[anti-both]

Śiya: Sebelumnya anda telah mengatakan bahwa Kali Yuga berlangsung selama 432.000 tahun, sementara itu setidaknya 5115 tahun telah lewat, sehingga Yuga terburuk ini masih akan berlangsung dalam jangka waktu 426.885 tahun lagi. Mohon menjelaskan secara ringkas tentang kehidupan manusia yang masih berlangsung lama ini Guru?

Guru: Anakku, Veda dalam Bhagavata Purana Skanda 12 bab 2menjelaskan sebagai berikut: “oleh karena dharma semakin merosot dan adharma merajarela, maka kualitas moral dan hidup manusia semakin jatuh. Manusia bertabiat asurik (jahat), munafik dan curang. Raja/pemimpin/pejabat negara berwatak mencuri. Kekayaan materi dan kepuasan indrya jasmani dijadikan tujuan hidup. Hukum dan keadilan ditentukan oleh kekuasaan. Perkawinan berlangsung karena daya tarik material (harta kekayaan) dan seks berdasarkan prinsip suka sama suka. Segala urusan dan hubungan bisnis berlandaskan tipu muslihat. Para Brahmana sibuk dalam urusan mengenyangkan perut dan memuaskan kemaluan. Aturan hidup lembaga varnasrama dharma dicampakkan, manusia selalu berpikir keliru alias sesat. Kekuasaan dicapai melalui kekuatan politik. Rakyat menderita karena bencana alam, kelaparan, beban pajak, penyakit dan kecemasan. Wanita hidup bebas dan tidak suci, Veda dimengerti dengan pola pikir atheistik. Majikan dan pelayan saling tidak setia. Lelaki dikendalikan wanita. Orang-orang menipu melalui praktek kerohanian. Manusia menjadi amat individualistik, alam dan manusia terkena polusi. Manusia tidak perduli kepada Tuhan karena perperangai atheistik”.

Śiya: Meskipun kali yuga yang disebut jaman modern sekarang memiliki ciri-ciri buruk seperti yang dikatakan oleh Veda dan memang benar begitu, tetapi kaum intelektual modern menyatakan pada jaman modern sekaranglah hidup manusia paling maju dan paling beradab. Bagaimana pendapat anda terhadap pernyataan mereka ini?

Guru: Ini adalah pendapat orang-orang kali yuga yang tidak sadar dirinya dikayalkan oleh maya, tenaga material Sri Krishna. Dengan tirai halus sifat alam tamas (kegelapan). Dikatakan sat kaler sat tamasa smrtah, ketika sifat alam tamas begitu tebal menyelimuti kesadaran penduduk, maka masa itu disebut kali yuga (Bhag. 12.3.30). Ciri utama sifat alam tamas ini adalah adharmam dharma iti yah, yang salah dikatakan benar dan yang benar dikatakan salah. Dan sarvartam viparitams ca, segala kegiatannya mengarah ke jalur sesat (Bg. 18.32). begitulah kaum intelektual kali yuga yang berwatak materialistik berkata bahwa manusia modern hidup paling maju dan paling beradab. Karena katanya dengan teknologi temuannya, mereka mampu membangun gedung-gedung tinggi nan megah, menciptakan beraneka sarana transportasi canggih melengkapi diri dengan berbagai fasilitas kenyamanan hidup dan memuaskan indrya jasmani dengan bermacam-macam cara. Mereka buta pada beraneka macam kegiatan dharma yang telah begitu merajarela di masyarakat manusia. Pape yat ramate janah, mereka asyik bersuka ria dalam berbagai macam kegiatan berdosa memuaskan indrya jasmani (Bhag.12.2.29). Untuk menikmati apa yang disebut maya sukha, kebahagiaan material yang semu dan sementara. Begitulah mereka hanya sibuk dalam kegiatan hewani: makan, tidur, berketurunan dan membela diri. Mereka tidak peduli pada nasibnya setelah ajal dengan hanya sibuk dalam kegiatan berdosa memuaskan indrya jasmani seperti itu mereka telah menyia-nyiakan hidupnya sebagai manusia. Veda berkata; “aghayur indriyaramo mogam partha sa jivati, O putra prtha, orang yang hanya sibuk dengan kegiatan berdosa memuaskan indrya jasmani hidup sia-sia (Bg. 3.16). Artinya, dalam penjelmaan berikutnya, mereka sebagai jiva rohani abadi tidak lagi memperoleh jasmani manusia tetapi merosot dengan mendapatkan jasmani hewan. Karena itu, jika beraneka macam kegiatan berdosa memuaskan indrya yang kita tekuni sekarang pada akhirnya menuntun kita menjadi kucing atau anjing, apakah ini kemajuan? Tentu saja tidak. Hal ini adalah kemunduran yang timbul dari pola hidup yang tidak beradab.

Śiya: Tetapi tidakkah benar bahwa secara material dan dari segi teknologi manusia modern, sekarang lebih maju dari manusia purba jaman batu?

Guru: Jaman batu, jaman modern, jaman purba, manusia modern dan sebagainya adalah istilah-istilah yang diciptakan oleh para sarjana duniawi yang berpola pikir materialistik. Jika secara material dan teknologi manusia modern sekarang lebih maju dari manusia purba jaman batu, lalu bagaimana anda harus menjelaskan peninggalan-peninggalan purba yang sangat menakjumban seperti bangunan piramida di Mesir, tembok besar di China, bangunan observatorium bintang suku Indian Maya di Meksiko, jalur atau landasan sepanjang 60 km dan lebar 2 km di lembah palpa di Peru, Amerika Selatan. Peta-peta kuno yang memperlihatkan bagian barat benua afrika, amerika utara dan selatan dan eropa bagian selatan dan bahkan benua antartika yang dibuat sebelum manusia mengenal pesawat terbang, apa lagi satelit. Bangunan gapura matahari di kota tua Tiahuanaco di Peru sekarang. Gambar trisula raksasa dengan tinggi 250 meter dan lebar 2,8 meter di teluk Pisco, Amerika Selatan. Terowongan bawah tanah sepanjang ribuan kilometer membentang antara Ekuador dan Peru, Kalender kuno suku India Maya yang diperkirakan bisa dipakai selama ratusan juta tahun dan sebagainya?

Śiya: Semua peninggalan-peninggalan purba itu secara pasti membuktikan bahwa manusia beradab dengan teknologi tinggi sudah hidup di bumi ribuan dan jutaan tahun yang lalu. Tetapi mengapa mayoritas sarjana duniawi berteori bahwa peradaban modern sekarang berawal dari peradaban jaman batu kekita manusia hidup amat primitif dengan perkakas terbuat dari batu?

Guru: Sudah barang tentu semua ini hanya karena merek dikhayalkan oleh maya, tenaga material Sri Krishna, sehingga oleh Veda mereka disebut mayavapahrta jnana, kaum intelektual yang pengetahuannya telah dicuri oleh khayalan (perhatikan Bg. 7.15). Oleh karena dikhayalkan oleh maya, mereka berpendapat bahwa sang waktu bergerak ke depan secara linier bukan secara siklis seperti dijelaskan oleh Veda. Dengan menganggap perjalanan sang waktu adalah linier, lalu mereka berteori bahwa jutaan tahun di masa lampau, manusia hidup biadab menyerupai binatang dan kemudian berangsur-angsur akalnya berkembang lalu mereka mulai hidup primitif dengan memakai perkakas kayu dan batu. Setelah hidup liar sebagai pemburu dengan perkakas sederhana seperti itu, manusia mulai hidup berkelompok dari satu gua ke gua yang lain. Selanjutnya manusia mulai mengenal teknologi sederhana dengan perkakas terbuat dari logam, yaitu perunggu, dan besi. Mereka sudah tinggal menetap dengan menempati gubuk-gubuk sederhana yang terbuat dari kayu dan batu. Demikianlah dari abad ke abad manusia semakin maju di bidang teknologi hingga akhirnya hidup dalam era teknologi canggih pada jaman modern sekarang.

Śiya: Jadi menurut mereka, perjalan sang waktu secara linier berarti sang waktu bergerak dari kondisi kehidupan amat sederhana tanpa teknologi ke arah kehidupan canggih dengan teknologi tinggi. Lalu apa artinya perjalanan waktu secara siklis menurut Veda?

Guru: Pada dialog sebelumnya kita telah membahas bahwa catur yuga adalah siklus perjalanan sang waktu di alam semesta material. Karena itu, beraneka macam peninggalan purba di muka bumi yang proses keberadaannya tidak bisa dijelaskan dengan standar sejarah dan teknologi jaman modern sekarang adalah bukti-bukti pernah adanya kehidupan beradab dengan teknologi canggih di masa silam. Seperti halnya sisa-sisa sampah kelopak bunga yang ditemukan di berbagai tempat adalah bukti adanya musim semi di masa lalu. Begitu pula berbagai macam peninggalan purba yang ditemukan di berbagai tempat di Bumi adalah bukti pernah adanya kehidupan berperadaban tinggi di masa silam, yaitu pada masa dvapara, treta, satya dan bahkan pada masa kali yuga dalam banyak catur yuga yang telah lewat. Contoh, pada tahun 1844 di King Oodie Skotlandia ditemukan sebutir paku tertancap pada batu padas dan diperkirakan berusia 360 juta tahun. Tahun 1850 di lubang tambang Tuolumre Country California, USA ditemukan alu dan lumpang yang diperkirakan berusia 35 juta tahun. Tahun 1852 dilaporkan bahwa di Dochester Massachussett USA ditemukan pas bunga yang usianya diperkirakan 600 juta tahun. Tahun 1891 rantai emas ditemukan di Morissonville Illinois USA yang diperkirakan antara 260-320 juta tahun. Tahun 1897 di tambang batu bara Leigh Iowa USA ditemukan batu berukir wajah lelaki tua bertanda aneh di dahinya dan batu ini diperkirakan berusia 360 juta tahun. Tahun 1928 di Oklahoma USA ditemukan bongkahan tembok beton yang usianya diperkirakan 320 juta tahun. Tahun 1948 di Oklahoma USA juga ditemukan cawan yang usianya diperkirakan sekitar 312 juta tahun. Dan tahun 1968 di Antelope Spring Utah USA ditemukan fosil tapak sepatu yang diperkirakan berusia 590 juta tahun dan dilaporkan tahun 1989 bahwa bola besi beralur ditemukan di Otosdal, Afrika Selatan dan diperkirakan berumur 2,8 biliun tahun. Ada ratusan dan bahkan ribuan fosil-fosil lain peninggalan peradaban manusia yang membuktikan bahwa sang waktu bergerak ke depan secara siklis, bukan secara linier yang dimengerti oleh mayoritas kaum intelektual modern kaum kali yuga. Dalam hubungan ini kita bisa membaca buku “The Hidden History of Human Race Major Scientific Cover Up Expose” Oleh Michale Cremo dan Richard L Thomson, penerbit The Bhaktivedanta Book Publishing tahun 2001.

Śiya: Sang waktu bergerak ke depan secara siklus berupa silih bergantinya musim. Ini berarti peradaban modern kali yuga sekarang sesungguhnya sudah pernah ada berulang kali di masa silam. Apakah demikian Guru?

Guru: Ya, betul… Dan itu ditunjukkan oleh sisa-sisa peninggalan peradaban manusia purba sebagaimana telah saya jelaskan seperti halnya musim panas yang kita alami sekarang. Musim panas ini, sudah terjadi berulang kali di tahun-tahun yang telah lewat. Begitu pula peradaban modern Kali Yuga ini telah terjadi secara periodik dalam perjalanan sang waktu ke masa depan sampai saat pralaya total alam semesta material.

Śiya: Tetapi mengapa hampir semua orang termasuk mereka yang mengaku penganut ajaran Veda tidak percaya bahwa kehidupan atau peradaban modern serupa yang kini mereka alami dan nikmati sudah pernah terjadi berulang kali di masa lampau?

Guru:  Ada dua alasan utama yang menyebabkan mereka tidak percaya, pertama menurut Veda (Bhag.12.1.40) orang-orang Kali Yuga sekarang didominasi oleh sifat rajas dan tamas sehingga mereka menjadi bertabiat amat materialistik. Karena itu mereka lebih mempercayai teori-teori para sarjana duniawi yang menyatakan bahwa kehidupan beradab sekarang bermula dari kehidupan primitif jaman batu. Kedua, ajaran-ajaran rohani selain Veda yang muncul pada masa kali yuga tidak memuat penjelasan tentang catur yuga sehingga para penganutnya tidak percaya bahwa kehidupan modern serupa dengan yang kini mereka sedang alami pernah ada di masa lampau.

Śiya: Mereka sulit mempercayai adanya catur Yuga. Sebab uraian Veda tentang kondisi kehidupan pada yuga-yuga sebelumnya dirasakan amat fantasis sehingga dianggap tidak masuk akal. Misalnya dikatakan bahwa para brahmana menciptakan manusia, kereta, panah dan perlengkapan perang lainnya dari api yajna. Orang-orang ksatrya menembakkan panah menjadi ribuan dan bahkan menjadi jutaan menjadi api besar, angin topan, ujan batu dan sebagainya. Bagaimana komentar anda?

Guru: Veda berulang kali menyatakan bahwa kondisi kehidupan manusia pada setiap Yuga dan planet (loka) amat berbeda ini disebabkan oleh sifat-sifat alam material tri guna beroperasi secara berbeda-beda pada setiap Yuga dan planet. Karena itu syarat awal yang harus dipenuhi untuk mengerti Veda adalah kita harus memiliki Sradha, kepercayaan atau keyakinan bahwa uraian Veda tentang apapun adalah kebenaran. Berdasarkan Sradha ini kita menjadi berpengetahuan sebab dikatakan Sradhaval labhate jnanam, dengan sradha seseorang memperoleh pengetahuan (Bg. 4.39). Berdasarkan pengetahuan Veda inilah kita bisa menjelaskan bahwa beraneka macam peninggalan peradaban purba yang tidak bisa dijelaskan secara memuskan dengan standar sejarah dan teknologi modern adalah bukti-bukti yang menunjukkan manusia beradab sudah hidup di bumi sejak berjuta-juta tahun yang lalu.

Śiya: Orang-orang materialistik modern berkata: “Oleh karena tidak ada orang jaman sekarang yang mampu menciptakan mahluk hidup apapun dari api dan tidak ada orang yang mampu menembakkan panah menajadi hujan batu, maka uraian Veda tentang peradaban manusia di masa silam adalah dongeng belaka. Mengapa kami harus mempercayai dongeng?” Bagaimana tanggapan anda terhadap pendapat mereka Guru?

Guru: Anakku, sebelumnya saya telah menjelaskan bahwa menurut Veda orang-orang modern kali yuga selalu berpikir keliru sebab mereka terlalu tebal diselimuti sifat alam tamas. Karena itu mereka menganggap sejarah peradaban manusia yang diuraikan oleh Veda adalah dongeng. Dikatakan lebih lanjut oleh Veda bahwa mereka adalah orang-orang yang ksudra dresa, berpandangan picik atau sempit dan mereka atmavan manyate jgat, menganggap semua orang lain sama dengan dirinya dalam segala hal. Mereka mengukur kondisi dan suasana lingkungan serta kehidupan pada yuga-yuga sebelumnya dan di planet-planet lain berdasarkan kondisi dan suasana lingkungan tempat tinggalnya serta kehidupan sendiri. Tidak disadari olehnya bahwa cara berpikir yang mereka sebut ilmiah ini adalah cara berpikir para kodok ketika diberikan penjelasan tentang samudra pasifik yang sangat luas si kodok membandingkannya dengan lubang sumur tempat tinggalnya. Dan ketika diberitahu bahwa samudra Pasifik jutaan kali lebih luas dari sumur tempat tinggalnya dengan mahluk-mahluk akuatiknya yang ribuan kali lebih besar dari dirinya, si kodok lalu berkata; “penjelasan anda terlalu fantastis sehingga tidak masuk di akal. Apa yang anda katakan hanyalah dongeng belaka”.

Śiya: Tetapi para sarjana duniawi yang tidak mempercayai Veda dapat membuktikan kebenaran teorinya bahwa peradaban manusia Bumi bermula dari kehidupan primitif dengan memperlihatkan fosil-fosil perkakas jaman batu, jaman perunggu, jaman besi dan jaman teknologi sekarang. Ini fakta. Bagaimana kita bisa mengingkari fakta ini?

Guru: Betul bahwasanya fosil-fosil demikian memang ada. Tetapi pada saat yang sama juga ditemukan fosil-fosil peradaban purba yang telah maju seperti: paku, lumpang dan alu, rantai emas, batu berukir wajah lelaki, cawan, bongkahan tembok beton, pas bunga, bola besi beralur dan sebagainya sebagaimana sudah saya sampaikan di atas. Apa arti semua ini? Tentu saja artinya sudah sejak lama manusia primitif dan manusia beradab hidup berdampingan. Bahkan sampai saat ini pun manusia berkehidupan primitif masih ada di bumi. Sejarah peradaban manusia yang dituturkan oleh Veda mencakup kehidupan manusia maju dan manusia primitif dalam setiap yuga. Oleh karena dikhayalkan oleh maya, para sarjana duniawi ini menulis sejarah umat manusia secara keliru. Mereka berpikir bahwa sang waktu bergerak ke masa depan secara linier dari kehidupan primitif ke arah kehidupan modern. Dan supaya sesuai dengan hipotesa mereka, mereka menafsirkan dengan cara sedemikain rupa sehingga semua fosil manusia purba yang telah beradab dan maju sebagai bagian dari sejarah manusia beradab yang kata mereka baru mulai sekitar 40.000 tahun yang lalu.

Śiṣya: Mengapa teori sejarah peradaban manusia yang palsu ini terus bertahan dan dianggap sebagai kebenaran yang mutlak di lingkungan orang-orang akademik?

Guru: Sebab para sarjana duniawi yang berwatak materialistik dan berpola pikir empiris induktif terus berusaha mempertahankannya sebagai kebenaran. Sejarah peradaban palsu ini terkait erat dengan banyak sains material lain seperti antropologi, biologi, sosiologi dan sebagainya. Jika mereka mau mengakui pernyataan Veda bahwa perjalanan sang waktu ke depan adalah bersiklus dan bukan linier itu berarti mereka harus mengakui bahwa teorinya adalah palsu. Pengakuan ini akan menyebabkan teori sains-sains material lain yang terkait harus dianggap palsu juga. Proses ke arah pengakuan seperti itu kini sedang berlangsung sebab semakin banyak orang yang mulai meragukan kebenaran sejarah peradaban manusia yang selama ini dianggap benar itu.

Bersambung………..

Oleh: Ngurah Heka Wikana

Artikel terkait:

  1. Dialog tentang Waktu (Kala) — Part1
  2. Dialog Tentang Waktu (Kala) — Part3
  3. Dialog Tentang Waktu (Kala) — Part4
  4. Dialog tentang Waktu (Kala) — Part 5
Translate »