ini memiliki kekuasaan luar biasa jauh di atas kekuasaan para dewa yang menghuni alam Sorga (Svarga-loka). Untuk mendapatkan jawaban dari kebingungan para dewa ini, Bhrgu Muni, seorang Maha Rishi yang sudah mencapai tingkat sempurna memutar otak mencari cara terbaik dalam menentukan siapa Tuhan dan siapa yang hanya dalam taraf dewa.

Apa yang akhirnya dijadikan patokan bagi Bhrgu Muni dalam menguji ketiga entitas agung ini? Maha Rishi Bhrgu berpendapat bahwa Tuhan yang asli adalah Beliau yang maha pemurah, yang tidak cemburuan dan penuh kasih sayang. Sementara mahluk hidup biasa, mulai dari para dewa sampai pada tataran mahluk terendah masih diselimuti oleh egoisme, amarah dan ikatan-ikatan emosional. Untuk membuktikan teorinya ini, Bhrgu akhirnya mendatangi ketiga entitas ini satu per satu.

Pada kesempatan pertama Maha Rishi Bhrgu pergi ke Brahma-loka, tempat tinggal Brahma. Bhrgu sebenarnya dapat dikatakan adalah salah satu putra dari Brahma karena Bhrgu diciptakan secara langsung oleh Brahma. Sebagai seorang putra, seharusnya Maha Rishi Bhrgu sujud dan menyentuh kaki Brahma serta memohon berkat, namun pada kesempatan kali ini hal tersebut tidak dilakukannya. Bahkan Bhrgu terkesan cuek dan tidak menaruh hormat kepada Brahma. Tentu saja melihat kelakuan dari putranya ini, Brahma menjadi sangat marah. Dan sekaligus kejadian ini membuat Maha Rishi Bhrgu berkesimpulan bahwa ayahnya, Brahma bukanlah Tuhan.

Setelah itu Maha Rishi Bhrgu pergi ke Kailasa, tempat kediaman Siva. Siva sendiri adalah entitas yang muncul dari kening Brahma. Sehingga karena sama-sama terwujud langsung dari Brahma, dapat dikatakan bahwa Siva dan Bhrgu adalah saudara. Etika seorang saudara jika baru ketemu adalah harus saling memberi hormat dan sering kali juga diikuti dengan saling berpelukan beberapa saat. Namun pada kesempatan itu, Bhrgu sama sekali tidak mau melakukan etika yang sebelum-sebelumnya beliau lakukan, yaitu saling memberi hormat dan memeluk Siva. Saat Siva mencoba memeluk Bhrgu, Maha Rishi Bhrgu langsung menghindar dan berkata; “Saya tidak sudi memeluk tubuhmu yang kotor, yang dilumuri oleh abu-abu mayat. Semua itu hanya akan mengotori pakaian dan badanku yang suci”. Ternyata tindakan Bhrgu ini sukses besar membangkitkan amarah Siva sampai-sampai Siva mengeluarkan senjatanya dan bersiap membunuh Bhrgu. Untunglah Sakti dari Siva, Dewi Parvati datang menengahi dan berata; “Tuanku, bagaimanapun Bhrgu adalah saudaramu, apakah benar tindakan anda membunuh saudara sendiri? Mohon redakan emosi anda”. Menyaksikan kemarahan Siva, Bhrgu-pun kembali berkesimpulan bahwa Siva bukanlah Tuhan.

Pada kesempatan ketiga, Bhrgu pergi menemui Sri Visnu. Tanpa banyak basa-basi Bhrgu langsung menendang dada Sri Visnu. Apa yang terjadi? Dengan sangat mengejutkan Sri Visnu berkata; “Maha Rishi yang mulia, apakah kaki anda sakit? Kaki anda begitu halus bagaikan bunga padma, sementara dada hamba begitu keras bagaikan batu. Maafkan hamba jika dada hamba menyakitimu”. Setelah itu Maha Rishi Bhrgu sujud hormat kepada Visnu dan sekaligus memberikan jawaban pada kebingungan para dewa menganai siapa yang layak disebut Tuhan.

Dalam artikel ini, saya tidak bermaksud memperdebatkan ketuhanan dari ketiga entitas ini, namun satu poin yang bisa kita petik dari kejadian ini adalah bagaimana kita bisa menguji ketuhanan entitas yang kita puja dari karakternya, bukan dari penyebutannya. Seseorang boleh saja menyebut entitas pujaannya dengan sebutan A, B, C, D…. dan seterusnya, tetapi jika entitas yang dia puja ternyata memiliki sifat pemarah, masih memiliki nafsu dan apa lagi pencemburu, maka dapat dipastikan bahwa yang kita puja tersebut bukanlah Tuhan.

Dalam teologi peninggalan bangsa Yunani, Zeus adalah dewa tertinggi yang dipuja oleh seluruh masyarakat Yunani pada saat itu, namun apakah Zeus adalah Tuhan? Diceritakan bahwa Zeus memiliki sifat pemarah dan pencemburu, maka berdasarkan pada ajaran Veda maka Zeus bukanlah Tuhan, “the supreme being” penguasa segala sesuatu, melainkan Zeus hanyalah entitas setaraf dewa atau bahkan mungkin dibawah itu.

Lalu bagaimana dengan Tuhan anda? Apakah dalam sistem keyakinan anda, Tuhan anda adalah Tuhan yang pemarah, pencemburu dan gila hormat? Jika iya, maka menurut Veda pada dasarnya yang anda puja bukanlah Tuhan tetapi hanya mahluk hidup yang paling banter hanya dalam golongan para dewa.

Translate »