I. DEFINISI TENTANG TUHAN
Veda mendefinisikan Tuhan sbb. “Janmady asya yatah, Tuhan (God) adalah Ia dari siapa segala sesuatu berasal” (VS.1.1.2). Dengan kata lain. Tuhan adalah sumber atau asal-mula segala-sesuatu. Jadi alam material beserta segala makhluk penghuninya berasal dari Tuhan. Berdasarkan definisi tsb. maka segala wujud, bentuk, rupa, ciri, sifat, kegiatan, prilaku dan hubungan yang kita miliki dan lakukan pasti ada pada Tuhan, sebab Ia adalah sumber/asalnya. Oleh karena kita adalah insan-insan pribadi dengan beraneka-macam wujud, bentuk, rupa, sifat, ciri, kegiatan dan hubungan yang berasal dari Tuhan, maka pastilah Tuhan adalah Insan pribadi pula. Dan oleh karena menjadi asal keberadaan kita, maka Ia disebut Insan pribadi paling utama. Atau Ia adalah individu paling utama yang memiliki wujud, sifat, ciri, kegiatan dan hubungan tak terbatas.
Tuhan sebagai Insan atau Individu paling utama disebut Purusottama. Dan sebagai Kepribadian Paling utama, Ia disebut Sri Bhagavan.
II. TIGA ASPEK TUHAN
Veda menjelaskan tentang Tuhan sbb. “Vadanti tat tattva vidas tattvam jnanam advayam brahmeti paramatmeti bhagavan iti sabdyate, para rohaniawan mulia yang telah menginsyafi/mengerti tentang Tuhan menyebut-Nya sebagai Brahman, Paramatma dan Bhagavan” (Bhag.1.2.11). Brahman adalah aspek impersonal Tuhan. Ia adalah cahaya (energi) yang memancar dari diri pribadi Tuhan (Bhagavan), berhakekat serba meliput, berada dimana-mana, tak terbagi-bagi, tanpa wujud, sifat & ciri apapun. Paramatma adalah aspek setempat Tuhan yang bersemayan didalam hati badan jasmani setiap makhluk (Bg.15.15) dan inti atom (paramanu) setiap unsur materi alam fana (BS.5.35). Bhagavan adalah aspek personal / individual Tuhan yang selamanya berhakekat spiritual.
Tuhan dengan ketiga aspekNya ini dapat diibaratkan sebagai api yang juga memiliki tiga aspek keberadaan yaitu nyala, panas dan cahaya. Apakah api itu? Api adalah kesatuan dari nyala, panas dan cahaya. Begitu pula, apakah Tuhan (God) itu? Tuhan adalah kesatuan dari Brahman, Paramatma dan Bhagavan. Nyala adalah wujud api yang menjadi sumber panas dan cahaya. Tanpa nyala tidak mungkin ada panas dan cahaya. Begitu pula, Bhagavan adalah wujud pribadi Tuhan yang menjadi sumber keberadaan Paramatma dan Brahman. Tanpa Bhagavan, tidak mungkin ada Paramatma dan Brahman. Karena itu, dari ketiga aspek Tuhan ini, Bhagavan (Kepribadian Tuhan YME) adalah yang paling utama. Sebab, dengan mengerti hakekat Bhagavan, otomatis hakekat Paramatma dan Brahman terpahami.
Ketiga aspek Tuhan ini disebutkan pula oleh Sri Krishna dalam Bhagavad-gita secara implisit sebagai berikut, “Maya tatam idam sarvam jagad avyakta murtina, olehKu dalam aspekKu yang tak ber-wujud nyata (sebagai Brahman) seluruh alam semesta ini ter-liput. Mat sthani sarva bhutani, segala makhluk ada padaKu (dalam aspekKu sebagai Brahman). Na caham tesu avasthitah, tetapi Aku (sebagai Bhagavan) tidak ada pada diri semua makhluk itu. Na ca mat sthani bhutani, juga semua ciptaan ini tidak bersandar padaKu (dalam aspekKu sebagai Bhagavan). Pasya me yogam aisvayam, lihatlah kekuatan yoga-mistikKku. Bhuta-bhrn na ca bhuta-stho mamatma bhuta bhavanah, meskipun Aku (sebagai Paramatma) memelihara semua makhluk hidup dan meskipun Aku (sebagai Brahman) berada dimana-mana, namun Aku sendiri (sebagai Bhagavan) adalah sumber sejati segala ciptaan material ini” (Bg.9.4-5).
III. BHAGAVAN, KEPRIBADIAN TUHAN YME
Bhagavan berasal dari kata bhaga = kehebatan dan van = pemilik. Jadi sebagai Sri Bhagavan, Tuhan memiliki segala macam kehebatan secara lengkap, penuh dan sempurna. Dikatakan, “Bhagavan adalah Ia yang paling kuat/perkasa, paling termasyur/terkenal, paling kaya, paling berpengetahuan/mengetahui, paling tampan/menarik-hati, dan paling bebas/ merdeka” (Visnu-Purana 6.5.47). Dikatakan lebih lanjut oleh Veda, “Krsnas tu bhagavan svayam, Sri Krishna (putra Vasudeva dan Devaki) adalah Sri Bhagavan itu sendiri” (Bhag.1.3.28). Dikatakan demikian karena hanya Sri Krishna lah satu-satunya kepribadian yang memiliki semua kehebatan tersebut secara penuh, lengkap dan sempurna. Fakta ini ditunjukkan ketika Beliau melaksanakan lila (kegiatan rohani) Nya di Bhumi dimasa lalu menjelang akhir Dvapara-Yuga.
Sri Krishna menyatakan bahwa diriNya adalah asal-mula/sumber segala sesuatu. “Aham sarvasya prabhavah, Aku adalah asalmula segala sesuatu. Mattah sarvam pravartate, segala sesuatu berasal dariKu” (Bg.10.8). Brahma, sang pencipta dunia fana, berkata, “Anadir adir govinda sarva karana-karanam, Sri Govinda (Krishna) tidak berasal dari apapun dan siapapun, karena Beliau adalah sebab (sumber) adanya segala sesuatu” (BS.5.1).
Kedua sloka Veda yang dikutip ini bersesuaian dengan definisi tentang Tuhan (pada bagian I) yakni “Janmady asya yatah, Tuhan adalah Ia dari siapa segala sesuatu berasal” (VS.1.1.2). Jadi Tuhan itu adalah Sri Krishna pribadi. Atau, Sri Krishna adalah Bhagavan, Kepribadian Tuhan YME. Karena itu, Beliau berkata, “Vedais ca sarvair aham eva vedyah, tujuan seluruh pustaka suci Veda adalah agar semua orang mengetahui bahwa Aku adalah Tuhan YME” (Bg.151.15).
IV. PARAMATMA, ASPEK SETEMPAT TUHAN
Sebagai Bhagavan (Kepribadian Tuhan YME), Sri Krishna senantiasa berada di tempat tinggalNya dunia rohani Goloka-dhama. Tetapi pada saat yang sama Beliau juga berada (tinggal) sebagai Paramatma di hati badan jasmani setiap makhluk hidup di dunia fana (perhatikan Bg.6.31, 13.3, 13.13-18, 15.15, 15.17 dan 18.61). Bagaimana hal ini bisa terjadi? Veda mengibaratkan Tuhan seperti matahari. Meskipun satu dan berada di langit, tetapi setiap orang melihat matahari berada didepan dirinya. Matahari yang satu dan sama itu bersinar indah dihadapan setiap orang. Seperti itulah keberadaan Sri Bhagavan Krishna dalam aspekNya sebagai Paramatma. Sebagai Paramatma, Sri Krishna menjadi saksi (upadrsta) dan pengatur (anumanta) kegiatan para makhluk hidup (jiva) dalam pengembaraan mereka di alam material (lihat Bg.13.23 dan 18.61). Sebagai Paramatma, Sri Krishna dan sang jiva (makhluk hidup) bersemayan di hati badan jasmani yaitu jantung. Dikatakan, “Dva suparna sayujya sajhaya samanam vrksah, Paramatma dan Atma (= Jiva) adalah bagaikan dua burung bersahabat yang hinggap di satu pohon. Satu burung (sang atma) asyik menikmati buah pohon. Sedangkan burung kedua (Paramatma) hanya menyaksikan kegiatan sahabatnya itu (Mundaka Upanisad 3.1.1-2) dan Svetasvatara Upanisad 4.7).
Maksud pernyataan kedua Upanisad tsb. adalah sang makhluk hidup (atma) sibuk melakukan berbagai macam kegiatan pamerih dan menikmati hasilnya. Sedangkan Tuhan (Paramatma) hanyalah menyaksikan sang atma berkegiatan demikian.
Konsep Veda tentang Paramatma berada didalam hati badan jasmani setiap makhluk hidup (jiva) dan mengarahkan pengembaraan mereka di alam material sesuai dengan karma yang diperbuat, adalah jawaban atas pertanyaan mengapa semua serangga, burung dan binatang mampu pergi amat jauh mencari makan dan kembali ke sarangnya dengan selamat tanpa tersesat.
V. BRAHMAN, ASPEK IMPERSONAL TUHAN
Brahman adalah sesungguhnya brahmajyoti, cahaya (energi) yang memancar dari diri Sri Bhagavan, Kepribadian Tuhan YME, Krishna. Karena itu, Beliau menyatakan, “Brahmano hi prathistaham, Aku adalah sumber keberadaan Brahman impersonal” (Bg.14.27).
Brahma, sang pencipta alam fana, berkata, “Yasya prabha prabhavato .. tad brahma niskalam anantam asesa bhutam … govindam adi purusam, Brahman yang tak berwujud dan serba meliput adalah cahaya badan Sri Govinda (Krishna)”- BS.5.40. Dikatakan pula, “Sei brahma govindera haya anga kanti, Brahman ini adalah tidak lain dari pada cahaya pribadi Sri Govinda (CC.Adi-lila 2.15). Yad advaitam brahmopanisadi tad api asya tanu-bha, apa yang di-katakatan oleh kitab-kitab Upanisad sebagai Brahman yang tiada duanya, adalah cahaya diri pribadi Tuhan (CC Adilila 1.3).
Seperti halnya cahaya matahari adalah tidak lain dari pada energi yang memancar dari matahari dan menopang kehidupan di alam material. Begitu pula, Brahman adalah cahaya (energi) Sri Bhagavan, Kepribadian Tuhan YME Krishna yang memancar dari diriNya dan menopang kehidupan di seluruh alam semesta-alam semesta material. Dalam pustaka Veda, kata “brahman”memiliki banyak arti. Ia bisa berarti Tuhan, bisa berarti makhluk hidup, cahaya (energi) Tuhan, keseluruhan unsur materi alam fana, tingkat spiritual, pengetahuan spiritual atau kitab suci Veda.
VI. TENAGA (ENERGI) TUHAN (BHAGAVAN)
Veda (Visnu-Purana 6.7.61) menyatakan bahwa Sri Krishna yang juga disebut Sri Visnu atau Narayana, memiliki 3 (tiga) macam tenaga (energi) yang dapat diringkas sebagai berikut.
Karena itu Veda menyatakan, “Purnasya purnam adaya purnam evavasis yate, Kepribadian Tuhan YME maha lengkap-sempurna. Meskipun segala sesuatu yang beraneka-macam berasal (ter-cipta) dariNya, namun Beliau tetap sebagai Kepribadian Tuhan YME nan lengkap-sempurna” (Isa-Upanisad, Mantra pembukaan, dan Brhad-Aranyaka Upanisad 5.5.1).
VII. SVAMSA DAN VIBHINNAMSA TUHAN
Svamsa adalah perbanyakan pribadi Sri Krishna. Semua perbanyakan pribadiNya ini tergolong (dan disebut) Visnu-tattva.Didunia fana, Mereka adalah para Visnu-avatara yang berfungsi melaksanakan proses penciptaan, pemeliharaan dan peleburan alam material. Sedangkan Vibhinnamsa adalah perbanyakan kecil berbeda dan terpisah dari Tuhan Krishna. Ia adalah para makhluk hidup yang disebut ksetrajna atau jiva. Jumlah mereka tak terhitung dan merupakan tenaga marginal Tuhan yang senantiasa berada dibawah kendaliNya. Di dunia fana, para jiva memperoleh (=menghuni) beraneka-macam badan jasmani sesuai dengan karma yang diperbuat pada masa penjelmaan sebelumnya. Mereka di-sebut jiva-tattva. Baik Visnu-tattva maupun jiva-tattva secara kwalitatip sama yakni sama-sama berhakekat spiritual. Tetapi secara kwantitatip mereka berbeda karena berbeda potensi. Perbedaannya dapat diringkas sebagai berikut.
IX. DIRI PRIBADI TUHAN
Veda menjelaskan tentang diri pribadi Sri Krishna sebagai berikut.
- BadanNya berwarna gelap bagaikan awan hujan, kedua mataNya seindah bunga padma mekar, mahkota kepalanya ber-hiaskan bulu ekor burung merak, dan ketampananNya nan unik mempesonakan berjuta-juta devi cinta (BS.5.30).
- Setiap anggota badan wujud rohaniNya itu dapat berfungsi sebagai semua anggota badan lainnya (BS.5.32).Meskipun Beliau adalah kepribadian awal paling bahari (sepuh), namun Beliau senantiasa kelihatan sebagai pemuda remaja nan segar tampan dan menawan (BS.5.33).
- Sri Krishna adalah kepribadian tunggal nan mutlak. Pada diri-Nya tidak ada perbedaan antara tenaga/energi (sakti) dengan si pemilik tenaga (saktiman). Meskipun dari diriNya tercipta berjuta-juta alam semesta, namun tenaga/energi (sakti) Nya tetap utuh pada diriNya. Seluruh alam semesta ada pada diriNya. Dan pada saat yang sama Beliau bersemayan di dalam inti atom (paramanu) setiap unsur materi alam fana (BS.5.35).
- Beliau memiliki sifat, ciri dan wujud tak terbatas (BS.5.38) dan turun ke dunia fana dalam beraneka-macam Avatara seperti Vamana,Nrsimha,Rama, dsb.Semua Avatara ini adalah perbanyakan diri pribadiNya (BS.5.39). Dan cahaya badanNya yang amat cemerlang adalah brahmajyoti yakni Brahman impersonal (BS.5.40).
X.TEMPAT TINGGAL TUHAN
Tempat tinggal Sri Krishna adalah dunia rohani atau alam spiritual yang oleh Veda dijelaskan sebagai berikut.
- Dunia rohani atau alam spiritual disebut Vaikuntha-loka, tempat tanpa kecemasan. Ia berada diluar alam semesta material (prakrti) kita ini. Diangkasa rohani ada banyak Vaikuntha-loka. Jumlahnya tak terhitung. Disetiap planet Vaikuntha bertahta perbanyakan diri pribadi (svamsa) Sri Krishna seperti: Kesava, Janardhana, Padmanabha,Vamana, dsb.
- Planet Vaikuntha ter-tinggi yang menjadi tempat tinggal Sri Krishna disebut Goloka-dhama yang dikatakan seindah bunga padma mekar (BS.5.2).
- Di Goloka-dhama semua pohon dan tanaman memuaskan segala keinginan. Disana tanah adalah permata yang memenuhi segala kebutuhan. Disana air adalah amrta, setiap kata adalah nyanyian nan merdu dan setiap gerak tubuh adalah tarian gemulai. Disana cahaya penuh kebahagiaan dan para penduduk sungguh menyenangkan. Disana sapi perah (surabhi) yang jumlahnya tak terhitung, senantiasa memancarkan air susu. Disana kehidupan kekal, tidak ada masa lalu atau masa yang akan datang, sehingga disana tidak ada kematian atau pun kelupaan (BS.5.56).
- Singkatnya, dunia rohani tempat tinggal Sri Krishna adalah alam spiritual nan kekal, penuh kebahagiaan dan pengetahuan.
XI. KEGIATAN TUHAN DI TEMPAT TINGGALNYA
Di Goloka-dhama tempat tinggalNya, Sri Krishna senantiasa bersukaria menggembalakan sapi-sapi surabhi yang susunya memenuhi segala keinginan. Sementara bersuka-ria seperti itu, Beliau dilayani dengan penuh hormat dan cinta-kasih (bhakti) oleh ratusan ribu Devi Laksmi atau Gopi (BS.5.29). Demikianlah, di tempat tinggalNya Goloka-dhama Sri Krishna bernyanyi, berdendang, bergurau, menari, bercanda, bermain-main dan melakukan beraneka-macam kegiatan suka-cita rohani lainnya bersama para Gopi atau Laksmi itu. Mereka melakukan semua kegiatan suka-cita rohani itu dalam hubungan cinta-kasih (bhakti) timbal-balik berdasarkan madhurya-rasa, hubungan sebagai kekasih. Kegiatan suka-cita rohani itu berlangsung kekal dengan kebahagiaan yang terus bertambah-tambah.
XII. MENGETAHUI SIAPA TUHAN BERARTI TAHU SEGALA SESUATU
Telah dijelaskan bahwa Tuhan adalah sumber/asal-mula segala sesuatu. Dan segala kehidupan serta ciptaan material yang beraneka-ragam ini adalah tidak lain dari pada transformasi tenaga/energi (sakti) Nya yaitu: para-sakti (tenaga rohani), ksetrajna-sakti (tenaga marginal) dan avidya-sakti (tenaga material). Karena itu, siapapun yang tahu, mengerti dan menginsyafi bahwa Sri Krishna adalah Tuhan YME berarti dia telah tahu dan mengerti hakekat segala sesuatu. Sebab Beliau berkata, “Yo mam evam asammud-ho janati purusottamam sa sarva-vid, siapapun yang mengetahui Aku sebagai Kepribadian Tuhan YME tanpa ragu, hendaklah dimengerti bahwa dia telah mengetahui segala sesuatu” (Bg.15.19). Hal yang sama dikatakan pula oleh kitab Chandogya-Upanisad (6.2.1),”Yad vijnanena sarva vijnanam pratijnatam, dengan mengetahui Tuhan, maka segala sesuatu jadi bisa diketahui”. Tetapi untuk bisa mengerti bahwa Sri Krisna adalah Tuhan YME seseorang harus berpola hidup suci yakni bebas dari segala macam dosa. Sebab Beliau berkata, “Orang yang mengerti Aku sebagai Yang tidak terlahirkan dan tanpa awal, Tuhan penguasa seluruh jagat, ia yang tidak terkhayalkan, sarva-papaih pramucyate, bebas dari segala macam dosa” (Bg.10.3).
XIII. SUCIKAN DIRI UNTUK BISA MENGERTI TUHAN
Pada masa Kali-Yuga yang di-sebut jaman modern sekarang, mensu- cikan diri dari dosa-dosa untuk bisa mengerti Tuhan hanya mungkin dilakukan dengan sevon mukhe hi jihvadau, melakukan pelayanan cinta-kasih (bhakti) kepada Sri Krishna dan menyibukkan lidah mengucapkan nama-nama suciNya secara tekun dan teratur setiap hari (Padma-purana sebagaimana dikutip dalam BRS 1.2.234).
Tentang pengucapan nama-nama suci Sri Krishna, dikatakan sebagai berikut, “Harer nama harer nama harer nama eva kevalam kalau nasty eva nasti eva nasti eva gatir anyatha, pada jaman Kali tidak ada cara lain, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain untuk maju dalam jalan spiritual mensucikan diri selain dari pada mengucapkan/mengumandangkan nama suci, nama suci, nama suci Sri Hari” (Brhan-Naradiya Purana 38.126). Hari adalah nama lain Sri Krishna. Karena itu, ucapkan/kidungkan/kumandangkan/nyanyikanlah secara tekun dan teratur nama-nama suci Sri Krishna yang tersusun berupa maha-mantra Kali-santarana Upanisad ini.
“HARE KRISHNA HARE KRISHNA KRISHNA KRISHNA HARE HARE HARE RAMA HARE RAMA RAMA RAMA HARE HARE“
Dengan mengumandangkan maha-mantra ini secara tekun dan teratur, diri kita akan tersucikan, segala kecemasan sirna dan kita akan berbahagia.
Disusun oleh: Ngurah Heka Wikana (Haladara Prabhu)
“Dengan mengumandangkan maha-mantra ini secara tekun dan teratur, diri kita akan tersucikan, segala kecemasan sirna dan kita akan berbahagia.” ==> Efek placebo kalii.. ^^
Yaaaaaah…biarpun dibilang placebo juga yang penting ada efeknya lah =))
Itu kalau seseorang sangat–sangat percaya dengan kemampuan maha-mantra tsb.. Tapi kalau seseorang tidak atau kurang percaya, walau ia berkali-kali mengucapkannya tentu tidak menimbulkan efek,, ^^
Dalam hal ini bukan sekadar placebo, tetapi ini adalah kebenaran religius yang tidak bisa dikaji secara saintis dan filosofis. Kalo tidak salah, Herwit ini yang dulu bilang anak Hindu umur 15 tahun ya? Yang saya dengar Herwit sudah jadi ateis sekarang? Benar ya? [Maaf pertanyaannya agak pribadi]
Mungkin saya akan meminta bli Ngara menulis tentang 4 tingkat kebenaran, karena saya merasa tulisan saya di sini tentang empat tingkat kebenaran mungkin kurang sempurna. Yang penting semoga maksudnya dapat ditangkap.
Yup,, lebih tepatnya saya sekarang seorang panteis-ateis (meragukan adanya “Sang Perancang Cerdas” dan menganggap kesatuan dari semua yang ada maupun yang tidak ada adalah Tuhan).. ^^
Anda:
“Dalam hal ini bukan sekadar placebo, tetapi ini adalah kebenaran religius yang tidak bisa dikaji secara saintis dan filosofis.”
_________________________
Itu klaim anda.. Saya juga bisa mengklaim dgn mengucapkan mantra “Hula Hula Hura Hura”, maka anda akan diselamatkan Monster Spaghetti Terbang.. Dan hey, kalian juga tidak dapat membuktikan mantra tsb salah..!!! *teis mode on*
Pemikiran/ pendapat anda mungkin pernah terbersit dalam benak saya, ternyata kita dikelilingi oleh (dan memuja) lambang-lambang yang “diciptakan”. Tak ada satupun pemeluk agama yang tidak memuja lambang yang “diciptakan”, kecuali (mungkin) orang yang ateis. Tapi saya punya pilihan dan yang saya pilih adalah yang dapat mengobati kerinduan rohani saya. Bila ternyata pilihan saya hanya plasebo berarti pilihan lain juga plasebo, karena huruf A sesungguhnya bukan (A) karena (A) ada di mulut kita.
Sungguh,, saya tidak mengerti apa yang kamu katakan dan hubungannya dengan komen-ku sebelumnya..
Salam dehh,, 😉
Atheist itu sendiri bentuk placebo, bahkan lebih akut…hehehehe
Oh, begitu rupanya dik. 🙂
Mungkin sedikit saya ralat, panteis bukanlah paham segalanya (ada maupun tidak) adalah Tuhan, tetapi panteis adalah paham bahwa Tuhan berada di mana-mana, ada di setiap unsur alam. Dan Veda menganut paham ini dalam aspek Tuhan sebagai Paramatma di mana kata Visnu itu sendiri dalam Catur Veda Samhita menyebutkan artinya sebagai yang masuk ke dalam… atau yang menyusupi… (segala sesuatu)
Jalan pemikiran saya bukan seperti itu, itu bukan klaim saya. Sudah baca artikel yang saya kasi tentang empat tingkat kebenaran?
Veda itu bersifat apara vidya dan juga ara vidya. Para itu artinya far (Eng) atau jauh (Ind). Apara Vidya artinya pengetahuan Veda yang terjangkau kemampuan manusia, misalnya sains, ilmu administrasi, ekonomi, kesehatan dsb. Nah, Para Vidya artinya ilmu Veda yang jauh dari jangkauan dan kemampuan otak serta indria kita.
Pengucapan Maha Mantra adalah bagian dari Para Vidya yang tidak bisa dikaji secara sains maupun filosofis. Maha Mantra adalah mantra yang paling utama. Jangan ke Maha Mantra dulu deh, kita main ke mantra biasa saja.
Para Vidya pustaka suci Veda menyebutkan dan mengajarkan bahwa air yang diberi mantra akan memberikan pengaruh positif terhadap air itu sendiri dan terhadap manusia itu sendiri. Sains dan filsafat sama sekali tidak dapat menerima ajaran ini. Tetapi, kenyataan berkata hal itu benar-benar terjadi. Inilah yang disebut kebenaran religius, sebuah fakta yang tidak dapat dikaji secara sains dan filosofis. Dan ini, bukan efek dari sugesti seperti placebo yang adik katakan itu. Ini efek ilmiah yang faktual. Sains, hanya mampu membuktikan (riset dr. Masharu Emoto) tetapi tidak mampu menjawab mengapa itu bisa terjadi. Hanya agama yang bisa menjelaskan mengapa. Contoh faktanya sudah dimuat dalam situs ini tentang Sungai Gangga yang sangat tidak bisa diterima secara pengalaman, sains dan filosofis tetapi demikianlah faktanya.
Bagaimana dengan tingkat kebenaran religius yang ada dalam agama lain? Saya pernah menulis tentang ini. Contoh Para Vidya yang lain adalah kesejahteraan berupa kesuburan (kebersahabatan lingkungan terhadap manusia) dapat diperoleh dengan melakukan dewa yajna. Agama lain juga mengatakan hal yang sama, bahkan lebih tegas agama lain mengatakan dengan menyembah Tuhannya akan mendapat kesuburan dan yang tidak menyembah Tuhannya akan mendapat kekeringan.
Antara agama Hindu dan agama lain tersebut, Para Vidya-nya Hindu ternyata faktual dan Para Vidya-nya agama lain itu sangat bertentangan dengan kenyataan.
Banyak hal yang faktual tetapi tidak dapat diterima dengan akal sehat. Dan Veda sangat tahu akan hal ini. Di mana agama lain menyebutnya sebagai ulah setan dan bersifat musryik.
Contoh lain, pengobatan Ayurveda mulai diterima dengan akal sehat dengan ramuan herbalnya, tetapi Ayurveda juga memuat ilmu yang tak dapat diterima akal sehat namun bersifat faktual. Dan cabang ilmu Ayurveda ini adalah Rasayana Tantra (ilmu tentang penyakit non-medis, mukjizat).
Dari sinilah saya yakin bahwa Veda itu benar-benar patut dijadikan pedoman hidup.
Sekarang begini, mari kita adu klaim antara klaim adik dengan klaim Veda. Silakan adik ciptakan sebuah mantra misalnya “Hula Hula Hura Hura” atau mantra yang lain yang harus di luar Veda di mana mantra buatan adik itu dapat membuat seseorang melayang melawan hukum alam gravitasi bumi. Adik juga boleh memilih orang berkualifikasi untuk mengucapkan mantra itu.
Bandingkan dengan klaim Veda yang menyatakan mantra Om Tat Sat dapat membuat seseorang memiliki kekuatan supra. Saya memilih seorang Yogi berkualifikasi untuk mengucapkannya. Mari kita buktikan, mana klaim tidak ilmiah yang bisa menjadi kenyataan.
Apakah mantra buatan adik atau mantra Veda. Saya berani kok bertaruh apa saja (walau sebenarnya tidak boleh bertaruh) termasuk mempertaruhkan nyawa saya sendiri.
Jika mantra adik tidak bisa membuat yang mengucapkan melakukan sesuatu yang tidak bisa diterima akal sehat berarti paham yang adik anut yaitu ateisme adalah salah, atau mungkin sedari awal adik memang tidak percaya bahwa mantra apa pun tidak akan menyebabkan terjadi kejadian yang di luar akal sehat.
Nah, kalau mantra Veda Om Tat Sat yang dianggap sekadar klaim bisa membuat yang mengucapkannya itu melakukan sesuatu di luar akal sehat bagaimana? Apa itu tidak cukup menjadi bukti bahwa Veda itu adalah kebenaran? Atau mungkin adik hanya menganggap itu adalah suatu kebetulan.
Sama seperti umat lain, bila sesuatu yang buruk terjadi pada umatnya, dianggap sebagai peringatan dari Tuhan, bila sesuatu yang buruk terjadi pada umat lain dianggap sebagai hukuman atas kesesatan. Bila sesuatu yang baik terjadi pada umat lain dianggap sebagai musryik atau ulah setan, bila sesuatu yang baik terjadi padanya dianggap sebagai karunia dari Tuhan.
Adik bisa saja berpola pikir sama seperti di atas. Jadi bagaimana? Apakah itu sekadar placebo?
Maaf, itu bukan placebo, itu adalah kebenaran religius, fakta yang tidak dapat dikaji dengan sains, indria dan pemikiran super logis alias filsafat. Ajaran agama yang tidak boleh diragukan karena memang seperti itulah kenyataannya.
______________________-
OM TAT SAT
Tat – Itu
Sat – Kebenaran
Itulah kebenaran…
Witz, witz..
yang spt itu saya rasa memang tidak bisa dijelaskan tapi bisa dibuktikan.
pilihan anda adalah tidak mengikutinya, dan apa yang telah anda dapatkan?
tidak masalah jika orang2 menganggap itu placebo atau hanya sugesti, yang jelas itu sangat bermanfaat bagi saya dan manusia2 di seluruh dunia.
tolong jelaskan secara science apakah mantra “hula hula hula” itu bisa membuat orang seperti Prahlad Jani (google it)
Hiperbola nih.. >_>
Semua umat beragama juga mengklaim doa-doa yg diajarkan dalam agama mereka mampu membawa kedamaian dan ketenangan.. Pernah lihat kan di TV orang-orang yg sampai menangis hanya karena didoakan atau mengikuti ritual ibadat agama tertentu.. Itulah efek placebo..!!! Dan tidak hanya dalam agama,, para psikolog, dokter, perusahaan, dukun, dsb pun juga menggunakan efek tsb utk tujuan mereka masing-masing, entah tujuan itu baik ataupun tidak…
Mengenai Prahlad Jani, cari juga “debunk Prahlad Jani” di Google.. Lebih baik baca pembahasan dari skepdic.com atau dari Asosiasi Rasionalis India.. ^^
Orang-orang yang meragukan adanya Tuhan bukan mulai pada masa kini melain kan dari awal ciptaan dunia material ini. Itulah justru alasan utamanya kenapa dunia material yang merupakan Bui ini di ciptakan untuk menghukum kita-kita yang masih belum mau menerima adaNya Beliau, dan mau jadi Tuhan. Dari setiap jaman ada mahluk-mahluk hidup yang sudah memenuhi syarat dibebaskan dari bui ini dan pulang kembali kedunia asli asal mula mahluk hidup. Tetapi bagi yang belum mengerti dan belum mengakui Kemahakuasaan serta kepemimpinan Tuhan maka selama itu pula masih harus berada di bui ini dengan mengalami kelahiran dan kematian berulang kali, dan mengembara dari satu bui /badan material satu ke bui lainnya. Kadang hidup di dalam bui berupa badan pohon, cacing, celeng, manusia ,dewa dll. Selama belum insyaf akan diri pribadi yang sejati dan diri yang Uttama yaitu Tuhan, selama itu pula harus masih tetap berada di Bui dunia material ini . percaya atau tidak itu masalah lain lagi.
Orang-orang yang meragukan adanya “Unicorn Merah Muda” bukan mulai pada masa kini melain kan dari awal ciptaan dunia material ini. Itulah justru alasan utamanya kenapa dunia material yang merupakan bui ini di ciptakan untuk menghukum kita-kita yang masih belum mau menerima ada-Nya Beliau, dan mau jadi “Unicorn Merah Muda”. Dari setiap jaman ada mahluk-mahluk hidup yang sudah memenuhi syarat dibebaskan dari bui ini dan pulang kembali kedunia asli asal mula mahluk hidup. Tetapi bagi yang belum mengerti dan belum mengakui Kemahakuasaan serta kepemimpinan “Unicorn Merah Muda” maka selama itu pula masih harus berada di bui ini dengan mengalami kelahiran dan kematian berulang kali, dan mengembara dari satu bui/badan material satu ke bui lainnya. Kadang hidup di dalam bui berupa badan pohon, cacing, celeng, manusia ,dewa dll. Selama belum insyaf akan diri pribadi yang sejati dan diri yang utama yaitu “Unicorn Merah Muda”, selama itu pula harus masih tetap berada di bui dunia material ini. Percaya atau tidak itu masalah lain lagi. [Satire,, ^^]
.
.
Cukup dengan menambah embel-embel filsafat dan sains tidak dapat menjangkau “Unicorn Merah Muda” serta mereka yang tidak percaya “Unicorn Merah Muda” tak akan mencapai keselamatan, sorga, moksha, dsb ; kita dapat membodohi orang-orang yg tidak kritis dalam berpikir..
Salam ^^
Hukum alam bertindak tegas tepat ketat dan pasti, tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun termasuk oleh orang yang tidak percaya sekalipun . menurut hukum alam di bawah kendali Tuhan, bagi mahluk yang masih berada dalam bui badan ini dipastikan harus menerima segala penderitaan yang merupakan hukuman seperti : kelahiran,penyakit,usia tua,dan kematian. Penderitaan: akibat Tuntuan badaniah, serangan mahluk2 lain, beraneka bencana2 alam. Dan tidak mampu memahami adNya Tuhan merupakan hukuman yang paling sulit di selamatkan, mahluk atasnama manusia yang tidak mampu paham dengan ajaran Tuhan akan menganggap bahwa penderitaan merupakan kebahagiannya, dan sangat sulit memahami adanya kebenaran. Cara apapun digunakan untuk mencoba menolongnya akan ada saja cara dia untuk menentang cara tsb. Itupun merupakan hukum alam dibawah kendali kekuasaan Tuhan. Sebenarnya mutiara tidak bisa di hargai oleh babi,kecuali kotoranlah yang membahagiakannya.jika saja kita bisa mengerti bahasa babi bisa saja kita dengar caciannya yang di tujukan kepada manusia dengan menggumam manusia itu lebih bodoh dariku, yang gratis dan enak tidak disukainya, malah susah2 kerja keras hanya sekedar mendapatkan makanannya, aku mahluk lebih pintar hanya dengan diam dikubangan otomatis dapat makanan enak berupa kotoran dan apasaja, langsung bisa kumakan dengan lahap tanpa harus percaya Tuhan…. Hebat kan………..?.Namun si babipun tidak akan pernah bebas dari hukum Tuhan, bahkan untuk mendapatkan beberapa onggok kotoranpun diperolehnya atas karuniaNya , walau tanpa pernah sadar dan menghargai kasih sayang yang diperolehnya, itulah kwalitas badan yang sedang dihuninya yang sangat gelap dan pekat bukan hanya tidak mampu memahami Tuhan bahkan dirinyapun tidak pernah dipahaminya boro2 ajaran kebenaran. Tapi jangan hawatir masih ada masa yang lain yang akan menolongnya. Salahsatu masa itu adalah mrtyu kala / waktu kematian yang akan dialami berulang kali sampai pada titik kapok dan mulai tobat…………….semoga………………….!!!!!!
Argumentum ad baculum… – -“
Satire lagi ahh.. 😀
Hukum alam bertindak tegas tepat ketat dan pasti, tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun termasuk oleh orang yang tidak percaya sekalipun . menurut hukum alam di bawah kendali “Unicorn Merah Muda”, bagi mahluk yang masih berada dalam bui badan ini dipastikan harus menerima segala penderitaan yang merupakan hukuman seperti : kelahiran,penyakit,usia tua,dan kematian. Penderitaan: akibat Tuntuan badaniah, serangan mahluk2 lain, beraneka bencana2 alam. Dan tidak mampu memahami adaNya “Unicorn Merah Muda” merupakan hukuman yang paling sulit di selamatkan, mahluk atas nama manusia yang tidak mampu paham dengan ajaran Tuhan akan menganggap bahwa penderitaan merupakan kebahagiannya, dan sangat sulit memahami adanya kebenaran. Cara apapun digunakan untuk mencoba menolongnya akan ada saja cara dia untuk menentang cara tsb. Itupun merupakan hukum alam dibawah kendali kekuasaan “Unicorn Merah Muda”. Sebenarnya mutiara tidak bisa di hargai oleh babi,kecuali kotoranlah yang membahagiakannya.jika saja kita bisa mengerti bahasa babi bisa saja kita dengar caciannya yang di tujukan kepada manusia dengan menggumam manusia itu lebih bodoh dariku, yang gratis dan enak tidak disukainya, malah susah2 kerja keras hanya sekedar mendapatkan makanannya, aku mahluk lebih pintar hanya dengan diam dikubangan otomatis dapat makanan enak berupa kotoran dan apa saja, langsung bisa kumakan dengan lahap tanpa harus percaya “Unicorn Merah Muda”…. Hebat kan………..?.Namun si babipun tidak akan pernah bebas dari hukum “Unicorn Merah Muda”, bahkan untuk mendapatkan beberapa onggok kotoranpun diperolehnya atas karuniaNya , walau tanpa pernah sadar dan menghargai kasih sayang yang diperolehnya, itulah kwalitas badan yang sedang dihuninya yang sangat gelap dan pekat bukan hanya tidak mampu memahami “Unicorn Merah Muda” bahkan dirinyapun tidak pernah dipahaminya boro2 ajaran kebenaran. Tapi jangan hawatir masih ada masa yang lain yang akan menolongnya. Salahsatu masa itu adalah mrtyu kala / waktu kematian yang akan dialami berulang kali sampai pada titik kapok dan mulai tobat…………….semoga………………….!!!!!!
Hidup “Unicorn Merah Muda”…!!! Hula Hula Hura Hura..!!! 😀
Maaf jika aku mengganggu pikiranmu atas rumusan tinggi yang belum pantas untukmu ,aku memang tidak heran kalau kamu belum paham karena memang belum waktunya untukmu memahami rumusan tinggi ini, karena kamu hanya baru mengerti masalah perut yang merupakan kesadaran awal mahluk hidup. Manusia tau harus mengajarkan binatang hanya denga pancingan makanan tidak bisa dengan ajaran suci, ini hanya untuk mahluk manusia yang mulai maju dalam itlektual spiritual bukan untuk mahluk yang kesadarannya baru makan,tidur,berketurunan,dan mempertahankan hidup materialnya saja. Veda sudah mengatakan bahwa rumusan spiritual hanyalah diperuntukkan bagi mereka yang sudah mulai maju dalam kehidupan manusia secara hakiki. Memang sudah diramalkan khususnya di Kali Yuga ini ada banyak ateis baik kasar maupun halus. Apalagi kamu adalah ateis kasar tentu belum akan mungkin paham dengan rumusan tinggi ini. Kehidupan sehari2mupun sekedar jalan yang dikendalikan oleh waktu yang tegas tidak pernah bisa kamu bantah. Tekuni dulu urusan perutmu dengan sebaik2nya tidak usah gubris rumusan tinggi ini, karna ini hanya untuk mereka yang sudah siap menerimanya. Dunia ini memerlukan orang2 yang cerdas secara spiritual sejati shg. Walaupun tidak perlu sebanyak mahluk2 berkesadaran rendah seperti itu , beberapa persen saja dari penduduk duni a paham dan mempraktekkan rumusan tinggi ini sudah cukup untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan yang di sebabkan oleh mentalitas yang rendahan seperti itu. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa jaman ini sangat sulit menemukan manusia2 tsb. Tapi setidaknya mulai ada beberapa manusia kesadarannya mulai meningkat dan mulai paham akan kebenaran, bukan hanya bisa ngledek tanpa mampu menunjukkan rumusan mana yang mampu menyelamatkan umat manusia dari kesalahpahaman dasar di bui ini.………….ini baru merupakan harapan…………………..semoga…………….!!!
Yahh,, semoga saja kamu bukan tipe orang yg tidak bisa membuktikan klaim sendiri tapi malah mengatakan lawan bicara belum mampu memahami klaim-mu itu..
Salam dehh,, 😉
wakakakaka……semua org mengalami prosesnya sendiri2 dalam memahami tuhan. pada saatnya tiba, mungkin saja apa yg kita pahami dalam weda akan berbeda sama sekali.
menurut saya, proses itu ada beberapa macam:
1. ada yg seperti anak SD, yg sekolah harus pake seragam, belajar dgn buku yg sama, tiap senin upacara. kalau absen dimarah guru….dsb
2. ada yg seperti anak kuliahan, seperti tidak peduli akan lingkungan tapi dituntut untuk disiplin dgn diri sendiri. selalu mencari sumber diluar dari yg ditentukan….dsbg
3. dll
yg manapun kita termasuk didalamnya, suatu saat pasti akan ketemu dgn-nya…….
salam……..
GOD lagi artikelnya ….
ok mari kita renungkan :
Wisnu Purana memuliakan Wisnu, dan di beberapa tempat memberikan posisi yang lebih rendah untuk Siwa. Siva Purana memuliakan Siva, dan memberikan status yang lebih rendah untuk Wisnu. Devi Devi Bhagavata kemuliaan dan memberikan status yang lebih rendah untuk Brahma, Wisnu dan Siva. Ini hanya untuk menanamkan dan meningkatkan pengabdian untuk Ketuhanan masing-masing di hati umat. Pada kenyataannya, tidak ada Dewa unggul dari yang lain. Anda harus memahami hati penulis.
dan seandainya ada yg merasa tidak enak tentang kata dewa dan tuhan… ok saya ganti kalimat terakhir diatas ” pada kenyataannya tidak ada yg lebih unggul dari yang lainnya (semua adalah DIA)”
tidak memiliki bentuk NYA sendiri, bentukNYA adalah semua NYA
Salam,-
@ Rama
Jawab di sini aja yaa.. ^^
Anda:
Mungkin sedikit saya ralat, panteis bukanlah paham segalanya (ada maupun tidak) adalah Tuhan, tetapi panteis adalah paham bahwa Tuhan berada di mana-mana, ada di setiap unsur alam…
__________________________________
Tuhan yg berada dimana-mana atau meresapi segalanya adalah panenteis, bukan panteis.. ^^
Definisi panteis yg diakui umum yakni “semua adalah Tuhan dan Tuhan adalah semuanya”.. Tetapi utk panteis versi saya, “KESATUAN dari semua yang ada maupun yang tidak ada adalah Tuhan”.. ^^ Coba cek di wikipedia dehh,, 🙂
.
.
Anda:
Jalan pemikiran saya bukan seperti itu, itu bukan klaim saya … Veda itu bersifat apara vidya dan juga ara vidya. Para itu artinya far (Eng) atau jauh (Ind). Apara Vidya artinya pengetahuan Veda yang terjangkau kemampuan manusia, misalnya sains, ilmu administrasi, ekonomi, kesehatan dsb. Nah, Para Vidya artinya ilmu Veda yang jauh dari jangkauan dan kemampuan otak serta indria kita.
___________________________________
Saya tidak mempercayainya sebab saya jg bisa bilang kalau “Ilmu Gajah Terbang” adalah ilmu yg jauh dari jangkauan dan kemampuan manusia (bukan cuman otak dan indra lhoo..!!) ^^
.
.
Anda:
Para Vidya pustaka suci Veda menyebutkan dan mengajarkan bahwa air yang diberi mantra akan memberikan pengaruh positif terhadap air itu sendiri dan terhadap manusia itu sendiri. Sains dan filsafat sama sekali tidak dapat menerima ajaran ini. Tetapi, kenyataan berkata hal itu benar-benar terjadi. Inilah yang disebut kebenaran religius, sebuah fakta yang tidak dapat dikaji secara sains dan filosofis. Dan ini, bukan efek dari sugesti seperti placebo yang adik katakan itu. Ini efek ilmiah yang faktual. Sains, hanya mampu membuktikan (riset dr. Masharu Emoto) tetapi tidak mampu menjawab mengapa itu bisa terjadi. Hanya agama yang bisa menjelaskan mengapa. Contoh faktanya sudah dimuat dalam situs ini tentang Sungai Gangga yang sangat tidak bisa diterima secara pengalaman, sains dan filosofis tetapi demikianlah faktanya.
___________________________________
Saya dulu pernah baca ttng penelitian dr. Emoto dan mengenai keajaiban Sungai Gangga. Untuk dr. Emoto, silakan ucapkan doa “Debunking Emoto” kepada Tuhan Google. Semoga anda mendapatkan hidayah dari Google yang Maha Mengetahui.. ^^ Sedangkan utk keajaiban Sungai Gangga, apakah ada jurnal ilmiah yg mendukung klaim tsb..?? Lagian, saya juga pernah membaca artikel yg menyebutkan kalau tingkat pencemaran air sungai tsb termasuk tinggi dan tidak layak dipakai..!!
.
.
Anda:
Contoh lain, pengobatan Ayurveda mulai diterima dengan akal sehat dengan ramuan herbalnya, tetapi Ayurveda juga memuat ilmu yang tak dapat diterima akal sehat namun bersifat faktual. Dan cabang ilmu Ayurveda ini adalah Rasayana Tantra (ilmu tentang penyakit non-medis, mukjizat).
___________________________________
Contohnya..??
Ohh iyaa,, juga jangan lupa berdoa “Debunking Ayurveda” pada Tuhan Google.. ^^
.
.
Anda:
Sekarang begini, mari kita adu klaim antara klaim adik dengan klaim Veda. Silakan adik ciptakan sebuah mantra misalnya “Hula Hula Hura Hura” atau mantra yang lain yang harus di luar Veda di mana mantra buatan adik itu dapat membuat seseorang melayang melawan hukum alam gravitasi bumi. Adik juga boleh memilih orang berkualifikasi untuk mengucapkan mantra itu. Bandingkan dengan klaim Veda yang menyatakan mantra Om Tat Sat dapat membuat seseorang memiliki kekuatan supra. Saya memilih seorang Yogi berkualifikasi untuk mengucapkannya. Mari kita buktikan, mana klaim tidak ilmiah yang bisa menjadi kenyataan. Apakah mantra buatan adik atau mantra Veda. Saya berani kok bertaruh apa saja (walau sebenarnya tidak boleh bertaruh) termasuk mempertaruhkan nyawa saya sendiri.
____________________________________
Saya akui mantra yg saya ciptakan tidak bisa membuat seseorang memiliki kekuatan supra,, ^^ Hhhmm,, tapi benarkah ada orang yg bisa melawan hukum gravitasi dgn mengucapkan mantra-mantra Veda..?? Kalau memang ada, mau-kah orang tsb menerima tantangan dari organisasi randi, sebuah organisasi yang mengungkap ada tidaknya paranormal, magic, dan hal-hal ghaib, dan bahkan selama ini belum ada yang bisa membuktikan tantangan $1,000,000 randi…!!!
http://www.randi.org/site/index.php/jref-news/1239-mdc-changes.html
Di youtube juga banyak kok para yogi yg mengklaim sakti dipermalukan oleh skeptis, rasionalis, dan ateis India.. Coba aja cari,, ^^
.
.
Salam dehh,, 😉
Sebelum saya baca ini
Di http://id.wikipedia.org/wiki/Panteisme, banyak orang mengatakan bahwa Panteisme adalah paham bahwa Tuhan berada dalam setiap unsur alam (bukan benda alam), sedang natural panteisme adalah paham bahwa Tuhan berada pada benda-benda alam tertentu seperti bulan, matahari dsb.
Sekarang silakan baca di http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu, adik akan menemukan pengertian panteisme yang berbeda dari yang di http://id.wikipedia.org/wiki/Panteisme yaitu seperti berikut:
Saya memilih pengertian panteisme yang ada di http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu karena itu adalah pengertian yang umum. Tahu tidak tahu, Hindu diejek dengan konsep panteisnya seperti yang ada dalam kitab-kitab Upanisad, bahwa dikatakan ternyata dalam Hindu, Tuhan ada dalam upil saya. 😀
Terserah adik saja mau pakai pengertian yang mana.
Tidak percaya boleh, mengeluarkan teori sendiri juga boleh yang penting faktual atau dapat dibuktikan kebenarannya. Adik tidak percaya tetapi ilmuwan-ilmuwan internasional tetap mengakui kebenaran religius.
Tentang istilah debunking saya tumben baca, saya dapat dua pengertian, 1. Tidak berprasangka buruk kepada orang lain, 2. Menolak kepalsuan dari seseorang. Pengertian mana yang dimaksud?
Yang saya tangkap adalah bahwa adik tidak mau mengakui bahwa Veda dapat memberikan kekuatan supra dengan dalih tantangan dari randi.org meyakinkan diri bahwa hal-hal yang bersifat irasional sama sekali tidak ada. Ditambah lagi dengan informasi yang mengatakan bahwa banyak yogi yang dipermalukan. Tapi, banyak tidak sama dengan semua. Kenapa mesti banyak? Bagaimana dengan sedikit yang tidak dipermalukan?
Intinya, adik tidak mau mengakui kegiatan irasional seperti melayang. Saya maklumi, karena adik tidak pernah melihat dengan mata kepala sendiri. Tetapi, dunia sudah tahu kenyataan. Pernah ada kok di koran Kompas (entah tahun berapa) memuat tentang kontes melayang yang disertai para Yogi dari berbagai penjuru dunia. Pemenangnya adalah dari Kanada (kalau tidak salah) dengan melayang yang lebih tinggi. Tonton juga film The Myth yang dibintangi Jackie Chan, ada adegan Yogi terbang di dalamnya. Terserah adik deh mau percaya atau tidak. Toh juga adik tidak pernah lihat dengan mata sendiri.
Tinggal mau atau tidaknya mengakui kenyataan saja. 🙂
@ Rama
Anda:
Tidak percaya boleh, mengeluarkan teori sendiri juga boleh yang penting faktual atau dapat dibuktikan kebenarannya. Adik tidak percaya tetapi ilmuwan-ilmuwan internasional tetap mengakui kebenaran religius.
____________________________
Memang ada kok ilmuwan yg mengakui kebenaran religius, khususnya dari kalangan ‘pecinta’ sains fiktif dan pseudosains. Tetapi tentu saja ilmuwan rasionalis dan pemikir bebas siap men-debunk klaim-klaim mereka yg umumnya tidak didukung bukti yg kuat alias sekedar cocologi semata.. ^^
.
.
Anda:
Tentang istilah debunking saya tumben baca, saya dapat dua pengertian, 1. Tidak berprasangka buruk kepada orang lain, 2. Menolak kepalsuan dari seseorang. Pengertian mana yang dimaksud ?
____________________________
Maksud pertanyaan anda bagaimana yaa..?? Saya tidak mengerti.. ^^”
.
.
Anda:
Yang saya tangkap adalah bahwa adik tidak mau mengakui bahwa Veda dapat memberikan kekuatan supra dengan dalih tantangan dari randi.org meyakinkan diri bahwa hal-hal yang bersifat irasional sama sekali tidak ada. Ditambah lagi dengan informasi yang mengatakan bahwa banyak yogi yang dipermalukan. Tapi, banyak tidak sama dengan semua. Kenapa mesti banyak? Bagaimana dengan sedikit yang tidak dipermalukan? Intinya, adik tidak mau mengakui kegiatan irasional seperti melayang. Saya maklumi, karena adik tidak pernah melihat dengan mata kepala sendiri. Tetapi, dunia sudah tahu kenyataan. Pernah ada kok di koran Kompas (entah tahun berapa) memuat tentang kontes melayang yang disertai para Yogi dari berbagai penjuru dunia. Pemenangnya adalah dari Kanada (kalau tidak salah) dengan melayang yang lebih tinggi.
_____________________________
Justru kalau memang ada orang2 yg bisa melawan hukum gravitasi, seharusnya mereka berani dan mau mengikuti tantangan randi. Itu kalau memang benar tidak ada yg ditutup-tutupi lhoo,, ^^ Walaupun saya diberi kesempatan melihat aksi para yogi tsb, tentu saja saya tidak langsung percaya begitu saja. Yeah, sebab masih ada kemungkinan mereka menggunakan trik-trik tertentu utk menipu mata orang awam (seperti sulap). Oleh karena itu, saya tawarkan kalau anda mengenal para yogi yg mampu melawan hukum gravitasi, anda bisa menyarankan mereka utk mengikuti tantangan randi… ^^
Salam deh,, 😉
Hehehe, saya mengerti kok jalan pemikiran adik. Jika memang para saintis (yang adik anggap rasional) tetap tidak percaya, ayo datang ke Bali liat pengeleakan siap mati tidak? Ada juga aturan di Pura tidak boleh bertingkah sembarangan, dampaknya adalah secara skala misalnya sakit non-medis yang tidak dapat disembuhkan. Kalau berani bertingkah saja di Pura, kalau sakit atau mati ya sabar, bukankah katanya tidak percaya dengan hal-hal niskala. Ah, paling juga tidak mau dengan alasan “menghargai”. Saya sudah bilang dik, ada hal yang bisa dikaji secara sains dan ada yang tidak. Dan yang tidak ini bukan berarti fiktif, tetapi kenyataan. Itu bukan cocologi kok, kenapa tidak adik sendiri saja yang melakukan hal macam-macam di Pura kalau memang benar hal irasional tidak ada. Saya yakin adik pasti takut, karena di luar panca indra, ada indra lain yang peka dengan hal-hal niskala.
Adik’kan nyuruh saya cari “debunking” di mana dalam kamus Bhs. Inggris saya kata itu berarti yang dua itu tadi. Saya bingung maksudnya apa debunking dalam konteks yang adik maksud.
Hihihi, tunggu dulu deh, saya belum pernah dengar ada warnet di gunung Himalaya. So, saya yakin Yogi-Yogi di sana gak ngerti dengan apa yang dimaksud dengan internet maka mereka tidak tahu ada tantangan tersebut. Adik bilang tetap tidak percaya walau sudah lihat langsung. Nah, standar yang adik gunakan untuk kepastian hal itu apa? Bawa gunting aja, kalau ketemu tali langsung potong saja. Sebenarnya Himalaya terlalu jauh untuk dijadikan contoh. Di Bali sendiri banyak kok contohnya. Ingat, ada skala (nyata) ada niskala (bersifat gaib).
Saya sangat suka sekali berdebat dengan seorang ateis yang kurang lebih logis seperti adik. Saya ada beberapa pertanyaan untuk adik sebagai seorang ateis dan seorang yang tidak mengakui personalitas Tuhan.
1. Adik percaya dengan adanya roh tidak?
2. Adik percaya dengan adanya hantu gentayangan atau makhluk halus tidak?
3. Jika percaya, mengapa?
4. Jika tidak percaya, mengapa juga?
5. Adik setuju tidak bahwa hal tak kasat mata itu tidak ada alias omong kosong? (Udara masih termasuk kasat mata, karena dia dapat dikaji dengan sains)
6. Apakah adik yakin bahwa hal-hal di luar akal sehat benar-benar tidak ada?
Jawab satu per satu ya. 🙂
Oiya dik, kalau belum ikut, tolong bantu beri suara sebagai seorang ateis di http://polldaddy.com/poll/2833570/
Terima kasih sebelum dan sesudahnya.
@ Rama
Anda:
Jika memang para saintis (yang adik anggap rasional) tetap tidak percaya, ayo datang ke Bali liat pengeleakan siap mati tidak? Ada juga aturan di Pura tidak boleh bertingkah sembarangan, dampaknya adalah secara skala misalnya sakit non-medis yang tidak dapat disembuhkan. Kalau berani bertingkah saja di Pura, kalau sakit atau mati ya sabar, bukankah katanya tidak percaya dengan hal-hal niskala. Ah, paling juga tidak mau dengan alasan “menghargai”. Saya sudah bilang dik, ada hal yang bisa dikaji secara sains dan ada yang tidak. Dan yang tidak ini bukan berarti fiktif, tetapi kenyataan. Itu bukan cocologi kok, kenapa tidak adik sendiri saja yang melakukan hal macam-macam di Pura kalau memang benar hal irasional tidak ada. Saya yakin adik pasti takut, karena di luar panca indra, ada indra lain yang peka dengan hal-hal niskala…
_____________________________
Makanya, yg bisa nge-leak suruh ikut tantangan randi aja.. apalagi hadiahnya besar lhoo,, ^^
Kalau ttng orang yg sakit karena melakukan perbuatan yg tidak pantas di pura, itu mungkin juga efek placebo. Mirip dgn orang2 sehat di RS akan merasa dirinya sakit bila salah seorang petugas RS tsb mengumumkan telah menyebarnya virus mematikan di RS itu, apalagi kalau ia menyebutkan ciri-ciri orang yg terinfeksi virus tsb seperti mual ; gatal-gatal ; sakit tenggorakan ; dsb. Otomatis orang yg mudah percaya akan merasa tenggorokannya sakit dan mual. Yeaa,, tapi itu hanya kemungkinan. Walaupun kita asumsikan apa yg anda katakan itu benar, toh itu belum membuktikan kebenaran hal-hal gaib lainnya. Sama halnya dgn warna merah terbukti benar ada, bukan berarti warna chocodot itu benar ada.. ^^
.
.
Anda:
Adik’kan nyuruh saya cari “debunking” di mana dalam kamus Bhs. Inggris saya kata itu berarti yang dua itu tadi. Saya bingung maksudnya apa debunking dalam konteks yang adik maksud.
____________________________
Semacam membongkar kepalsuan klaim-klaim mereka.. ^^
.
.
Anda:
1. Adik percaya dengan adanya roh tidak?
2. Adik percaya dengan adanya hantu gentayangan atau makhluk halus tidak?
3. Jika percaya, mengapa?
4. Jika tidak percaya, mengapa juga?
5. Adik setuju tidak bahwa hal tak kasat mata itu tidak ada alias omong kosong? (Udara masih termasuk kasat mata, karena dia dapat dikaji dengan sains)
6. Apakah adik yakin bahwa hal-hal di luar akal sehat benar-benar tidak ada?
____________________________
1. Tidak
2. Ragu
3. –
4. Belum ada bukti kebenarannya ; ada alternatif jawaban yg lebih logis dan terbukti benar
5. Tidak tahu (ragu)
6. Tidak tahu (ragu)
.
.
Salam 😉
Mending adik komentari dulu kalimat saya ini: “Hihihi, tunggu dulu deh, saya belum pernah dengar ada warnet di gunung Himalaya.”
Leak itu adalah hasil dari ajaran Tantra, biasanya dilakukan oleh orang-orang yang bukan intelektual modern. Maka mereka tak paham apa itu internet dan beberapa kegiatan lain yang bersifat akademis. Sudah pernah dengar tentang penelitian orang Jepang terhadap leak di Bali? Saya sekilas mendengarnya yang saya ingat bahwa kejadian gaib dalam peleakan itu tidak dapat ditangkap alat-alat teknologi.
Pertama kita cari definisi placebo dulu. Placebo adalah semacam obat (yang sesungguhnya bukan obat karena dia dibuat (tidak dengan aturan medis) dengan kapsul yang berisi tepung atau bubuk biasa di dalamnya atau tidak berisi apa-apa atau juga dalam bentuk tertentu) yang dikatakan dapat menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit. Placebo ini diberikan oleh seorang dokter atau penyembuh alternatif kepada pasien. Dalam ajaran Yoga pada pustaka suci Veda, ada ajaran tentang sugesti terhadap diri sendiri yang dapat mengembangkan kekuatan alam bawah sadar di mana kekuatan yang ada dalam diri tersebut (Prana) dapat memberikan pengaruh positif tertentu terhadap penggunanya, misalnya, memberi kesehatan, kesembuhan, ketenangan bahkan kekayaan.
Pertama adik tidak percaya dengan yang namanya roh. Tetapi placebo adalah salah satu perawatan medis secara psikologi (Wiki). Psikologi adalah ilmu kejiwaan (walau banyak definisi tentang psikologi, tapi definisi Psikologi sebagai ilmu kejiwaan sangat diterima karena dalam bahasa Yunani kata Psyche berarti jiwa dan logos adik tahu sendiri artinya). Di satu sisi adik tidak percaya dengan adanya sang roh atau jiwa tetapi adik percaya dengan efek psikiatri dan psikologi yang padahal hal-hal seperti itu tidak dapat dijelaskan secara medis karena jiwa dalam konteks medis tidak ada kaitan dengan biologi.
Mungkin adik kurang mengerti maksud saya. Akan saya coba perjelas sebisa saya. Pertama kita bedakan dulu antara jiwa dengan badan. Adik sudah tegas mengatakan tidak percaya dengan adanya sang roh, sehingga badan adik sekarang seharusnya menurut adik tidak ada jiwanya, dia hanyalah sekumpulan jaringan dan unsur-unsur materi alam yang saling berkesinambungan sehingga terjadi kehidupan berupa manusia. Ayah saya kebetulan adalah seorang praktisi Prana, yang sudah sering melakukan pengobatan dengan cara-cara non-medis di mana dalam Ayurveda, cabang pengobatan yang ayah saya lakukan adalah Rāsāyanatantra. Dalam cara itu memang ada semacam sugesti yang diberikan oleh ayah saya atau penyembuh terhadap pasiennya. Nah, sugesti itu berupa kata-kata. Bhagavad-gita juga adalah kitab suci yang paling sugestif di mana banyak orang sukses karena sugesti dari BG bahwa kesuksesan itu dapat diperolah tanpa memikirkan hasil berupa kesuksesan itu sendiri. “Bekerjalah karena itu adalah kewajibanmu bukan untuk mendapatkan hasil – BG”. Bisakah adik menjelaskan secara logis dan ilmiah bagaimana bisa kata-kata dan kapsul kosong dapat menyembuhkan dan atau menghilangkan sakit seseorang? Mengapa kata-kata dan kapsul kosong bisa mempengaruhi keadaan tubuh seseorang? Mengapa kata-kata dan kapsul kosong bisa memperbaiki sistem saraf dan jaringan tubuh manusia sehingga rasa sakit dan penyakit bisa hilang? Apakah ini logis? Bisakah diterima dengan akal sehat? Tidakkah ini termasuk pseudosains? Bukankah air bisa menerima rangsangan dari manusia seperti penelitian Dr. Masaru Emoto adalah “DEBUNKING”?
Ketahuliah dik, istilah “pseudosains” adalah dalih dan istilah paling ter-BULLSHIT yang diberikan oleh orang-orang yang menganggap dirinya berpikir logis yang sesungguhnya takut/gengsi mengakui hal-hal yang tidak logis.
Veda punya penjelasan tersendiri perihal proses kerja sugesti atau manfaat dari mantra-mantra Veda di mana mantra-mantra itu bisa mempengaruhi jiwa dan kekuatan Prana yang ada dalam diri setiap orang dan hal-hal tidak masuk akal seperti itu mengaktifkan tujuh cakra yang ada dalam diri manusia sehingga manusia mampu melakukan sesuatu yang tidak masuk akal, misalnya menyembuhkan diri dengan pikiran saja. Penjelasan tentang cara kerja placebo dan psikologi (tanpa percaya dengan adanya sang roh), itulah yang pantas disebut dengan “PSEUDOSAINS”.
By the way, tentang bertingkah di Pura, pernah dengar tentang wartawan non-Hindu dari Jawa yang sekarat tiba-tiba dan akhirnya mati sehari setelah kencing sembarang di Pura saat pernikahan antara Glenn Fredly dan Dewi Sandra di Bali? Saya yakin dia tidak pernah mendengar tentang istilah-istilah niskala seperti “ketemuk” akibat bertingkah di Pura. Apakah dia (si wartawan) sempat mensugesti diri bahwa kencing sembarangan di Pura akan merenggut nyawanya? Jika iya, berarti percuma sugestinya selama puluhan tahun dalam agamanya bahwa dia akan dirahmati oleh Tuhannya. Rasanya tidak mungkin sugesti puluhan tahun dapat diganti dengan sugesti lain (sugesti agama Hindu) dalam hitungan puluhan jam. 🙂
I get it. 🙂
Hare Krishna!
Kaliyuga…..Itulah namanya, Sudah ditakdirkan-NYA, Atheis,Pantheis,atau apapun namanya…sudah diatur-NYA kehidupannya untuk masing-masing makhluk ciptaan-NYA…mari sadarkan saudara yg dengan rendah hati menuju jalan-NYA,kalau pun tidak…biarlah Hukum Alam yg akan mengaturnya….Kaliyuga sudah menjadi hukum-NYA…Maka “AKU akan turun disetiap Dharma itu merosot,menghancurkan orang-orang Atheis dan Asura…(Vedanta)” Engkau percaya atau pun tidak …tidak jadi masalah…jalani hidupmu sesuai yg engkau yakini..biarlah waktu yg akan menjawab setiap keyakinanmu…. Salam damai selalu….”Satyam Evam Jayate”