[anti-both]

Śiya: Apakah sesungguhnya yang disebut dengan Kala Guru?

Guru: Anakku, yang disebut Kala atau sang waktu adalah Sri Bhagavan, Keperibadian Tuhan YME, Sri Krishna dalam aspeknya yang terlihat secara material berupa beraneka macam fenomena alam yang secara langsung mempengaruhi dan menentukan kehidupan dan kegiatan segala mahluk di alam material.

Śiya: Bagaimana Guru bisa mengatakan seperti itu?

Guru: Hal itu dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan Sri Krishna berikut; “kalah kalayatam aham, di antara segala penakluk, Aku adalah sang waktu, penghancur seluruh dunia (Bg. 10.32). Aham evah sayah kalah, Aku adalah sang waktu yang tidak pernah berhenti ada (Bg. 10.33). Di bagian lain pustaka Veda dikatakan pula, “Kalayasvara rupasya, sang waktu adalah perwujudan Tuhan (yang keberadaannya terlihat lewat fenomena alam) – Bhag.3.29.4.

Śiya: Jadi waktu itu adalah Tuhan sendiri, bagaimana saya bisa mengerti pernyataan atau definisi ini Guru?

Guru: Setelah melihat segala sesuatu ada dalam wujud universal (Visvarupa) Sri Krishna, Arjuna berkata kepadaNya. “Sarvam Samapnosi tato’ si sarvah, Anda serba meliputi dan dengan demikian anda adalah segala sesuatu yang ada ini (Bg. 11.40) Dalam Vedanta-sutra, Tuhan didefinisikan sebagai berikut. “janmadi asya yathah, Tuhan adalah Ia dari siapa segala sesuatu berasal (Vedanta Sutra 1.1.11). Segala sesuatu tentu saja antara lain mencakup waktu, oleh karena Tuhan berakekat mutlak (Absolut). Maka tidak ada perbedaan antara diriNya dengan sang waktu (Kala). Dengan kata lain, Sri Krishna adalah sang waktu itu sendiri. Itulah sebabnya Beliau berulang kali menyatakan bahwa diriNya adalah sang waktu (Kala).

Śiya: Tetapi saya sulit memahami penjelasan ini, adakah cara lain dalam menjelaskan dan mendefinisikan tentang waktu agar saya bisa memahaminya?

Guru: Guru tidak menjelaskan dengan cara lain selain mengutip sloka-sloka Veda. Sebab, kita berdialog tentang pengetahuan spiritual (Brahma tattva), bukan pengetahuan material (maya tattva). Proses mengerti hal-hal spiritual adalah, pertama anda harus mendengar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Kedua, bila sulit mengerti maka renungkan dengan pikiran tenang secara terus menerus tentang apapun yang telah anda dengar. Dan ketiga, anda harus menuruti prinsip-prinsip hidup suci sesuai petunjuk Veda.

Śiya: Baiklah, anda katakan bahwa sang waktu adalah Sri Krishna dalam aspeknya yang terlihat secara material berupa beraneka macam fenomena alam. Dapatkah anda menjelaskan tentang hal ini?

Guru: Berbagai macam fenomena alam adalah antara lain suasana pagi, siang, sore dan malam hari: musim kemarau dan musim hujan, musim dingin, musim gugur, musim panas dan musim semi: masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang: masa sebelum alam material tercipta, masa penciptaan alam material, masa keberadaan alam material, masa menjelang peleburan dan masa setelah peleburan alam material dan sebagainya. Semua fenomena alam ini secara langsung mempengaruhi kehidupan dan kegiatan semua mahluk di alam material.

Śiya: Tetapi setiap orang, setiap masyarakat, bangsa dan negara berbicara tentang waktu secara berbeda-beda. Apakah berarti bahwa waktu itu banyak dan berlain-lainan?

Guru: Tidak! Telah katakan bahwa sang waktu adalah Sri Krishna sendiri. Hanya satu. Karena itu waktu itu hanya satu pula. Tetapi Ia dipahami sesuai dengan riwayat hidup seseorang, asal-usul masyarakat, sejarah bangsa dan negara. Begitulah seseorang berkata tentang masa kecilnya, masa muda, masa berkeluarga dan masa tuanya. Pemimpin masyarakat berkata tentang jaman belanda, jaman jepang dan jaman kemerdekaan. Pemimpin bangsa dan negara berkata berkata tentang masa penjajahan, masa perjuangan, masa demokrasi, dan masa orde lama, orde baru dan masa reformasi dsb. Tetapi semua masa kehidupan yang mereka bicarakan itu hanya berlangsung sekejap saja dalam masa keberadaan alam material ini dan dalam perjalanan sang waktu bergerak ke masa depan selama berjuta-juta tahun ke arah peleburan atau kiamat.

Śiya: Oleh karena sang waktu adalah Sri Krishna sendiri, maka seluruh alam material beserta mahluk penghuninya berada di bawah kendali sang waktu. Mereka bergantung dan tunduk kepada sang waktu. Apakah demikian Guru?

Guru: Betul sekali. Berbagai musim datang dan berlalu silih berganti tanpa bisa dihalangi dengan cara-cara material apapun. Jika hari sudah malam, Ananda tidak bisa bekerja karena keadaan gelap. Ananda harus istirahat, tidur. Jika musim dingin tiba, Ananda harus mengenakan pakaian tebal. Jika tidak, Ananda akan sakit . Selama hidup sebagai grahasta, Ananda harus bekerja keras dalam penderitaan untuk menghidupi keluarga. Setelah masa remaja berakhir, secara fisik dan mental, Ananda menjadi semakin merosot. Ia telah memasuki usia tua, kulit anda akan keriput, mata akan rabun dan Ananda sakit-sakitan. Dan ketika metabolisme tubuh tidak lagi berfungsi akibat usia tua dan penyakit, maka hidup akan berakhir dengan kematian dsb. Semua fakta ini menunjukkan bahwa kita dan semua orang tidak bisa merubah jalannya sang waktu. Kita tidak bisa membuat sang waktu menyesuaikan diri dengan kemauan kita. Kita harus mengikuti kehendak sang waktu. harus tunduk dan takluk kepada sang waktu. Itulah sebabnya Sri Krishna berkata, “Kalah kalavatam aham, diantara segala penakluk, Aku adalah sang waktu (Bg. 10.30).

Śiya: Lalu bagaimanakah perjalanan sang waktu di dunia kita menurut Veda?

Guru: Menurut Veda, sang waktu bergerak ke depan secara siklis dengan pola yang sama. Di Bumi tempat tinggal kita, perjalanan sang waktu yang bersiklus ini ditunjukkan oleh empat musim yang datang dan berlalu silih berganti. setelah musim dingin, datanglah musim gugur. setelah musim gugur datanglah musim semi, setelah musim semi datanglah musim panas dan setelah musim panas kembali ke musim dingin dan demikian seterusnya. Sementara keempat musim ini datang dan berlalu silih berganti, siang dan malam pun datang dan berlalu silih berganti. Dan sementara itu pula, segala mahluk di alam material hidup dan melakukan kegiatan sesuai dengan siklus perjalanan sang waktu. Karena itu segala mahluk berada dalam kuasa sang waktu. Sekejappun mereka tidak pernah lepas dari pada kuasanya. Sang waktu senantiasa ada meliputi diri mereka. Itulah sebabnya Sri Krishna berkata, Aham evaksayah kalah, Aku adalah sang waktu yang tidak pernah berhenti ada (Bg.10.33).

Śiya: Di bumi, sebagaimana yang Guru jelaskan, perjalanan sang waktu ke depan secara bersiklus ditunjukkan oleh empat musim yang berlalu silih berganti. Bagamanakah perjalanan sang waktu di dunia material ini? Apakah bersiklus pula?

Guru: Ya… Perjalanannya pun bersiklus seperti di Bumi. Siklus perjalanan sang waktu di alam semesta ditunjukkan oleh empat musim universal yang datang dan berlalu silih berganti. Keempat musim universal ini disebut catur yuga, yaitu: satya yuga, treta yuga, dvapara yuga dan kali yuga. Setelah satya yuga, yang juga disebut krta yuga, datanglah treta yuga, dvapara yuga, kali yuga dan setelah itu kembali ke satya yuga. Tetapi kebanyakan orang tidak tahu tentang keempat musim universal atau catur yuga ini yang merupakan siklus perjalanan sang waktu di alam semesta material sebab jangka waktu berlangsungnya setiap musim universal (yuga) ini sangat lama, yakni ratusan ribu dan bahkan jutaan tahun.

Śiya: Lalu bagaimana dengan jangka waktu setiap musim universal atau yuga ini?

Guru: Satya Yuga berlangsung selama 1.728.000 tahun, treta yuga selama 1.296.000 tahun, dvapara yuga selama 864.000 tahun dan kali yuga selama 432.000 tahun. Secara keseluruhan catur yuga ini berlangsung selama 4.320.000 tahun.

Śiya: Bagaimana kondisi kehidupan manusia selama satya yuga atau krta yuga?

Guru: Pada masa satya yuga, prinsip-prinsip dharma dilakukan secara utuh. prinsip-prinsip dharma ini adalah; kejujuran atau kebenaran (satyam), kasih sayang (daya), kesucian diri (saucam) dan kesederhanaan hidup (tapasya). Penduduk selalu berpuas hati, ramah, berkasih sayang, penyabar, hidup damai, berpikir warasa dan secara rohani mereka bahagia. Mereka menyibukkan diri dalam kehidupan spiritual dengan bermeditasi kepada Tuhan.

Śiya: Kalau pada masa treta yuga?

Guru: Pada masa ini, penduduk tidak lagi melaksanakan prinsip-prinsip dharma secara utuh. Setiap prinsip dharma merosot seperempatnya karena adharma mulai berkembang. Penduduk hidup makmur kebanyakan tergolong brahmana. Mereka sepenuhnya berpegang pada prinsip-prinsip tri varga (dharma, artha dan kama) dan mereka tekun melaksanakan ritual (yajna) dan pertapaan (tapasya).

Śiya: Bagaimana kondisi kehidupan manusia pada masa dvapara yuga?

Guru: Pada masa ini setiap perinsip dharma merosot setengahnya. Karena pengaruh adharma yang semakin kuat. Penduduk kebanyakan terdiri dari orang-orang Brahmana dan Ksatrya. Mereka mulai lebih tertarik kepada harga diri dan kehormatan pribadi. Pada umumnya mereka adalah orang-orang kaya yang hidup senang dengan keluarga besar dan banyak.

Śiya: Bagaimana kondisi kehidupan manusia pada masa Kali Yuga?

Guru: Pada masa ini setiap prinsip dharma hanya tinggal ¼-nya saja sebab adharma sudah merajarela. Kelak sebelum kali yuga berakhir, dharma akan lenyap. Penduduk berwatak serakah, jahat dan korup, tidak berkasih sayang, bernasib malang, hidup menderita dan mudah bertengkar atas masalah kecil yang tidak berarti. Mayoritas penduduk tergolong sudra dan orang-orang biadab.

Śiya: Guru mengatakan bahwa catur yuga ibarat empat musim universal, dapatkan dijelaskan berdasarkan analogi musim tentang kondisi kehidupan manusia pada setiap yuga tersebut?

Guru: Satya yuga diibaratkan sebagai musim semi yang indah, tenang, aman, damai dan menyenangkan. Treta yuga ibarat musim panas yang suasananya kurang nyaman dan menyenangkan. Dvapara yuga ibarat musim gugur dengan suasana tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Dan Kali yuga ibarat musim dingin yang kondisinya menyengsarakan.

Śiya: Ananda membaca dalam satu buku tentang jaman emas, perak, perunggu dan besi. Apakah hal ini terkait dengan catur yuga yang anda jelaskan?

Guru: Ya. Dari segi kualitas manusia, Veda dalam hal ini kitab Mahabharata mengibaratkan satya yuga sebagai emas, logam mulia berkualitas paling baik. Treta yuga sebagai jaman perak, logam berkualitas kurang baik. Dvapara yuga sebagai jaman perunggu, logam yang kualitasnya tidak baik. Dan Kali yuga sebagai jaman besi, logam kasar yang kualitasnya sangat rendah.

Śiya: Oleh karena kali yuga berkualitas paling jelek, maka dari segi spiritual, keinsyafan diri tentulah manusia kali yuga yang paling rendah dibandingkan dengan masa satya, treta dan juga dvapara yuga. Apa kata kitab suci Veda akan hal ini?

Guru: Veda dalam hal ini, Manu Smrti 9.302 menjelaskan tentang keempat yuga ini sebagai berikut. Kaler prasupto bhavati sah, ketika manusia tidur disebut kali yuga. Jagrad dvaparam yugam, ketika manusia baru bangun dari tidur disebut dvapara yuga. Karma svabhyuyatas treta, ketika manusia bersiap-siap bekerja disebut treta yuga dan viscaramtu krtam yugam, ketika manusia aktif berkegiatan disebut satya yuga.

Śiya: Guru telah menjelaskan tentang kondisi kehidupan manusia dalam setiap yuga. Ananda pernah mendengar bahwa kondisi kehidupan manusia yangberbeda-beda itu ditentukan oleh unsur-unsur tri guna yang dominan menyelimuti dirinya. Dapatkah Guru menjelaskan secara singkat hubungan antara tri guna dengan keempat yuga yang telah anda sebutkan?

Guru: Tentang hal ini, Veda (Bhag. 12.3.27 – 30) menjelaskan sebagai berikut: (a) ketika pikiran, kecerdasan dan indriya-indriya jasmani manusia secara tebal diselimuti oleh sifat alam satvam (kebaikan) maka masa itu dimengerti sebagai jaman kebenaran atau satya yuga. (b) ketika orang-orang tekun melakukan tugas dan pekerjaannya masing-masing (dalam lembaga varnasrama) tetap melaksanakannya berdasarkan motif rendahan dan harga diri pribadi karena mereka diliputi sifat alam rajas maka masa itu hendaklah dimengerti sebagai treta yuga. (c) ketika keserakahan, ketidakpuasan, kebanggaan palsu, kemunafikan dan iri dengki begitu menonjol bersamaan dengan daya tarik melakukan kegiatan untuk kepuasan diri sendiri maka masa itu hendaklah dimengerti sebagai dvapara yuga, jaman yang penduduknya didominasi oleh sifat alam rajas dan tamas. Dan (d) ketika kegiatan tipu-menipu, bohong-membohongi, bermalas-malasan, banyak tidur, tindak kekerasan, kecemasan, kesedihan, kebingungan, ketakutan dan kemiskinan merajarela karena orang-orang secara tebal diliputi sifat alam tamas (kegelapan) maka masa itu adalah kali yuga.

Śiya: Ananda telah sering dengar bahwa menurut Veda jaman modern sekarang adalah Kali Yuga. Kapankah sebenarnya Kali Yuga ini dimulai?

Guru: Veda menyatakan sebagai berikut: “Ketika kelompok bintang sapta rishi bergerak melalui garis edar bulan yang disebut magha, pada saat itulah Kali Yuga dimulai (Bhag. 12.2.31)”. Ini adalah penjelasan astronomik yang sulit dimengerti. Tetapi berdasarkan penelitian seksama terhadap Jyotisastra (Ilmu Astronomi Veda), para ahli astronomi Veda menyatakan bahwa kali yuga yang kini sedang berlangsung mulai tanggal 18 Februari 3102 SM ketika raja parikesit naik tahta di kerajaan Hastinapura. Dikatakan pada hari itu ketujuh planet (termasuk bulan dan matahari) tidak dapat dilihat dari bumi sebab mereka berjejer lurus satu arah di balik bumi. Sementara itu planet rahu yang tidak terlihat mata telanjang tepat berada di atas bumi di langit yang gelap gulita. Oleh karena tahun masehi telah berjalan selama 2011 tahun, maka pernyataan bahwa Kali Yuga mulai kira-kira 5113 tahun yang lalu diakui sebagai kebenaran oleh penganut ajaran Veda.

Bersambung……..

Oleh: Ngurah Heka Wikana

Artikel terkait:

Translate »