Semua kitab suci agama-agama besar dunia menguraikan tentang konsep penciptaan alam semesta. Pada umumnya konsep penciptaan semesta hampir mirip pada agama-agama abrahamik. Hal ini mungkin disebabkan karena ketiga agama-agama Abrahamik yaitu Yahudi, Kristen dan Islam juga bersumber dari ajaran yang sama, yaitu ajaran Nabi Abraham/Ibrahim. Namun konsep penciptaan dalam agama-agama Timur, terutama agama Hindu dan Buddha ternyata sangat berbeda dengan konsep agama-agama Abrahamik. Konsep penciptaan dari ajaran yang manakah yang lebih relevan dengan teori-teori penciptaan dan ilmu kosmologi modern? Mari kita simak satu persatu.
B. Konsep penciptaanmenurut Alkitab
Yahudi kuno serta kaum Kristen memiliki dua legenda penciptaan, keduanya tercatat di Bible/Alkitab.
Yang pertama,
Allah menciptakan Langit dan Bumi, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air, Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Allah menjadikan cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air. Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Allah menamai cakrawala itu langit, itulah hari ke dua.
Segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji di bumi, itulah hari ke tiga.
Matahari dan bulan serta bintang-bintang pada hari ke empat, semua burung dan hewan laut pada hari ke lima, Binatang ternak, melata, liar dan laki-laki dan wanita pertama pada hari ke enam[Kejadian 1, 1-31].
Pada tahun 1951, Paus Pius XII menghubungkan Kata “Jadilah terang.” dengan hipotesis Big Bang. Sejak saat itu Big Bang, meledak besar sebagai ‘teori’ asal mula semesta.
Yang kedua,
Tuhan membuat bumi, lalu laki-laki pertama, lalu tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang, lalu terakhir seorang wanita[Kejadian 2, 4-22].
Frase kata ‘jadilah..’ terdapat dalam setiap kehendak yang Allah lakukan.
Paus Pius XII sangat bersemangat untuk menghubungkan frase ‘jadilah terang’ di ayat pertama dengan Big Bang, rupanya beliau sangat memahami terdapat kemuskilan logika bahwa
Bagaimana mungkin, Terang dinamakan siang dan gelap dinamakan malam terjadi di hari pertama, sementara Matahari dan bulan baru ada di hari ke 4
Bagaimana mungkin, tumbuhan yang berbiji dan buah-buahan yang berbiji dapat tumbuh semetara Matahari dan Bulan baru diciptakan keesokan harinya, dimana satu hari Allah setara 1000 tahun di bumi.
Beberapa pendapat kalangan nasrani menghubungkan terang dan gelap sebagai kebaikan dan kejahatan, namun pendapat itu juga tidak relevan mengingat obyek kejahatan belum tercipta.
Diatas telah disebutkan bahwa Frase “Jadilah terang” dilakukan sebelum penciptaan. Semua penggunaan Frase “Jadilah terang” ternyata dilakukan setelah ada Air yang menutupi samudera raya! Tidak ada bukti dari Alkitab yang menyatakan bahwa Air yang menutupi samudera raya juga diciptakan oleh Allah.
Di hari pertama, Tidak diceritakan bagaimana air tercipta karena tidak didahului dengan kata “Jadilah terang”. Air dan Allah sudah ada. Bentuk bumi saat itu hanyalah air yang menutupi seluruh BUMI. Dari atas air tercurah dan dibawah juga ada air, di mana-mana hanyalah Air.
Alkitab pada kitab Kejadian 1 hanya bercerita mengenai Bumi disaat Banjir besar, Ia tidak berbicara mengenai pembentukan Tata Surya apalagi Pembentukan Semesta, Petunjuk mengenai hal itu, dilihat di hari ke dua dan ketiga, ketika Banjir itu reda, Langit mulai terang, Air hanya dibawah Langit, beberapa mulai surut, daratan terlihat dan sisanya berupa Lautan.
Jadi jelas bahwa Alkitab hanya menceritakan surutnya banjir besar daripada kisah mengenai penciptaan semesta dengan ledakan yang luarbiasa! Sama sekali tidak ada relevansinya dengan hipotesis Big Bang.
C. Konsep penciptaan menurut Alqur’an
Al Qur’an ternyata lebih maju dengan menutup lubang logika awal terciptanya Langit dan bumi dengan menggunakan Frase kata ‘jadilah..’ yang sama!
Frase kata yang sama yaitu ‘jadilah..’ atau ‘kun fayakoonu’ merupakan frase ke-MahaKuasaan, itu tercantum pada 8 ayat [Al Baqarah 2:117, Ali Imran 3: 47, Ali Imran 3: 59, Al Anaam 6: 73, An Nahl 16: 40, Maryam 19: 35 Yasin 36: 82, dan Al Ghafir 40: 68] yaitu saat penciptaan langit dan Bumi, Penciptaan Adam & Isa, serta penciptaan lainnya yang dikehendaki Allah:
[2:117] Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia.
[3: 59] Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.
[36: 82] Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.
Apakah frase kata ‘jadilah..’ atau ‘kun fayakoonu’ merupakan Big Bang?
Qur’an ayat 51: 47 menyatakan bahwa “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa”.
Beberapa orang menterjemahkan kata ‘kami benar-benar berkuasa’ menjadi ‘’kami meluaskannya’. Tafsiran ‘kami meluaskan’ dikemukakan oleh Harun Yahya yang muncul hanya baru-baru ini saja ketika hipotesis BigBang dan alam semesta yang terus mengembang sedang populer-pupulernya. Namun berdasarkan 3 ayat di atas tentang ‘jadilah!’ maka samasekali tidak menunjukan kecocokan apapun dengan hipotesis Big Bang maupun Alam semesta yang terus mengembang.
Detail penciptaan Langit dan Bumi menurut Al Qur’an terdapat di surat [7:54, 10:3, 11:7, 21:30, 25:59, 32:4, 57:4, 41:9-12 dan 79:27-33].
Surat Al Anbiyaa’ 21:30, menunjukan keadaan Bumi dan langit saat yang awal mula:
Al Anbiyaa’ 21:30, Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Tafsir Ibn Kathir atas ayat 21:30:
…Tidakkah mereka mengetahui bahwa Langit dan bumi dulunya bersatupadu yakni pada awalnya mereka satu kesatuan, terikat satu sama lain. Bertumpuk satu diatas yang lainnya, kemudian Allah memisahkan mereka satu sama lain dan menjadikannya Langit itu tujuh dan Bumi itu tujuh, meletakan udara diantara bumi dan langit yang terendah…
Saidbin Jubayrmengatakan :
‘langit dan Bumi dulunya jadi satu sama lain, Kemudian Langit dinaikkan dan bumi menjadi terpisah darinya dan pemisahan ini disebut Allah di Al Qur’an’
Al hasan dan Qatadah mengatakan;
’Mereka Dulunya bersatu padu, kemudian dipisahkan dengan udara ini’
Surat Fushshilat 41: 9-12, menyajikan urutan pengerjaan Bagaimana penciptaan yang dilakukan Allah:
Pertama, (41:9) Bumi di ciptakan dalam dua masa
Kedua, (41:10) Segala isi Bumidiciptakan total dalam empat masa
Ketiga, (41:11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.”
Surat diatas jelas menunjukan bahwa kedudukan Bumi dan Langit adalah sederajat, bumi bukan bagian dari langit. Bumi diciptakan terlebih dahulu, diselesaikan baru kemudian Allah menyelesaikan Langit dan itu dibuktikan di ayat selanjutnya
Keempat, (41:12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Tafsir Ibn Kathir untuk surat 41:9-11juga menyatakan bahwa:
Penciptaan Bumi dan Penciptaan langit dibicarakan secara terpisah Allah berkata bahwa Ia menciptakan Bumi terlebih dahulu, karena itu adalah Fondasi, dan Fondasi harus dibangun terlebih dahulu baru kemudian atap.
Berkenaan dengan penciptaan Bintang-bintang di ayat Fushshilat 41:12 maka terdapat 3 (ayat) lain di Al Qur’an yang memberikan konfirmasi pasti bahwa bintang- bintang diciptakan untuk menghiasi langit dan sebagai alat untuk melempar setan-setan ketika mereka mencuri dengar berita dari Allah/langit [Ash Shaaffaat 37: 6, Al Mulk 67: 5, Al Hijr 15:16-18 dan juga ‘Al Buruj sebagai bintang besar pada ayat Al Furqaan 25:61]
Surat Al Mulk 67:5,Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
Tafsir Ibn Kathir surat 67:1-5
Ayat ini merujuk pada bintang-bintang yang telah di letakan di langit, beberapa bergerak dan beberapa diam.
Qatadah berkata;
‘Bintang-bintang diciptakan hanya untuk tiga kegunaan, yaitu: Hiasan di langit, Alat pelempar setan dan petunjuk Navigasi, Jadi siapapun yang mencari interpretasi lain tentang bintang selain ini maka itu jelas merupakan opini pribadi, Ia telah melebihi porsinya dan membebani dirinya dengan hal-hal yang ia sendiri tidak punya pengetahuan tentang ini. [Ibn Jarir dan Ibn Hatim merekam riwayat ini].
Kegunaan ‘Al Buruj’ (Bintang besar) juga sama sebagai Benteng penjaga untuk melempar setan yang mencuri dengar [riwayat dari Atiyah Al-`Awfi, lihat: Tafsir Ibn Kathir surat 15:16-19]
Surat An Naazi’ aat 79:27-33, juga menyajikan urutan pengerjaan penciptaan yang dilakukan Allah!
Allah menyatakan bahwa penciptaan Manusia itu jauh lebih mudah daripada penciptaan Langit. Ia meninggikan Bangunannya lalu menyempurnakannya (79:28). Kemudian ia Menciptakan siang dan malam. Kemudian bumi dihamparkannya (diisi) Caranya: memancarkan Air dan menumbuhkan tumbuhan, gunung-gunung dipancangkan teguh (79:31-32). Untuk apa? Untuk kesenangan Manusia dan binatang ternak milik manusia (79:33)
tafsir Ibn Kathir untuk surat 79:27-33:
It already has been mentioned previously in Surat Ha Mim As-Sajdah thatthe earth was created before the heaven was created, but it was only spread out after the creation of the heaven.
Di Tafsir Ibn Kathir untuk surat 79:27-33, terdapat satu riwayat menarik mengenai kebingungan seseorang akan hubungan surat [41:9-12] dan surat [79:27-33] yaitu mana yang diciptakan terlebih dahulu: Bumi atau Langit.
Sa’id Bin Jubayr berkata, ‘Seseorang berkata pada Ibn ‘Abbas: Saya menemukan di Qur’an yang membingungkan ku:…Allah berkata (79:27-33):
Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia menciptakannya, meninggikannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
Jadi Dia menyatakan bahwa Penciptaan Lagit dahulu baru kemudian penciptaan Bumi, Namun kemudian Allah berkata(41:9-12):
Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanannya dalam empat masa. bagi orang-orang yang bertanya.
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Di sini Allah menyatakan Penciptaan Bumi dahulu baru kemudian Penciptaan Langit.Kemudian Ibn ‘Abbas menjawab:
Allah menciptakan Bumi dalam dua hari (masa),
kemudian menciptakan Langit, kemudian (Istawa ila) meninggikan langit dan membentuknya dalam dua hari lagi.
Kemudian membentangkan Bumi, ini berarti bahwa Dia membawa, sejak saat itu, air dan makanan. Dan kemudian Dia menciptakan Gunung-gunung, Pasir, benda-benta tak bernyawa, batu-batu dan bukit-bukit dan semuanya dalam waktu dua hari lagi.
Inilah yang Allah katakan (Ia) menghamparkan (Bumi) (79:30) Dan Allah berkata, ‘Ia ciptakan bumi dalam dua hari’, jadi Dia menciptakan Bumi dan segala isinya dalam empat hari dan Dia menciptakan Langit dalam dua Hari. Di rekaman Al Bukhari.
Dia menciptakan Bumi dalam Dua hari, artinya pada Minggu dan Senin.
Dia meletakan Gunung-gunung yang kokoh di atasnya, menumbuhkan yang bermanfaat, menakar untuk perlengkapan yang dibutuhkan manusia, artinya pada Selasa dan Rabu, jadi dengan dua hari sebelumnya menjadi empat hari
Kemudian Dia meninggikan (Istawa ila) langit dan dan langit itu masih merupakan asap..melengkap dan menyelesaikan ciptaannya seperti 7 langit dalam dua hari, artinya Kamis dan Jumat
Pada rekaman Hadis Muslim, Book 039, Number 6707, Abu Huraira melaporkan bahwa Nabi menggenggam tanganku dan berkata: Allah yang Maha Agung dan Mulia menciptakan:
Tanah pada hari Sabtu dan
Gunung pada hari Minggu dan
Pepohonan pada hari Senin dan
Segala yang berkaitan kelengkapan pekerjaan pada Selasa dan
cahaya pada hari Rabu dan
Dan menyebarkan Binatang pada hari Kamis dan
Adam setelah ashar pada hari Jum’at, ciptaan terakhir pada hari Jum’at antara Sore dan Malam
Tiga laporan mengenai penciptaan langit dan bumi di atas, sudah menegaskan bahwa: Bumi diciptakan terlebih dahulu baru kemudian langit.
Masih mengenai Surat 41:11
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu..”
Dalam Asbabun Nuzul surat Al Iklas 112:1-4,
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Riwayat Abu Syaikh di dalam kitabul Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar menghadap kepada Nabi SAW. dan berkata: “Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu.” Rasulullah SAW tidak menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu surat ini (S.112:1-4) yang melukiskan sifat Allah.
Dari hadis di atas, kita ketahui bahwa tidak ada penolakan mengenai asal muasal Langit, Adam, Iblis dan Bumi.
Terdapat fakta menarik yang disebutkan di surat 41, yaitu setelah penciptaan Bumi, Langit masih beberbentuk kabut kemudian hadis mengisyaratkan pernyataan yang sama dari kaum yahudi bahwa langit diciptakan dari kabut sehingga penciptaan semesta dari agama-agama Abrahamik lebih mendekati hipotesis kabut daripada hipotesis Big Bang.
Surat 41, 51, 21 dan 79 termasuk golongan Almakiyah (sebelum Hijrah ke Medinah, 620 M) dan urutan turunnya surat adalah tertera demikian. Ayat 112, ada yang mengganggap sebagai Al Makiyyah, sementara As suyuti menganggap sebagai Al Madaniyya
Penegasan terakhir mengenai penciptaan Bumi dan Langit adalah melalui surat Al Baqarah yang diturunkan Allah di 2 H (624 M). Surat ini termasuk golongan surat Al madaniyya yang turun lebih belakangan dari surat Al Makiyya lainnya yaitu 41, 51, 21 dan surat 79. Di surat Al Baqarah 2:29, Muhammad dan Jibril bersabda bahwa:
Ia yang menjadikan segala sesuatunya untukmu di Bumi. Kemudian Ia meninggikan (Iswata ila) langit dan dijadikanNya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Setelah semuanya siap, di dilanjutkan dengan penciptaan Adam di Al Baqarah 2:30-36, surat itu memperkuat surat-surat penciptaan manusia yang turun sebelumnya yaitu di 7:10-24, 15:26-33 dan 38:71-84. Disebutkab bahwa Adam diciptakan dari tanah kemudian Allah berkata, ‘Jadilah!’ [3:59]
Pernyataan di surat Al Baqarah 2:29-36 sangat jelas, terstruktur dan ada urutannya! yaitu menciptakan Bumi, kemudian langit plus 7 langit dan terakhir Penciptakan Manusia. Jadi, saat manusia diciptakan maka penciptaan langit sudah final, tidak ada pengembangan langit lagi. Bukti itu ada di ayat 2:31
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”
Ada pendapat yang mengatakan bahwa 7 langit adalah 7 lapisan Atmosfir. Di jaman awal Islam, Mujahid, Qatadah and Ad-Dahhak dalam tafsir Ibn Kathir untuk surat 32:4-6 yang di kutip lagi oleh Ibn kathir untuk tafsir surat 13:2-4 , dinyatakan bahwa jarak Bumi dan lapisan langit serta antar lapisan langit adalah 500 tahun [jadi sekitar 3500 tahun]. Jelas sudah bahwa 7 langit adalah bukan atmosfir, sesuai dengan bunyi surat di qur’an maka langit yang dimaksudkan adalah ‘surga’:
Surat Al Najm 53:14-15, (yaitu) di Sidratil Muntaha.Di dekatnya ada syurga tempat tinggal..
Jalaluddin as-Suyuthi (pengarang tafsir Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma’tsur) menjelaskan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Wahhab ibnu Munabbih bahwa Allah Swt. menciptakan `arsy dan kursi (kedudukan) dari cahaya-Nya. `Arsy itu melekat pada kursi. Para malaikat berada di tengah-tengah kursi tersebut. `Arsy dikelilingi oleh empat buah sungai, yaitu:
1.sungai yang berisi cahaya yang berkilauan;
2.sungai yang bermuatan salju putih berkilauan;
3.sungai yang penuh dengan air; dan
4.sungai yang berisi api yang menyala kemerahan.
Para malaikat berdiri di setiap sungai tersebut sambil bertasbih kepada Allah. Hadis yang menyebutkan 7 langit adalah Surga:
Sahih Bukhari pada Vol.1, Buku9, No. 608, yang dinarasikan Anas Bin Malik, yaitu saat perjalanan Isra’ Mira’j naik hingga kelangit ke 7 dikatakan oleh Nabi Muhammad bahwa Ia dibawa keliling langit dan kemudian Ia lihat ditepi Sungai, Ia lihat Istana yang dibangun dari Mutiara dan Jamrud..
Sahih Bukhari Vol.1 Buku 8 no.345, diriwayatkan Abu Dhar, Muhammad berkata, saat ia mencapai Langit pertama. Ia berjumpa Adam bersama jiwa-jiwa anak cucunya pada sisi kanan dan kiri Adam, dimana yang dikanannya merupakan penghuni Surga dan dikirinya adalah penghuni neraka..
Sahih Bukhari Vol.4 Buku 54 no. 426, diriwayatkan Malik Bin Sasaa, Muhammad berkata ketika Ia mencapai langit ke 7, Ia bertemu Abraham disana dan melihat Bait-Al-Ma’mur (Rumah Allah) yang didalamnya 70.000 malaikat yang berbeda yang melakukan sholat setiap harinya. Ia lihat pula Sidrat-ul-Muntaha, Buah Nabk, daun seperti telinga gajah, dan empat sungai….sungai Nil dan Euphrate…[Abas Malik meriwayatkan…dan 4 Sungai mengalir, dua terlihat dan dua tidak..yang terlihat adalah Nil dan Euphrates (Hadis Bukhari Vol. 5 Buku 58 No.227); Abu Huraira meriwayatkan Nabi berkata: Saihan, Jaihan, Euphrates dan Nil adalah nama-nama sungai di Firdaus(Sahih Muslim 040 no 6807)]
Kesimpulan penciptaan menurut Agama-agama Abrahamik
Penciptaan versi Al Qur’an hanya menjelaskan dalam lingkup penciptaan bumi dan langit yang kedudukannya sederajad, bukan penciptaan tata surya dan alam semesta.
Fungsi bintang-bintang dan bintang besar bukanlah seperti Matahari, namun sebagai Penghias langit, Pelempar setan dan Petunjuk navigasi.
Bumi diciptakan duluan baru kemudian langit dan segala isinya!. Penciptaan manusia dilakukan setelah penciptaan Langit dan segala isinya selesai.
Jadi penciptaan versi Al Qur’an tidak ada relevansinya dengan Big Bang yang selama ini di dengung-dengungkan oleh Harun Yahya.
D. Penciptaan Alam Semesta Menurut Hindu
Dalam Matsya Purana 2.25-30, penciptaan diceritakan terjadi setelah Mahapralaya, leburnya alam semesta, kegelapan di mana-mana. Semuanya dalam keadaan tidur. Tidak materi apapun, baik yang bergerak maupun tak bergerak. Lalu Svayambhu, self being, menjelma, yang merupakan bentuk diluar indra. Ia menciptakan air/cairan pertama kali, dan menciptakan bibit penciptaan didalamnya. Bibit itu tumbuh menjadi telur emas. Lalu Svayambhu memasuki telur itu, dan disebut Visnu karena memasukinya.
Rg. veda tidak menjelaskan sejarah manusia, tapi menjelaskan evolusi semesta. Ayat-ayat/sloka mantram tersebut memberikan penjelasan yang padat, efektif dan sederhana atas apa yang dinyatakan Rg.Veda.
Filsafat Hindudalam Rgveda,menyatakan bahwa Penciptaan merupakan manifestasi dari Yang Maha Kuasa.
“Semua adalah Purusa, apapun yang telah terjadi dan apapun yang akan terjadi. Ia adalah tuan dari kekekalan, yang tumbuh dari makanan. Ia dinyatakan mempunyai ribuan kepala, ribuan mata dan ribuan kaki. Ia membungkus Bhumi dari segala penjuru, dan ada di luar berbentuk sepuluh jari. Semua hanyalah Purusa, “- Rgveda 10.90.1-2,
Chandogya Upanisad 3.14.1 menyatakan bahwa semuanya adalah Brahman.
Tidak ada neraka abadi karena bahkan neraka pun tidak bisa dipisahkan dengan Tuhan. Bahkan, tidak ada surga atau neraka pada akhir jaman. Semesta hanyalah manifestasi dari Yang Kuasa, dan akhir dari siklus semesta yang sekarang disebut “Mahapralaya” saat semua kembali pada Purusa. Di akhir jaman, tidak ada surga, tidak ada neraka dan tidak ada jiwa.
Dalam Rgveda, kata “Purusa” bisa berarti manusia/laki-laki (man). Secara etimologis, Purusa berarti orang yang menghuni kota (Pura). “Pura” sendiri berarti tempat yang dihuni oleh penjaga/ penghuni.
Purusa disebut juga Rahim Emas, Purusa disebut juga Brahmanda, Purusa disebut juga Martanda.
Purusa disebut juga Prajapati [Satapatha Brahmana 7.4.1.15, Jaiminya Brahmana 2.47].,
Purusa disebut juga Brhaspati, sang penguasa Ekspansi, menciptakan alam semesta seperti seorang seniman [Rigveda 10.72.2].
Purusa disebut juga Lopramudra, Purusa disebut juga Agastya, Hasil Agastya dan istrinya Lopamudra adalah Purusa,
Purusa disebut juga Indra, Purandara (Pembelah kota), Purusa disebut juga Virata Penutup batas. Apapun yang membesar lebih dari Purusa adalah Purusa.
Purusa disebut juga Aditi, Purusa disebut juga daksa yang saling melahirkan, Daksa dan Aditi yang saling melahirkan, yang melahirkan adalah Purusa yang dilahirkan adalah Purusa.
RigVeda menjelaskan bahwa sebelum penciptaan Alam semestadalam bentuk tak berwujud yang disebut rahim emas, rahim dari semesta atau Hiranyagharba
“Sebelum penciptaan adalah rahim emas, ia adalah tuan dari segala yang lahir. Ia memegang bumi.” -Rgveda 10.121.1
Saat Penciptaan Semesta, Purusa/Prajapati/Brahman menciptakan dua kekuatan yang disebut Purusa yaitu kekuatan hidup (batin/nama) dan Prakerti (pradana/rupa) yaitu kekuatan kebendaan. Kemudian timbul “cita” yaitu alam pikiran yang dipengaruhi oleh Tri Guna yaitu Satwam (sifat kebenaran/Dharma), Rajah (sifat kenafsuan/dinamis) dan Tamah (Adharma/kebodohan/apatis). Kemudian timbul Budi (naluri pengenal), setelah itu timbul Manah (akal dan perasaan), selanjutnya timbul Ahangkara (rasa keakuan). Setelah ini timbul Dasa indria (sepuluh indria/gerak keinginan) yang terbagi dalam kelompok;
Panca Budi Indria yaitu lima gerak perbuatan/rangsangan: Caksu indria (penglihatan), Ghrana indria (penciuman), Srota indria (pendengaran), Jihwa indria ( pengecap), Twak indria (sentuhan atau rabaan)
Panca Karma Indria yaitu lima gerak perbuatan/penggerak: Wak indria(mulut), Pani (tangan), Pada indria (kaki), Payu indria (pelepasan), Upastha indria (kelamin)
Setelah itu timbulah lima jenis benih benda alam (Panca Tanmatra): Sabda Tanmatra(suara), Sparsa Tanmatra (rasa sentuhan), Rupa Tanmatra(penglihatan), Rasa Tanmatra (rasa), Gandha Tanmatra (penciuman). Dari Panca Tanmatra lahirlah lima unsur-unsur materi yang dinamakan Panca Maha Bhuta, yaitu Akasa (ether), Bayu (angin), Teja (sinar), Apah (zat cair) dan Pratiwi (zat padat.)
Keadaan Sebelum Penciptaan
Keadaan sebelum penciptaan disebut dalam Nasadiya sukta yang mengisahkan asal mula alam semesta di Rgveda 10.129:
1.Tiada yang termanifestasikan atau tak termanifestasikan. Sehingga tiada debu dan tiada langit di luarnya. Apa yang melingkupinya, di mana naungannya? Apa suara yang dalam dan tak-terjelaskan itu?
2.Tiada kematian. Tiada perbedaan antara siang dan malam. Hanya Ia atas kehendakNya sendiri tanpa udara. Tiada apapun selain itu.
3.Sebelumnya hanya ada kegelapan, semuanya ditutupi kegelapan. Semuanya hanya cairan yang tak terpisahkan (Salila). Apapun itu, ditutupi dengan kekosongan. Yang satu lahir dari panas.
4.Sebelum itu (sebelum penciptaan) keinginan (untuk mencipta) bangkit dari diriNya, lalu dari pikiranNya bibit pertama lahir. Manusia yang bijak dalam berpikir menemukan yang termanifestasikan terikat dengan yang tak-termanifestasikan.
5.Cahayanya menyebar menyamping, ke atas dan bawah. Ia menjadi pencipta. Ia menjadi besar atas kehendaknya sendiri ke bawah dan atas.
6.Siapa yang tahu, siapa yang akan memberitahu dari mana dan mengapa penciptaan ini lahir, karena dewa-dewa lahir setelah penciptaan ini. Sehingga, siapa yang tahu dari siapa semesta ini dilahirkan.
Sebelum penciptaan yang ada hanya kosong. Belum ada ruang maupun waktu. Tak ada materi.
“Pada mulanya sama sekali tiada apapun. Tiada surga, tiada bumi dan atmosfer.” -Taittiriya Brahmana 2.2.9.1
“Seluruh semesta termasuk bulan, matahari, galaksi dan planet-planet ada didalam telur. Telur ini dikelilingi oleh sepuluh kualitas dari luar.” -Vayu Purana 4.72-73
“Di akhir dari ribuan tahun, Telur itu dibagi dua oleh Vayu.” -Vayu Purana 24.73
“Dari telur emas, alam material diciptakan.” -Manusmrti 1.13
Ketika alam semesta berekspansi, Ia juga diberi nama Virata yang diturunkan dari akar kata ‘Vr’ yang artinya untuk menutupi yang juga berarti ‘sangat besar.
“Vrtra menutupi kesemua tri loka.” -Taittiriya Samhita 2.4.12.2
“Vrtra berada jauh diatas di Antariksa.” -Rgveda 2.30.3
Tri loka melukiskan alam semesta, jadi disini Vrtra menutupi alam semesta. Jika Vrtra ada dibatas alam semesta, ia bisa dikatakan berada ditempat yang jauh sekali.
Dalam Rgveda 1.32dilukiskan bahwa Vrtra (sang ular) menahan air, di matra 12 dijelaskan menjelaskan bahwa kekalahan Vrtra dari Indra membebaskan tujuh sungai untuk mengalir. Pembebasan tujuh sungai (sapta sindhu) oleh Indra bukanlah disebutkan hanya satu kali, tapi berulang-ulang kali dalam Rgveda. Ide dimana ular menahan air juga ditemukan dalam manuskrip yang berbeda-beda diseluruh dunia.
Mitos dari Quiches, suku Indian di Amerika Selatan, bisa ditemukan di Popol Vuh. Suku Quiches percaya bahwa pada mulanya adalah air dan ular berbulu.
Dalam Rgveda 4.17.13 Indra disebut sebagai Asanimana yang artinya Ia yang menguasai petir. Lebih lanjut dalam Kausitaki Brahmana 6.9, Indra disebut sebagai Asani (petir). Satapatha Brahmana mengatakan:
“Siapakah Indra dan siapakah Prajapati? Petir adalah Indra dan Yajna adalah Prajapati.” -Satapatha Brahmana 11.6.3.9
Teori penciptaan Veda lebih jauh dijelaskan dalam Bhagavata Purana/ Srimad Bhagavatam;
Srimad Bhagavatam (3.11.41) menjelaskan: “Lapisan-lapisan unsur yang menutupi alam semesta, masing-masing sepuluh kali lebih tebal dari lapisan sebelumnya, dan kumpulan seluruh alam semesta bersama-sama kelihatan bagai atom-atom dalam kombinasi yang besar.”
Srimad Bhagavatam (5.20.43-46): “Matahari berada di pertengahan alam semesta, yaitu di wilayah ruang (antariksha) antara Bhurloka dan Bhuvarloka”
Sementara itu pada Srimad Bhagavatam skanda 5 bab 24 mengarakan munculnya alam semesta dari pori-pori Tuhan dalam wujud Karanodakasayi Visnu, dari sini muncul Garbhadakasayi Visnu yang berikutnya dari pusar beliau muncul bentuk yang menyerupai bunga padma. Di atas bunga padma inilah Tuhan menciptakan mahluk hidup yang pertama, yaitu Dewa Brahma. Dewa Brahma diberi wewenang sebagai arsitek yang menciptakan susunan galaksi besarta isinya dalam satu alam semesta yang dikuasainya. Alam semesta berjumlah jutaan dan tidak terhitung banyaknya yang muncul dari pori-pori Karanodakasayi Visnu dan setiap alam semesta memiliki dewa Brahma yang berbeda-beda. Ada Dewa Brahma yang berkepada 4 seperti yang dijelaskan menguasai alam semesta tempat bumi ini berada. Dan ada juga Brahma yang lain yang memiliki atribut yang berbeda, berkepala 8, 16, 32 dan sebagainya. Yang jelas dapat disimpulkan bahwa Brahma adalah merupakan kedudukan dalam sebuah alam semesta dan di seluruh jagad material terdapat sangat banyak dewa Brahma, bukan saja dewa Brahma bermuka empat yang telah biasa dibicarakan oleh umat Hindu saat ini. Hal pertama yang diciptakan Brahma dalah susunan benda antariksa, planet, bintang dan sejenisnya mulai dari tingkatan paling halus sampai dengan yang paling kasar. Dalam penciptaan ini dijelaskan bahwa Tuhan menjelma sebagai Ksirodakasayi Visnu dan masuk kedalam setiap atom. Inilah kemahahebatan Tuhan sebagai maha ada dan menguasai setiap unsur dalam ciptaannya. Setalah itu Dewa Brahma menciptakan berbagai jenis kehidupan mulai dari para dewa, elien, mahluk halus, binatang, tumbuhan sampai pada virus yang berjumlah 8.400.000 jenis kehidupan.
Lebih lanjut dalam Rgveda bab II.72.4 disebutkan
“Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari” artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi)
Mengakomodir pemaparan ayat-ayat Veda tentang penciptaan alam semesta, Veda mengajukan teori baru yang berbeda dengan teori penciptaan yang umum dikenal sekarang.
Secara garis besar Veda mengatakan bahwa alam semesta muncul dari pori-pori Tuhan yang merupakan energi maha besar dan berikutnya berkembang dan terus meluas membentuk materi yang memenuhi semesta raya.
Lebih Srimad Bhagavatam dalam skanda yang sama menjelaskan pada akhir peleburan suatu alam semesta, alam semesta akan kembali masuk kedalam pori-pori Tuhan.
Sementara itu pada akhir abad ke-20 para ilmuan mengamati adanya lubang hitam yang memiliki medan gravitasi sangat besar dan bahkan menarik cahaya masuk kedalamnya, benda inilah yang disebut sebagai Black Hole. Jadi dikaitkan dengan fenomena tertariknya materi termasuk cahaya kedalam lubang hitam ini, penulis mengajukan hipotesa dengan nama baru sesuai dengan konsep penciptaan dan peleburan alam semesta versi Veda, yaitu konsep Black Hole – White Hole.
Black Hole adalah sebagai lubang tempat materi (aditi) kembali berubah menjadi energi (daksa) dan White Hole adalah lubang tempat energi (daksa) berubah menjadi materi (aditi). Dari satu White Hole akan terbentuk gelembung besaryang pada akhirnya membentuk satu alam semesta yang antara satu alam semesta dengan alam semesta lainnya masing-masing dibatasi oleh tegangan permukaan/lapisan yang sangat kuat [lihat Srimad Bhagavatam (3.11.41)]. Dalam satu alam semesta sendiri juga terbentuk gelembung-gelembung (phena) yang memberi jarak yang tidak merata antara satu susunan galaksi dengan yang lainnya [lihat Satapatha Brahmana 6.1.3.2]Sementara itu di jagad raya terdapat jutaan White Hole yang masing-masing memunculkan satu gelembung alam semesta.
D. Teori penciptaan modern
Teori penciptaan modern yang saat ini diakui secara luas adalah teori Big Bang. Salah satu asumsi penting yang mendasari kosmologi Big Bang adalah alam semesta dimana-mana sama (uniform). Artinya seluruh bagian alam semesta mempunyai massa jenis dan struktur yang sama. Dengan pertimbangan tersebut, pemilihan unit untuk dispersi massa-energi menjadi sangat penting. Kita tahu bahwa planet-planet dan bintang-bintang tidaklah terdistribusi merata. Para ilmuwan memilih skala yang lebih besar, pada awalnya dipercayai galaksi tersebar secara merata diseluruh angkasa luar.
Ketika Hubble melakukan survey pada 44,000 galaksi, Sayangnya ia tidak menemukan distribusi merata, bahkan ia menemukan pengelompokan (clustering). Penelitiannya dilanjutkan oleh Fritz Zwicky pada tahun 1938 yang menemukan juga bahwa galaksi mengelompok dan tidak terdistribusi merata. Hal ini yang mendasari bahwa kelompok galaksi (cluster of galaxies) adalah unit yang cocok dan kelompok galaksi ini tersebar secara merata di angkasa.
Galaksi kita, Bima Sakti, adalah bagian dari kelompok duapuluh lima galaksi. Astronomer Perancis Gerard de Vaucouleurs melakukan penelitian dalam skala yang lebih besar lagi pada tahun 1950, dan menemukan bahwa kelompok galaksi juga tidak terdistribusi merata. Ia mengelompokkan galaksi dalam supercluster yang mempunyai rentang 200 juta-tahun-cahaya. Para ilmuwan kemudian percaya bahwa supercluster galaksi ini adalah unit yang lebih tepat karena semesta tampak terdistribusi merata. Tapi ada lagi penemuan baru yang mendapatkan bahwa supercluster terletak pada gelembung raksasa. Didalam gelembung adalah rongga besar tanpa ada galaksi hampir tak ada massa dan energi.
Uniknya Veda mempunyai referensi tentang struktur raksasa ini pada Satapatha Brahmana:
“Ketika Apah dipanaskan, gelembung (Phena) tercipta” -Satapatha Brahmana 6.1.3.2
Definisi Apah sudah dijelaskan diatas bahwa itu bukan semata-mata air. Ada cukup referensi untuk membuktikan bahwa orang suci Veda menganggap Apah melingkupi seluruh alam semesta. Dengan tanpa mengetahui arti sains dari Apah, semua agama dan mitologi membicarakan alam semesta yang ditutupi oleh air pada awal penciptaan.
Mantram yang dikutip diatas, dengan jelas membuktikan bahwa orang suci Veda berpendapat bahwa tegangan permukaan bekerja sehingga Apah menjadi berbentuk gelembung. Ditemukannya gelembung raksasa dalam skala besar pada struktur alam semesta membuktikan adanya tegangan permukaan dalam evolusi semesta.
Karena ilmu pengetahuan modern gagal memasukkan tegangan permukaan dalam teori Big Bang, tak heran setelah tujuh puluh tahun riset yang terus menerus belum juga mampu memprediksi evolusi alam semesta.
Sebabnya jelas. Seluruh framework Big Bang adalah salah, dan kini saatnya Teori Veda, White Hole – Black Hole menjadi alternatif teori penciptaan modern
Hi, interesting post. I have been pondering this topic,so thanks for sharing. I’ll definitely be coming back to your site. Keep up the good work
sala percaya dan setuju tentang pernyataan dlm alquran sebab masuykm akal sekali dan apa yang dinyakan di alkitab itu mustahil banget karena,klo alah mempunyai roh berarti sama aja dengan manusia sebagai ciptaan allah.
Ikut nimbrung nih: kalo ada yang berpendapat begini gimana?
Penciptaan Alam Semesta
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur’an pada ayat berikut:
“Dialah pencipta langit dan bumi.” (Al Qur’an, 6:101)
Keterangan yang diberikan Al Qur’an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan “Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur’an 1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
Big Bang didasarkan pada teori kuantum dan menganggap sebaran alam semesta adalah homogen, pada kenyataannya dengan menggunakan teleskop tercanggihsaat ini, hubble, alam semesta tidaklah homogen. Karena itulah teori Big Bang masih tetap di ragukan.
Kalau kita cermai ayat-ayat Al-Quran, sebenarnya tidak bisa dikatakan sesuai dengan Big Bang juga. Cobalah baca ulang ayat-ayat Al-Quran yang saya kutipkan datas.
Teori Big Bang sesuai dengan Al-Quran. Saya sependapat dengan Harun Yahya. Jika alam semesta ini berasal dari pori2 Wishnu, berarti Wishnu itu adalah mahluk bermateri maka pantas kalau tidak disebut Tuhan tetapi apakah benar alam semesta ini adalah dari pori2 Wishnu? saya rasa tidak. Lantas apa pendapat Anda tentang hal ini:
“Sabita membuat bumi ini dengan perlengkapan yang berbeda dan menopang langit tanpa tiang sehingga keduanya tidak bergerak” [RIK WEDA]
“Langit tidak dapat bergerak, bumi tidak dapat bergerak, dan gunung-gunung ini juga tidak bergerak” [RIK WEDA 10-173-4]
bukankah hal itu berarti Kitab Wedha menganggap bahwa bumi itu padahal seperti yang kita tahu bumi itu bergerak mengitari Matahari.
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutup malam atas siang dan menutup siang atas malam dan menundukan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Qur’an 39:5).
Al-Quran secara tegas mengatakan bahwa bumi itu berjalan(bergerak) tidak diam.
Wasalam
Hi, outgoing posts there 🙂 hold responsible’s recompense the gripping dirt
1) dalam konsep penciptaan agama abrhamis memandang bahwa penciptaan tersebut menggunakan konsep linier ? sedankan dalam weda konsep penciptaan bersifat siklus. Bisa anda jelaskan ! begitu juga dgn ayat-ayat yg mendukungnya dan bagaimana korelasinya dgn pengetahuan modern saat ini ?
2) apa yg menjadi penyebab kebanyakan pemuda2 di jawa / luar Bali yang tertarik akan agama hindu ?? dan sekarang berapa poersen pmuda2 tersebut sudah berpindah jadi agama hindu ?? bisa anda memberi contoh2 pemuda2 yang sudah jadi hindu dan beberapa dari komentar mereka ???
3) Mengapa pemuda2 Hindu di Bali kurang tertarik mempelajari agama hindu dan terkesan mereka cuek dgn agamanya sendiri ???
Padahal orang2 diluar Bali mulai tertarik mempelajari agama Hindu ???
Thanks. . .
Benar sekali yang anda sampaikan. Jika kita mau membaca kitab suci baik Al-Qur’an maupun Injil maka yang disampaikan hanyalah penciptaan langit dan bumi. Bahkan lebih jauh lagi jika anda membaca Al-Qur’an sebagaimana yang saya kutip dalam kiamat agama-agama abrahamik, hari kiamat tidak diketahui dan tidak ditentukan oleh Allah.
Saat ini saya belum sempat mengutip ayat-ayat dalam Veda secara lengkap mengenai hal ini. Karena sangat-sangat banyak dan panjang. Sebagai referensi saya anjurkan anda membaca Bhagavata Purana/ Srmad Bhagavatam skanda 1. Disana dijelaskan secara lengkap bagaimana alam semesta tercipta dan seluk beluknya. Seca lengkap bisa di download di veda base di download gallery dalam website ini, atau di download versi pdf-nya di http://www.krishnamedia.org.
Untuk versi bahasa indonesia yang digital sepertinya belum ada, tetapi bisa anda dapatkan dalam bentuk buku di gramedia, terutama di gramedia bali.
Mengenai kenapa pemuda/pemudi di luar bali tertarik terhadap Hindu, ada banyak alasan. Sekarang saya jawab secara global/internasional. di Amerika dan Eropa Hindu berkembang secara cepat, bahkan the bittle adalah pemeluk Hindu. beritanya bisa anda search di internet dengan kata “modern Hindu”.
Sebenarnya ada banyak alasan mereka memilih Hindu, seperti yang dijelaskan Dr. Morales bahwa Hindu adalah agama science, agama yang sangat rasional tanpa dogma. Ajaran Veda bisa menjawab apa yang tidak bisa dijelaskan dalam Alkitab mereka sebelumnya. Selebihnya mengenai ini mungkin bisa anda baca di bagian vedic science dalam web ini.
Di jawa pada awalnya memang Hindu dan Buddha yang saat ini mulai terkikis oleh agama lain (bagaimana penyebaran agama lain ini yang sebenarnya dengan penuh kepalsuan bisa anda baca di sabda palon naya genggong). Namun saat ini sangat banyak pemuda/pemudinya mulai beralih ke Hindu, kenapa? mungkin salah satunya karena faktor scientifik di atas, tapi faktor lain juga karena banyak kejadian di luar akal sehat yang mereka alami, seperti contoh orang yang telah mati hidup kembali dan membawa pesan-pesan yang mendorong mereka kembali menjadi hindu. atau karena wangsit seperti yang terjadi di kalimantan (baca media hindu) sehingga seorang pengusaha kristen membangun pura tanpa ada-nya orang hindu yang mempengaruhi di sana.
Jujur saya katakan, saya belajar Hindu secara intensif setelah saya berada di luar bali karena disinilah kehidupan minoritas mulai saya jalani. Mantan pacar saya dulu Katolik sehingga saya sering debat dengan dia dan memacu saya untuk belajar Veda dan juga Alkitab. Banyak hal-hal yang tidak bisa saya jawab hanya dengan pemahaman saya sebagai Hindu yang selama ini saya dapat di bangku sekolah di Bali.
Kenapa di Bali kita cuek? Karena kita merasa mayoritas dan memang tanpa tantangan…. Nah untuk memperdalam masalah ini kajian ilmu antropologi mungkin diperlukan.
Maaf sobat, saat ini saya masih harus rapat, dan ini saya tulis di sela2 istirahat. Lain waktu akan saya jawab lebih panjang dan kita diskusikan lebih jelas lagi.
Mari kita sama-sama belajar! Good Luck!
Maaf ya bro, baru sempat balas, maklum masih ada hal lain yang harus dikerjakan.
jadi begini.
1. Konsep waktu linier dan siklus
Agama Abrahamik mengenal prinsip penciptaan linier. Maksudnya adalah:
Pada ajaran agama abrahamik alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan pada masa lampau dan akan dihancurkan/kiamat pada masa mendatang. Apa yang akan terjadi pada masa mendatang? Jawaban dari ajaran agama abrahamik adalah “Dunia ini hanya tercipta sekali dan akan lenyap. Setiap orang baik (yang tidak kafir/ada dalam agama mereka) akan masuk surga dan menikmati kehidupan surga yang nikmat dan hidup kekal disana. Sedangkan mereka yang jahat akan dihukum secara kekal di neraka abadi.
Dalam konsep mereka sama sekali tidak dikenal istilah “remidial/Her” jika mereka gagal lulus ujian di kehidupan dunia ini. (he..he… kejam banget ya Tuhan? padahal kita yang tidak lulus ujian aja masih bisa remidi di kesempatan berikutnya.
Sangat berbeda dengan ajaran Hindu dan Buddha dan juga dalam beberapa ajaran-ajaran agama Timur lainnya yang menyatakan bahwa terjadinya proses penciptaan dan peleburan alam semesta bersangsung secara siklus, bagaikan terjadinya siang dan malam. Bagaimana kurun waktunya, silahkan anda pelajari artikel dan gambar mengenai konsep waktu di website saya.
Jika kita mau jujur, setiap hal material memang berlangsung secara siklus. Siklus siang dan malam, siklus daur ulang sampah, siklus menstruasi, siklus hidrologi. Mungkin lebih lanjut bisa dijelaskan secara hukum termodinamika dan fisika kuantum tentunya.
Bagaimana ayat-ayat dalam veda dan juga dalam ajaran agama abrahamik, sepertinya sudah saya tuliskan di artikel-artikel pada bagian “antar agama” dalam web saya, atau download versi beta dari eBook saya di https://narayanasmrti.com/?file_id=24 tapi maaf ini masih versi beta, jadi masih banyak hal yang belum saya masukkan dan juga penulisannya juga mungkin masih ada yang belum pas.
2. Apa yang menyebabkan pemuda di luar Bali tertarik akan Hindu (termasuk di dunia internasional)
Yang pertama anda perlu merubah mindset anda dulu. “Bali mayoritas memang Hindu, tapi Hindu bukanlah Bali”. Maksud saya…. mari kita kembangkan wawasan kita bahwa Hindu yang kita terima di Bali tidaklah harus sama dengan Hindu di luar. Di Bali hindu sudah mengalami akulturasi kebudayaan. Suatu proses yang sangat panjang sehingga membawa Hindu pada tatanan yang sangat cocok dan sesuai untuk kondisi pulau Bali. Tapi ingat, Hindu Bali yang sangat matching dengan pulau dewata, belum tentu matching dengan pulau Jawa, Amerika, India dan daerah di belahan dunia lainnya. Karena itu Hindu mengajarkan Desa, Kala dan Patra. Sesuaikan ajaran Hindu yang luwes dengan tempat, waktu dan keadaan.
Kenapa pemuda Bali cenderung tidak mendalami Veda dan juga acuh terhadap budayanya? Mari kita telaah secara antropologi dan psikologi. Mungkinkah karena kebiasaan yang diajarkan orang tua kita dengan konsep “mulo keto (memang seperti itu)”? Jawaban inilah yang mungkin sudah mendarah daging dalam pikiran orang bali pada umumnya. Mereka tidak tergerak hatinya mencari jawaban yang lebih dalam karena memang tidak ada faktor pendukung yang bisa membuat mereka kristis dan membuat mereka bertanya.
Sangat berbeda dengan kami yang di luar bali. kami besar dalam lingkungan minoritas. Bahkan sebagian dari kami termasuk saya sendiri sering kali dipojokkan oleh pemeluk ajaran lain. Mereka sering mempertanyakan ajaran Hindu pada kami. Jujur, mereka luar biasa, setidaknya mereka hafal dengan beberapa ayat-ayat kitab suci mereka. Sementara kita di Hindu? Boro-boro hafal, tahu bentuk kitab sucinya saja tidak.
Bahkan jujur, pertama kali saya melihat dan memegang kitab suci Hindu setelah saya kuliah di UGM, Jogja.
Berbeda dengan indonesia, di luar negeri hindu berkembang pesat karena menurut mereka Veda adalah kitab suci ilmiah, sangat berbeda dengan kitab suci agama abrahamik yang lebih ke pada dogma-dogma. lebih jelasnya bisa anda download film Religulous.avi yang bisa anda download di http://www.indowebster.com di bagian kategori —> film. downloadnya cukup cepat kok, sekitar 500kbps.
Jadi beberapa poin yang bisa menuntun orang di luar bali semakin memperdalam ajaran Veda antara lain:
1. Tuntutan lingkungan sebagia pihak minoritas
2. Ketidak percayaan terhadap ajaran agamanya yang sebelumnya karena menurut mereka tidak ilmiah
3. Faktor metafisika dan hal gaib (ada teman saya menjadi Hindu setelah belajar tenaga dalam reiki tummo dan yoga)
Mungkin uktuk saat ini cukup sekian jawaban dari saya, jika ada yang salah mohon dikoreksi dan mari kita diskusikan bersama. Semoga bisa menambah khasanah wawasan kita bersama.
buat broo ngarayana keep the good work…
tambahin lagi artikel tentang kehinduannya.
kami dari Bali mendukungmu….
Satyam Eva Jayate
osa. aku ikutan y.
aku bangga mjd hindu. walaupun minoritas tapi ada sesuatu beda, dn tak bisa sy sebutkn dng kata2.
hindu menghargai semua keberagaman(bhineka tunggal ika), keberadaan(all creatures include human, animal, and nature), dan kebudayaan.
hindu tanpa paksaan,scientific, philosopy, tanpa dogma, fleksibel, dinamis(tidak linier)..
untuk proses penciptaan pasti ada sesuatu yang terjadi sebelum big bang terjadi ? sekarang ini diketemukan adanya black hole ….
tentunya ada white holenya khan…………..
Dan terdapat Big Vision dari Tuhan sendiri atas semua itu semua 🙂
Analogi Sumur dan Rakit.
Seorang penganjur bahwa semua agama adalah sama, pernah menulis di Media Hindu, justru karena semua agama sama maka orang tidak perlu pindah-pindah agama. Secara logika pernyataan ini tepat. Kalau semua agama sama buat apa pindah agama? Tetapi ia memberikan argumen yang menarik. Ibarat orang menggali sumur; baru menggali lima meter tidak menemukan air, lalu pindah ke tempat lain, di tempat baru ini ia menggali lima meter, tidak juga bertemu air. Bila terus demikian, maka penggali sumur itu akan sia-sia saja. Oleh karena itu setiap orang seharusnya terus menggali sedalam mungkin, sampai ia menemukan air yang dicarinya.
Di dalam praktek tidaklah demikian. Kalau setelah menggali sedalam 10 meter, lalu yang ditemukan batu karang, untuk apa diteruskan? Atau bertemu air, tetapi baunya busuk, tentu orang akan pindah mencari lokasi lain untuk digali.
Tetapi secara analogi ini juga tidak tepat. .Seorang teman saya, orang Protestan, dengan gelar master dobel, satu dari AS, satu dari Australia, berkata kepada saya. “Bapak akan puas, bila dapat menundukkan diri sendiri. Karena agama bapak meminta bapak melihat ke dalam. Kalau saya lain lagi. Saya baru akan puas, ketika saya dapat menundukkan bapak agar ikut agama saya.”
Dia adalah orang awam sama seperti saya. Tetapi pendapatnya itu ada dasarnya dalam Injil, yaitu perintah bagi setiap orang Kristen untuk pergi ke segala penjuru bumi, dan menjadikan bangsa-bangsa murid Yesus. Islam jug demikian. Nabi mereka, sampai akhir hayatnya meminta para pengikutnya untuk terus berjihad menjadikan Islam satu-satunya agama bagi dunia.
Bila semua agama memerintahkan pengikutnya untuk “menggali sumur” atau melihat ke dalam sampai berjumpa dengan “dirinya sendiri” dunia ini pasti akan aman dan damai. Tetapi nyatanya tidak demikian.
Ketika si Hindu sibuk menggali sumur semakin dalam, si Kristen dan si Islam sibuk berebut wilayah sekitar sumur. Ketika si Hindu kembali dari kedalaman bumi membawa air murni sambil meproklamirkan “semua air sama saja” ia menemukan air itu hanya berguna bagi dirinya sendiri, karena wilayahnya sudah dimiliki si Kristen atau / bersama si Islam. Si Kristen dan si Islam tidak membutuhkan air yang diambil dari inti bumi. Bagi mereka air sungai atau pancuran sudah cukup.
Apakah si Hindu harus memasang pagar atau menyewa centeng untuk menjaga wilayahnya? Ini bertentangan dengan prinsip yang diyakininya. Bila ia melakukan itu, artinya ia melaksanakan apa yang ditolaknya, bahwa agama mengkotak-kotakkan dan bahwa agama tidak perlu dibela. Jadi ia dapat lepas dari dilemma ini, hanya bila ia melepaskan identitas Hindunya.
Analogi rakit, agama hanya sekedar rakit, agak berbeda tetapi menghadapi dilemma yang sama. Analogi ini ada benarnya. Tetapi siapapun yang membuat analogi ini hanya melihatnya dari agama Hindu saja. Bagi Hindu dan juga Buddha, benar, agama hanyalah sarana untuk menyeberangkan manusia dari wilayah kehidupan sampai di batas wilayah kematian (atau kehidupan yang lain). Di dunia kehidupan yang lain itu agama memang tidak disebut-sebut lagi.
Tetapi bagi keyakinan Kristen atau Islam tidak demikian. Agama tidak berhenti sampai di tepi kehidupan dunia lain itu, yang mereka sebut dunia akhirat. Agama terus masuk sampai ke inti kehidupan akhirat. Bagi keyakinan orang Kristen, keyakinan mereka akan kebenaran Yesus sebagai Tuhan, atau Putra Allah, yang menyelamatkan mereka. Bagi orang Islam keyakinan mereka kepada Islam dan Muhammad sebagai Nabi akan menyelamakan atau menjamin sorga bagi mereka. Menurut Islam, ketika ia mati dan sampai di pintu alam kubur, dua orang malaikat akan menanyai apa agama dan siapa nabinya. Bila agamanya bukan Islam dan nabinya bukan Muhammad maka jiwa orang itu akan mendapat siksaan kejam. Dan di dalam persidangan pada hari Pengadilan Akhir, Muhammad akan memberi rekomendasi siapa yang masuk sorga atau neraka secara abadi. Allah akan memerima rekomendasi itu.
Di dalam kedua agama ini keyakinan, bukan perbuatan yang menentukan status seseorang di dunia akhirat. Apakah keyakinan semacam ini absurd atau tidak, itulah keyakinan yang dipercayai oleh mereka.
Jadi di sini analogi rakit menghadapi kesulitannya sendiri. Dan ia hanya melepaskan diri dari kesulitan ini, dengan melepaskan indentitas Hindunya. Tapi apa perdulinya dengan Hindu? Toh hanya rakit. Yang penting ia bebas. Sebuah solusi, yang sayangnya, bersifat mementingkan diri sendiri. Ego.
Apa yang anda katakan memang benar sekali.
Di dunia ini ada 3 jenis manusia
1. Kanista adikari; yaitu mereka yang menganggap keyakinannya paling benar dan yang lain salah
2. Madyama adikari; yaitu mereka yang menganggap keyakinannya benar dan tidak menyalahkan yang lain
3. Utama adikari; yaitu mereka yang bisa memandang sesuatu adalah sama, sebagai jiwa yang sama yang sama-sama ciptaan Tuhan yang esa.
Kadang kala memang sangat sulit menjadi orang yang dewasa secara spiritual di sekeliling mereka yang masih rendah taraf spiritualnya. Bayangkan kita yang selalu berteriak peace peace dan peace diserang secara membabibuta oleh kaum fundamentalis. Apa yang harus kita perbuat? Haruskah kita diam? Sri Krishna sendiri dalam Bhagavad Gita mencontohkan bahwasanya Beliau dan pihak pandava sudah mengusahakan semua jalan damai, bahkan pandava rela kehilangan kerajaannya dan memohon untuk dikasi 5 desa untuk mereka pimpin sebagai seorang ksatria. Tetapi pihak korawa terus menerus merongrong mereka dan menginginkan mereka lenyap dari muka bumi. Karena itu dengan tegas Krishna memerintahkan perang dan menyelesaikannya secara kekerasan yang didasarkan atas Dharma.
Demikian juga dalam kehidupan ini, jika dengan jalan damai kita selalu dirongrong dan dikecilkan, maka jalan kekerasan, baik itu dengan terang-terangan mengungkapkan kesalahan lawan lewat debat langsung atau media bisa diambil.
Bukan begitu mas?
dari kutipan Analogi Sumur dan Rakit…didapt dari
Ngakan Putu Putra.
Saya berpendapat Secepatnya melakukan perubahan Di bali..yang kita lawan musuh yang tidak bersenjata tapi intelektulitas yang tajam. Sekarang tentu saja kita tidak perlu menjaga Hindu di Bali secara militer. Sebab “pertempurannya” sekarang tidak memakai pedang, tombak atau keris. Tetapi memakai senjata yagn jauh lebih ekfektif yaitu intelek – “The Battle of Mind” Medannya, dari ruang publik sampai ruang privat. Kotbah-kotbah umum, apakah itu namanya tablig, atau kotbah penyembuhan. Buku-buku pelajaran, pengajaran dan kuliah-kuliah agama di ruang kelas. Tulisan di media massa. Berita, sineteron, kotbah di media elektronik. Yang terakhir ini yang paling hebat. Ia menembus masuk ke ruang-ruang pribadi setiap orang, termasuk kamar-kamar tidur orang-orang Hindu, yang yang berpendidikan tinggi ataupuan yang buta huruf.
Sodara-Hinduku bangun lah dari tidurmu yang nyenyak lihatlah sekilingmu dan sekitarmu, Kutipan di atas berasal dari tulisan di Media Hindu no 39 dengan judul “Mengapa Bali Tetap Hindu.” Sekarang judulnya saya robah agar bernada pesimis. Sebab jika nadanya optimis, akan diabaikan atau dicemoh. Tetapi jika nadanya pesimis mudah-mudahan ada yang marah atau tersinggung, lalu bangun dari kantuknya. Bagi yang apatis tetap akan apatis, apakah nadanya optimis atau pesimis.
MAJU HINDU-BALI…
Setuju sekali mas, mari kita berjuang dengan jalan kita masing-masing sesuai dengan bidang kita.
tentang sumur dan rakit…
menarik sekali mebaca analogi sumur dan rakit, tetapi ibarat membaca buku koq rasanya masih ada halaman berikutnya yang hilang atau belum ditulis.
maksudnya….bagaimana bila yang dimaksud dengan air adalah sesuatu yang paling berharga dalam hidup manusia… hakekat hidup, kejernihan, puncak pengalaman dan pahala spritual yang kalo didapat tidak lagi diperlukan hal lain?. kalo kita bisa mendapatkan “air” tersebut, buat apa wilayah sekitar sumur (yang jelas ndak ada airnya disitu … kalo ada buat apa gali sumur?? atau kalopun ada pasti air busuk….. biarain aja mereka memetik hasil ketamakan mereka).
tentang rakit sama saja…. kan hanya sebuah rakit….. alat…. yang tidak diperlukan lagi ketika sampai di tujuan…..
Ego(is)…. jangan salah…. air dan rakit itu adalah milik dan tujuan kita … atau milik dan tujuan mereka para pencari kebenaran, kejernihan, suka tanpawaliduka…. dan tentu, harus kita khabarkan kepada anak cucu supaya mereka juga menjadi pencari-pencari kebenaran yang benar.
begitu…..
namaste.
Penulis perlu membaca lagi….
pengertian penciptaan di semua kitab suci semua agama itu pada dasarnya sama. Injil, Quran, Weda, Tripitaka menjelaskan hal-hal yang mirip hampir sama. yang membuat semua itu beda, karena penafsiran anda kurang mendalam.
jika anda ingin mengerti agama lain cukup anda memperdalam agama anda sendiri.
dalam Bagavadgita itu dijelaskan tentang penciptaan alam… begitu pula injil, Quran, dan Tripitaka.
Injil saja sangat dalam artinya…. butuh pemaknaan hati untuk mengerti kitab suci…. jika pekerjaan kita hanya membandingkan kitab-kitab suci agama…. kita malah akan jauh dari agama kita sendiri…….
Tidak juga mas Aseep, seperti yang sudah saya komparasikan dalam tulisan ini, di Injil ada beberapa anggapan yang mengatakan bahwa alam semesta di ciptakan sekitar 6000 tahun yang lalu. Teori ini di dukung oleh sebagian besar penganut Kristen, hanya saja di tentang oleh aliran Saksi Jewhua.
Jika dalam ajaran agama-agama Abrahamik (Islam, Kristen dan Yahudi) memiliki konsep penciptaan yang serupa / mirip, ternyata tidak demikian halnya dengan konsep penciptaan dalam agama Hindu dan Buddha.
Karena itu anda perlu mengerti konsep-konsep dalam agama lain sehingga egosime kita yang menganggap kita paling benar dan yang lain salah mulai dapat terkikis. 🙂
Pak Ngarayana yang baik, menurut saya tidak tepat mensitasi pendapat orang terdahulu (hidup sebelum abad 20) tentang penciptaan alam dan kemudian menyimpukannya sebagai pendapat Islam. Kemampuan memahami alam sangat berkembang.
Dalam sistem keimanan Islam, yang tetap (tidak berubah, final, kebenaran, haq) adalah pernyataan (bisa dimaknai sempit sebagi teks) Qurannya; bukan tafsir, bukan terjemah, atau pula bukan pendapat (kebingungan) orang tentang pernyataan Quran itu.
Untuk membuka cakrawala pengamatan alam terkini, sebaiknya menggunakan sudut pandang muslim kini yang kompeten (memahami). Misalnya Dr. Maurice Buchaile, Dr. Adnan Oktar, Dr. Bruno Guiderdoni (ahli astrofisika Perancis). Karena makna suatu kata dalam Quran akan dipahami dalam sudut pandang dan basis keilmuan yang tepat.
Saran saya, sebelum menilai dan menyimpulkan pendapat Islam tentang satu fenomena (atau teori) alam, Anda berdiskusi dengan mereka, atau paling tidak dengan ilmuwan muslim di ITB yang menekuni astrofisika (Misal Dr. Hendro Setyanto – Observatorium Boscha). Mengapa? Karena sebagai non muslim, Anda harus lebih berhati-hati berpendapat.
Berikut saya kutipkan dari Dr. Maurice Buchaile tentang ayat-ayat penciptaan alam di Al Quran:
BERHADAPAN DENGAN AYAT-AYAT QUR-AN TENTANG PENCIPTAAN ALAM
Marilah kita selidiki lima dasar yang menjadi landasan
Qur-an untuk menceritakan tentang penciptaan alam.
I. Enam masa daripada penciptaan langit-langit dan bumi,
menurut Qur-an, meliputi terbentuknya benda-benda samawi,
terbentuknya bumi dan perkembangan bumi sehingga dapat
dihuni manusia. Untuk hal yang terakhir ini, Qur-an
mengatakan, segala sesuatu terjadi dalam empat waktu. Apakah
empat waktu itu merupakan zaman-zaman geologi dalam Sains
modern, karena menurut Sains modern, manusia timbul pada
zaman geologi ke empat? Ini hanya suatu hipotesa; tetapi tak
ada jawaban terhadap soal ini. Tetapi perlu kita perhatikan
bahwa untuk pembentukan benda-benda samawi dan bumi sebagai
yang diterangkan dalam ayat 9 sampai dengan 12, surat 4,
diperlukan dua tahap. Sains memberi tahu kepada kita bahwa
jika kita mengambil contoh (satu-satunya contoh yang sudah
mungkin diketahui) daripada pembentukan matahari dan
embel-embelnya, yakni bumi, prosesnya melalui padatan
(kondensasi) nebula (kelompok gas) dan perpecahannya. Ini
adalah yang dikatakan oleh Qur-an secara jelas dengan proses
yang mula-mula berupa asap samawi, kemudian menjadi kumpulan
gas, kemudian berpecah. Di sini kita dapatkan persatuan yang
sempurna antara penjelasan Qur-an dan penjelasan Sains.
II. Sains telah menunjukkan simultanitas antara dua
kejadian pembentukan bintang (seperti matahari) dan
pembentukan satelit-satelitnya, atau salah satu satelitnya
(seperti bumi). Bukankah simultanitas ini telah nampak juga
dalam teks Qur-an seperti yang telah kita ketahui?
III. Nampak persesuaian antara wujudnya asap pada permulaan
terciptanya kosmos, yaitu asap yang dipakai oleh Qur-an
untuk menunjukkan gas yang banyak dalam materi yang menjadi
asal kosmos dan konsep Sains modern tentang nebula primitive
(kelompok gas asli).
IV. Kegandaan langit-langit yang diterangkan oleh Qur-an
dengan simbul angka 7 yang sudah kita fahami artinya telah
dibenarkan oleh Sains modern dalam pernyataan ahli-ahli
astrofisika tentang sistem galaksi dan jumlahnya yang amat
besar. Di lain fihak wujudnya bumi-bumi yang mirip dengan
bumi kita dari beberapa aspek adalah suatu hal yang dapat
kita fahami daripada teks Qur-an, tetapi sampai sekarang
Sains belum dapat membuktikannya. Bagaimanapun keadaannya,
para spesialis menganggap bahwa adanya bumi semacam itu
sangat mungkin.
V. Adanya suatu penciptaan pertengahan antara
langit-langit dan bumi seperti yang dijelaskan Qur-an dapat
dimengerti dengan diketemukannya jembatan-jembatan materi
yang terdapat di luar sistim astronomik teratur.
Jika segala soal yang ditimbulkan oleh ayat-ayat Qur-an
sampai sekarang belum dapat diterangkan secara menyeluruh
oleh ilmu pengetahuan, sedikitnya tak terdapat pertentangan
antara ayat-ayat Qur-an dan pengetahuan modern tentang
penciptaan kosmos.
—
Terimakasih.
Syarif Niskala – syarifniskala.com
Yth. Mas Syarif
setelah saya baca penjelasan Dr. Maurice Buchaile, sepertinya mengacu pada teori Big Bang.
Boleh saya bertanya? apakah teori penciptaan dalam Al-Quran dapat dikatakan sama dengan teori Big Bang? Atau setidaknya sampai saat ini sejalan dengan Big Bang? 🙂
Jadi tertarik nih menunggu jawaban dari sdr. Syarif,….
Terimakasih Pak Ngarayana yang baik,
Segala pendapat atas pendapat Dr. Maurice, hanya layak konfirmasikan kepada yang bersangkutan. Bukan begitu ya Pak.
Pertanyaan Anda pada saya, ‘apakah teori penciptaan dalam Al-Quran dapat dikatakan sama dengan teori Big Bang?’. Menurut saya, tidak sama. Selama tidak ada teks Al Quran yang dapat DISAMAKAN dengan kata ‘Big Bang’, maka pasti ‘Big Bang’ bukan kebenaran final. Dan saya tidak memiliki kapasitas mengetahui teori yang akan muncul di kemudian hari setelah era teori ‘Big Bang’.
Pak Ngarayana, atau siapapun yang membaca diskusi kita ini, kita harus membedakan antara TEORI ILMIAH dan FAKTA yang diamati dan dikuasai. Teori adalah untuk menerangkan suatu fenomena atau kumpulan fenomena yang sukar difahami. Teori memang sering berubah-ubah, teori dapat dirubah sedikit atau sama sekali diganti dengan teori lain jika kemajuan ilmiah memungkinkan orang untuk menganalisa fakta secara lebih baik dan memikirkan suatu-penafsiran yang lebih berharga.
Sebaliknya, fakta yang diamati dan dibuktikan dengan eksperimen tidak dapat dirubah. Orang dapat menjelaskan sifat-sifatnya dengan lebih terperinci akan tetapi fakta itu tetap tidak berubah. Orang telah membuktikan bahwa bumi-beredar sekitar matahari dan bulan beredar sekitar bumi, tidak akan mengalami perubahan; pada masa yang akan datang mungkin orang akan dapat memberi gambaran tentang orbit-orbitnya.
Dalam keyakinan saya, khusus untuk Al Quran, seluruh pernyataannya adalah KEBENARAN, yang dengan demikian setara dengan FAKTA. Maka telah dan akan banyak pendapat (muslim ataupun non-muslim), teori, penafsiran atas pernyataan-pernyataan Al Quran, seperti halnya banyak teori atau pendapat pada proses penciptaan alam semesta ini.
Dentuman besar (big bang) didasarkan pada tanda (sign) yang berhasil diidentifikasi oleh teknologi saat ini. Jika di masa depan nanti ditemukan tanda (sign) yang berbeda karena teknologinya berbeda, maka teorinya akan berbeda lagi, bukan?
Pertanyaan selanjutnya ‘Atau setidaknya sampai saat ini sejalan dengan Big Bang?’. Dalam sudut pandang saya, bukan KEBENARAN/FAKTA yang harus sejalan dengan teori, tetapi teori harus dapat diterima akal sehat untuk menjelaskan KEBENARAN/FAKTA. Apakah teori big bang membuat akal sehat saya lebih mengerti maksud pernyataan Al Quran? Tidak juga.
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…. (QS 21:30). Kebenaran (pernyataan Al Quran) ini adalah tanda (sign) yang kemudian saya menjadi lebih mengerti maksudnya dengan lahirnya teori kelahiran bintang-bintang (salah satunya adalah bintang yang kita beri nama matahari dengan sistem planetnya). Suatu ledakan bintang senantiasa melahirkan sistem baru yang terdiri atas ruang orbit (langit) dan materi (semisal bumi). Apakah proses kelahiran bintang sama dengan proses kelahiran alam semesta? Saya tidak tahu!
Salah satu fungsi Al Quran adalah book of sign, bukan book of science. Fakta alam di sekeliling kita adalah sign.
Mungkin begitu, terimakasih telah berkenan membaca.
Syarif Niskala
Pak Syarif, penjelasan yang baik, tapi menurut saya masih ambigu.
Sejak tahun 1979, Harun Yahya atau nama aslinya Adnan Oktar menggembar-gemborkan bahwa teori penciptaan Al-Qur’an sangat sesui dengan teori Big Bang yang kala itu sedang tenar-tenarnya. Namun pada perkembangan berikutnya ketika kondisi singularitas, ketidak homogenan dan ketidak mampuan teori Big Bang menjawab penggabungan teori GTR dan gravitasi kuantum dan kebenaran teori Big Bang mulai dipertanyakan, golongan agamawan muslim mulai menarik diri dari teori Big Bang. Apakah Al-Qur’an mengajarkan ajaran yang ambigu sehingga tafsirannya selalu berubah-ubah mengikuti sains?
Pak Syarif, boleh saya bertanya mengenai teori penciptaan yang pasti yang tidak berdasarkan tafsir si A dan si B, yang memang benar-benar menurut pendapat Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an?
Saya sangat sejutu dengan apa yang anda katakan. Pada dasarnya teori ilmiah memang dihasilkan dengan banyak trial and error, selalu diperbaiki sedikit demi sedikit. Sementara agama (yang jika benar agama bersangkutan dari Tuhan) harusnya bebas dari cacat cela. Meskipun saat ini diragukan kebenarannya secara ilmiah karena belum ada teori pendukung, tapi sampai pada masanya nanti disaat dasar teori ilmiahnya ada, maka teori yang disampaikan oleh agama pastilah sejalan.
Dalam hal ini Agama memiliki 2 jenis ilmu, ilmu yang bersifat ilmiah dan dapat dibuktikan secara sains material dan ilmu yang tidak akan pernah dapat dibuktikan oleh sains karena diluar jangkauan sains material. Sebenarnya untuk menilai kebenaran agama tidaklah sulit-sulit amat. Sudah banyak sains-sains ilmiah yang tervalidasi benar dan hal itu juga tersirat dalam kitab suci. Kitab suci yang benar, seharusnya sejalan dengan sains yang telah valid tersebut dalam hal topik yang sama. Kita ambil contoh bumi itu bulat yang sudah merupakan kebenaran mutlak. Jika kitab suci menyatakan bumi itu datar, apakah kitab suci itu masih dapat dikatakan benar?
Ayat yang anda sampaikan di atas itu menarik juga, KENAPA HANYA DIKISAHKAN PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI? Langit dan bumi bersatu? Bukankah yang disebut sebagai langit adalah sesuatu yang hampa (ruang) sebagai tempat dimana seluruh benda-benda antariksa seolah-olah melayang?
Yang pasti anda mengatakan Al-Qur-an sebagai book of sign bukan sebagai dasar pembenaran ambiguitas kan? 🙂
Okay, thanks bro masukannya, senang dapat berdiskusi dengan anda.
Sudara ngarayana, perlu Anda ketahui jauh sebelum orang akhirnya mengakui bahwa bumi itu bulat, Al-Quran telah menyatakannya dalam salah satu ayatnya bahwa bumi itu bulat. Al-Quran tidak pernah berubah sejak dari zaman Rasullullah sampai sekarang. Apa yang disampaikan Al-Quran lama-lama terbukti kebenarannya bukan Al-Quran yang mengikuti perubahan. Berikut ayat yang menyatakan bahwa bumi itu bulat;
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam…” (Al Qur’an, 39:5)
Dalam Al Qur’an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai “menutupkan” dalam ayat di atas adalah “takwir”. Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur’an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.
Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur’an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur’an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.
Wasalam
Saya menggagas Teori Minimalis, mula-mula sekedar untuk menjelaskan fiksi saya yang berjudul Blackhole, tetapi kemudian berkembang menjadi Teori Informatika yang diantaranya menginformasikan bagaimana Tuhan YME menciptakan Alam Semesta. Mula-mula Tuhan menciptakan Awang Uwung yang dimentionless (tak berdimensi), Didalamnya terdapat nothing 0#00 dan 00#0 dan Soul #0#0#0 yang semuanya invalid yang tak mungkin terakses oleh kemampuan fikir ,keyakinan apalagi indra.
Tuhan YME “mengisolasi bagian dari awang uwung menjadi bagian yang akan diberikan dimensi waku, sehingga terjadilah Universe yang dibatasi demendi waktu dan Alam Abadi yang tetap dimentionless.
Didalam Universe diubahnya nothing menjadi dipole (kutub utara mahnit dan kutub selatan magnit) kode minimalisnya #0#00 dan #00#0. Kedua kutub ini berinteraksi membentuk dipole yang belum seimbang (#0#0#0). Dipole akan berkembang mendekati keseimbangan hingga terbentuklah pra clear body, pra clear energy dan pra clear wave. Pra clear wave berosilasi disekitar titik keseimbangan prima menimbulkan medan electro magnetik(diantaranya cahaya). Pada saat melintasi titik keseimbangan prima (E=0) terjadilah foton yang memiliki massa sangat kecil. Diruangan “hampa” foton hanya terjadi sesaat kemudian menghilang lagi. Jika foton berinteraksi dengan bayangan transiennya, yaitu pra clear energy atau pra clear body maka akan terjadilah clear energy atau clearbody yang memiliki massa jauh lebih besar dari foton, misalnya quark, lepton, electron dan seterusnya yang dinamakan quantum atau quanta.
Teori Minimalis membedakan Universe menjadi Alam Semu yang belum terisi oleh materi, tetapi bukannya kosong/hampa melainkan terisi energi semu dan Alam Nyata yang telah terisi oleh:
a.materi yang bermassa karena telah mengalami keseimbangan prima, misalnya black hole,yang tak memancarkan gelombang electro magnetik namun memancarkan elementer clearwave (gelombang materi dasar),misalnya black hole, planit.
b. yang belum sepenuhnya mengalami keseimbangan prima dan masih memancarkan gelombang electro magnetik, misalnya matahari.
Ingin tahu lebih banyak: akses lewat google: cari: teori minimalis atau
cari: ibnusomowiyono.
@ ibnusomowiyono
Sepertinya teori anda sangat menarik pak… saya akan coba membaca dan menelaah teori anda tersebut…
thanks so much…
sebenarnya ngak usa di cari tau, sebab kalau banyak tau makin ngak yakin sama agama masing masing.tekuni aja agama kita masing2 kepercayan kita yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. saya kagum sama umat islam ampir tiap rumah ada alquran. saya sebagai umat hindu masih binggung sebab di kita percaya weda, weda itu banyak. kalau emang percaya sama bagawan gita yang baca yang asli dan ada tiap masing masing rumah.thaks. maaf jika ada salah
Kesalahan terbesar Harun yahya adalah mencocok2an hasil penelitiannya(?) dengan Alquran dan mengatakan kebenaran mutlak bahwa ayat Alquran tsb = hasil penelitiannya, lantas dijadikan pembenaran. Padahal zaman terus berkembang dan sebuah teori bisa saja berubah sama sekali manakala ditemukan teori baru yg mampu menjelaskan secara logis sebuah keadaan.
Sbg contoh dalam Islam memakan babi hukumnya haram. Pada saat para peneliti menemukan bahwa dalam tubuh babi banyak terdapat cacing pita, hal itu dijadikan pembenaran oleh para ulama untuk mengharamkan babi. Banyak para ulama mengatakan bahwa penyebab diharamkannya babi adalah karena kandungan cacing pitanya. Pada kenyataannya cacing pita terdapat juga pada sapi dan mudah untuk dimatikan. Saat ini banyak yang menarik diri dari alasan itu dan mencari alasan lain.
Apakah Islamnya yg salah ataukah para ulama tersebut? Tidak ada yang salah, hanya saja cacing pita pada babi bukanlah kebenaran mutlak akan keharaman babi. Bahwa babi haram tetaplah haram, apapun alasannya dan apapun hasil penelitiannya. Kesalahan besar jika kemudian mengatakan bahwa babi haram= cacing pita.
Begitulah yang terjadi pada teori harun yahya yang mencocok2an dg teori bigbang. Harun yahya menemukan kesamaan ayat-ayat alquran dengan teorinya dan mengatakan teorinya sebagai kebenaran absolut karena (pada saat itu) mirip dengan isi Alquran.
@ REPPY
ah masak sih bro?????
coba baca deh link ini: http://wirajhana-eka.blogspot.com/2008/08/versi-agama-bumi-datar-matahari.html
menurut saya konsep linier lebih dapat diterima karena memiliki awal dan akhir
@Frizz
KONSEP LINIER = TIDAK LOGIS DAN SEMPIT
Analogi sederhana :
– Minyak tanah di bakar, sampai habis. Apakah minyak tersebut hilang atau berubah? saya rasa mudah sekali menjawabnya.
Dan minyak itupun terbentuk dari fosil mahluk hidup dalam suatu proses dan kurun waktu yang sangat panjang, jadi bisa di simpulkan akan mengalami pengulangan.
– Begitu juga terciptanya/munculnya alam semesta(bhuwana agung) dan manusia itu sendiri(bhuwana alit), vedic follower 100% percaya terjadinya pengulangan.
Manusia itu sendiri mengalami pengulangan kelahiran/reinkarnasi di alam semesta ini. Badan kasar yang mati atau terpisah dengan badan halus akan hancur kembali menjadi unsur panca maha bhuta, sedangkan badan halus/atma/roh yang KEKAL akan terlahir kembali dengan membawa memori karma yang yang telah Diperbuat/diaplikasikan oleh badan kasar semasa hidupnya. memori inilah yang akan menentukan kwalitas hidup badan halus/atma/roh yang terlahir/menyatu kembali di alam semesta ini dengan badan kasar yang berbeda.
“Yang ada tidak tidak ada, yang tidak ada tidak ada”
-Peacefull-
saya rasa kalo ngomongin soal penciptaan–darimana kita dan alam semesta ini berasal–tidak akan ada habisnya. seperti halnya mempertanyakan lebih duluan mana ayam dan telur muncul..begitu kan ya..
baiknya kita percaya pada keyakinan dan kepercayaan yang telah dianut oleh masing2 sodara skalian aja.
thanks..just share 🙂
kalau kata-kata dalab kitab suci itu ditafsirkan, akan terus berubah sesuai dengan pemahaman dan tujuan dari yang menafsirkan, jujur saja coba terjemahkan kata-perkata dari ayat – ayat tsb, pasti akan ketahuan apa maksud sebenarnya dan harus jujur mengakui kelemahan dari kitab tsb, karena disusun oleh kepala suku yang haus kekuasaan dan kenikmatan duniawi melalui invasi dan penjarahan yang dihalalkan oleh kepala sukunya, damai selalu.
sy ingin meluruskan. dlm islam alam semesta adalah sutu yg padu dan asal mulanya adalah asap(penyebutan bgsa arab dhulu ttg ssuatu yg mngepul sprti gas, dsb). alam smsta trbntuk dlm enam massa bkn enam hari tp enam periode : asal mula alam smesta brbntuk gas yg trus brputar yg mkin lama mkin mmanas. perode priode prtama gas yang mkin lama mkin mmanas dan mmbentuk sbuah solar fusi. priode kdua krna shu smakin lma mkin pnas solar mledak dn trpisah mmbntuk pusat2 galaxy. ldkan tsb mngkbatkan glmbang elktromgnetik dn mnmbulkan grak rvolusi yg lmbat krna muatan mdan mgnet yg sma. priode ktiga, sma dg d atas dn mmbntuk psat2 ta2 surya( mkkin lma mkn dngn ). priode keempat sma dg di atas dn mmbntuk planet2. periode klima sma dg di atas dan mmbntuk satelit2. perioda keenam krna satelit yg trpisah dr planet2 akbat ldkan tdk lgsung dngin, stelit msh brbntuk solar dan jilatan api dr solar yg keluar dr inti mlayang2 d agkasa brupa btuan dn dbu mmbntuk bntang, asteroid, komet dll. jd mtahari2,planet2 dll trcpta lbh dlu bru agkasa or lgit. 1.solar 2.psat2 galaxy 3.psat2 ta2 surya 4.planet2 5.satelit2 6.komet, asteroid dll.
alm smesta adalah rahasia Tuhan. dan kita hanyalah manusia yg pandai menduga2. jd kita sebagai umat manusia jgn trpecah blah akibat beda pndapat, bda teori. biarlah ini menjadi sebuah keragaman dalam kita. ntah orientalis,kristen, islam, hndu, budha, konghocu, tao. pada dasarnya kita adalah ras yg sama, dan tdk spatutnya kita tercerai berai akan perbedaan yg ada. biarkan tuhan yg mmutuskn. kita hanya boleh mnilai dan mnganbil mna yg baik mna yg benr. atas nama umat manusia aku ucapkan mari kita bersatu membangun bumi dan mnjaganya agar tetap membaiwa kebaikan pd kita. PEACE OF HUMANITY. TAN HOCHIANG
JIka ada waktu mampir ke blog saya.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/05/hawking-dan-teori-kematian/
Seperti cara berpikir manusia yg rumit begitulah cara Hindu menerangkan hal penciptaan. Artinya sebenarnya hindu masih mereka-reka bagaimana terjadinya penciptaan itu.
Dalam kekeristenan terus terang dikatakan pada mulanya adalah Roh (Tuhan), pada mulanya adalah kebijak sanaan Tuhan dan setelah itu terserah Tuhan.
6 hari penciptaan dan sehari libur itu adalah manifestasi pemahaman manusia akan Tuhan, toh akhinya ada yang besekutu di hari sabtu (jahudi dan advend) ada juga hari minggu. Jadi hal itu tidak pennting dan hanya kulit semata. Yang Pasti Alkitab mengatakan semua itu baik.
Salam
Semoga Damai selalu……..
debat ok…perkelahian no…..
To Ngarayana….
Ini logika anda
1. Konsep waktu linier dan siklus
Agama Abrahamik mengenal prinsip penciptaan linier. Maksudnya adalah:
Pada ajaran agama abrahamik alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan pada masa lampau dan akan dihancurkan/kiamat pada masa mendatang. Apa yang akan terjadi pada masa mendatang? Jawaban dari ajaran agama abrahamik adalah “Dunia ini hanya tercipta sekali dan akan lenyap. Setiap orang baik (yang tidak kafir/ada dalam agama mereka) akan masuk surga dan menikmati kehidupan surga yang nikmat dan hidup kekal disana. Sedangkan mereka yang jahat akan dihukum secara kekal di neraka abadi.
=========================================================
sdr tidak faham dengan apa yang anda tulis mengenai abrahamik, anda menympulkan sendiri, sebainya anda membaca alkitab dari penciptaan hingga wahyu, jelas sekali dialkitab ada 5 tahap:
1. Keabadian lampau
2. Masa pemciptaan hingga sebelum Yesus
3. Masa Yesus hingga saat ini.( Zaman Kasih Karunia)
4. Masa akhir zaman hingga zaman meraja 1000 tahun (masa penghakiman bagi orang yg tidak layak dihadapan Tuhan)
5. Keabadian yang akan datang (New Zerusalem).
Oleh karena itu jangan beropini jika tidak faham, alam Roh mulia/surga dan alam bumi ini tidak dapat dipisahkan karena bersifat abadi.
Orang mau berteori dipole, kuantum dan sebagainya itu hanya teori dan semua itu teori kematian, mau bicara apapun ketika masuk kepada mahluk hidup dan kehidupan itu harus bicara Tuhan.
Big bang Black hole dll, itu semua teori kematian, kalau bicara kehidupan maka bicara Tuhan.
@ BHTRG
Mohon jelaskan lebih detail lagi ya saudara BHTRG mengenai konsep yang ada sampaikan. Boleh saya bertanya satu lagi? Anda menyebutkan; “2. Masa pemciptaan hingga sebelum Yesus, 3. Masa Yesus hingga saat ini.( Zaman Kasih Karunia), 4. Masa akhir zaman hingga zaman meraja 1000 tahun (masa penghakiman bagi orang yg tidak layak dihadapan Tuhan)”. Ketiga masa ini berlangsung dalam siklus berapa kali? Apakah berkali-kali sebagaimana siklus siang dan malam ataukah hanya sekali? Kalau hanya sekali, lalu apakah kejadian itu hanya kebetulan? Apa alasan Tuhan membuat 3 masa ini hanya dilangsungkan satu kali saja?
Salam,-
@ BHTRG
salam kenal. blog anda bagus. mengkritisi sng profesor yg seorang atheis.
menanggapi konsep waktu linier atau siklus, jadi apakah dalam alkitab point ke-4 adalah masa penghakiman?artinya saatnya Tuhan menentukan posisi manusia apakah surga atau neraka. trus masanya hanya 1000tahun. (ini tahun manusiakah seperti kita?)
pertanyaan lagi, berarti point 5 artinya masa keabadian. artinya yg disurga maupun neraka menikmati keabadian. kondisinya seperti apa?seperti surga atau neraka?berarti pada masa itu (mulai dari penghakiman) tidak tercipta manusia atau makhluk lain?
kami disini memahami bahwa setelah penghakiman, yg disurga tetap surga yg dineraka tetap di neraka dan abadi. seperti itu. mohon diterangkan jika berkenan.
terima kasih.
@Dino dan Ngarayana
Dari cara anda menyampaikan hal penciptaan dalam kekeristenan, dan pemaparan saya diatas, sebenarnya anda tidak percaya bahwa Tuhan itu adalah Tuhan. Karana anda menggunakan logika manusai untuk urusan ketuhanan dan penciptaan. Akhirnya yang anda ketahui itu seperti silus siang dan malam, apakah Tuhan sesederhana itu. Disatu belahan bumi utara sana ada saatnya siang sepanjang hari (18 jam) dan malam (4 jam), diindoesia siang lamanya hampir sama dengan malam.
Satu hal yang harus anda ketahui bahwa Tuhan adalah ROH adanya,sedangkan manusia adalah didimensi ruang dan waktu, namun kelebihan manusia dari mahluk lainnya adalah memilki roh-manusia. Anda untuk berkontak dgn Tuhan-ROH harus dengan roh-manusia anda dan kebenaran menurut Tuhan-ROH. Tahukah anda Tuhan berada dimensi berapa?
http://filsafat.kompasiana.com/2010/01/23/teori-dimensi-dan-ketuhanan-alam-roh/
jadi kalau kita mau bocara hal Tuhan kita masuk ke misterinya Tuhan, misterinya ROH Tuhan. Kalau anda bicara penciptaan anda bicara sesuatu yang menyeluruh yang mati dan yang hidup dan roh yang ada didalamnya.
Semua teori mau bing bang, black hole, mau dipole, quantum, itu teori yang mampu menerangkan universe yang mati. Kalau anda bicara kehidupan anda bicara Tuhan.
untuk pertanyaan anda dapat dibaca di link ini
http://filsafat.kompasiana.com/2010/03/26/cerita-alkitab-tentang-akhir-zaman/
keabadian yang lampau adalah milik Tuhan, dan didalam pergerakan Tuhan akan univrse ini dan manusia, Tuhan memiliki hak memuliakan orang/manusia yang berkenan di hadapan Tuhan. Itu bisa terjadi dari Tsunami, Awan panas, banjir dll. Namun bisa juga masa pemghakiman.
Zaman keabadian yang akan datang Jerusalem Baru, serahkan pada Tuhan apa yang dia mau ciptakan apakah mau kembali ke kehidupan seperti penciptaan atau model lain. Itu Hak Tuhan.
Manusia degan keterbatasannya untuk membahas sampai akhir zaman saja masih meraba-raba, malah mau membahas keabadian yang akan datang, sama saja dengan tidak percaya bahwa Tuhan merancang semuanya adalah baik.
@BHTRG:
memang benar bahwasanya tidak semua hal bisa dijangkau dengan akal sehat dan secara ilmiah. mengenai hal ini sudah saya tuliskan juga di artikel “Veda dan sains berawal dari titik pangkal yang berbeda“. Namun dengan demikian tidak berarti bahwa semua hal yang dibicarakan dalam kitab suci tidak bisa dilogikakan. Ada beberapa hal yang ada dalam ranah spiritual yang tidak tersentuh oleh hal-hal material, tetapi ada beberapa penjabaran agama yang merupakan hal material dan boleh & bisa dikaji secara material. Contohnya anatra lain teori bumi itu bulat… kitab suci bisa saja mengklaim bumi itu datar, tetapi dengan sains kita bisa menyatakan dengansebenar-benarnya bahwa bumi itu bulat dan sains bisa mengatakan bahwa agama yang menyatakan bumi itu datar adalah agama palsu yang tidak datang dari Tuhan.
Jadi mohon paparkan hal-hal dari kitab suci anda yang mungkin bisa kita kaji bersama secara keilmuan modern. Kajian seperti ini tidaklah sertamerta ingin meniadakan Tuhan, tetapi mencoba mengenal Tuhan dari sudut pandang yang berbeda.
Salam,-
@ngarayana
Seperti yang dinyatakan dalam alkitab, bahwa Ilmu pengetahuan itu akan tidak bermanfaat baik tnapa adanya WISDOM, kebijaksanaan Tuhan. Bumi datar oleh pengetahuan saat itu adalah sangat wajar karena pengetahuan saat itu baru sampai disitu, bahkan banyak ahli kimia yang dibunuh karena kemampuannya menunjukkan fenomena perubahan yang dikira mengandung kekuatan setan, itulah proses pengenalan akan Tuhan dan pengetahuan yang tidak saling melengkapi.
Namun tahukah anda bahwa orang-orang yang mengenal dan percaya kepada Tuhan juga para imam yang menemukan banyak ilmu pengetahuan di dunia ini. Darwin dengan teori evolusinya juga mencari cara lain hal penciptaan selain di alkitab, namun itulah yang diangap para ilmuan benar padahal sampai sekarang tidak dapat dibuktikan.
Tuhan bilang setelah penciptaan semua baik, tetapimanusia dengan kepentingannya mengakibatkan banyak penyimpangan. misalnya seperti; ada masanya agama digunakan sebagai tameng untuk menjajah bangsa lain, agama digunakan sebagai alat politik, itulah yang terjadi kepada berbagai aspek kehidupan, namun pengenalan akan Tuhan didalam Yesus membuat orang menimal memilki Hikmat (veda/pengetahuan) dan kebijaksaan (wisdom)dan buah-buah rohani (buah roh), sabar, kasih, suka menolong dst.
salam
@ BHTRG
Seorang ilmuan yang besar adalah ilmuan yang meletakkan hatinya kepada Tuhan, tetapi tidak sertamerta menyerah kepada Tuhan. Dia akan memuji dan menunjukkan cinta kasihnya kepada Tuhan melalui ketekunannya melakukan penelitian. Karena setiap jejak langkah hasil penelitian bisa mengingatkannya kepada Tuhan. Jadi menurut saya, mari letakkan ilmu pengetahuan dan agama secara beriringan. Jangan menjauhi agama dan hanya mengedepankan sains atau sebaliknya.
Sebagaimana pernah saya sampaikand alam artikel; “Walau 1000 Veda Menyatakan Api Itu Dingin, Janganlah Pernah Langsung Kau Percaya“, Dalam kitab suci agama-agama Timur, Tuhan sendiri mengatakan kepada umantnya untuk selalu kritis terhadap suatu ajaran. Jangan asal percaya. Kutipan yang paling saya suka dari ajaran Sang Buddha, Avatara Tuhan yang ke-9 dalam Dasa Avatara yang tertuang dalam kitab Kalama sutta mengatakan; “Jangan percaya begitu saja pada sesuatu yang anda dengar. Janganlah percaya begitu saja pada suatu tradisi, karena telah berlangsung untuk banyak generasi. Janganlah percaya pada sesuatu yang sedang dibicarakan dan didesas-desuskan oleh banyak orang. Janganlah percaya begitu saja pada sesuatu karena telah tertulis dalam kitab-kitab agama. Janganlah percaya begitu saja sesuatu yang diucapkan gurumu atau orang-orang yang lebih tua.”
Jangan lupa, dalam satu kata-kata bijak dibali disebutkan; “nak buduh bisa ngae bebaos luwih” (orang gilapun bisa mengatakan hal-hal bijak), padahal belum tentu kata-kata bijaknya yang kedengaran seperti madu adalah kenyataan dan bisa dipercaya bukan? Bukan maksud saya untuk menjatuhkan, tetapi sekarang coba buktikan bahwa Yesus adalah Tuhan… dan coba bandingkan dengan Bhagavan Sai Baba dan juga Sri Krishna dalam Bhagavad Gita..
Salam,-
menurut sy, qta harus bijak dalm merespon perbedaan. dlam islam perbedaan adalah rahmat.enth bagaimana Tuhn menciptkan alam semest qta tdk tahu, yang tahu hnyalah Tuhan. tuhan( mnurut kpercayaan masing2) kn udh ngsih isyarat pnjang lebar dalam al kitab tentang pnciptaan alm semesta! dan kwjibn qta hnyalah meyakini. dan sbagai hmba Tuhan yg baik qta d wjibkan kritis( dlm pndngan islam) dan mmahami isi dlm al kitab dg pikirn/ logika. dlm islam org yg gak mengedepankan nalar tu sama saja dg org yg gak beragama. jika dlam mengolah nalr dan logikanya mnusia menghasilkn pentahuan, ntah pngetahuanya benr or gk tu urusan tuhan. manusia hnya di wajibkan berpikir. dalam islam jika mnusia memperoleh pengetahuan tapi salah manusi tu mndpatkan satu pahala jika benar mendapatkan dua pahala. sekarang yang pnting qt berserah diri aja pd Tuhan masing2 mna yg baik mana yang benar manusia gak berhak memvonis. masalah Tuhan mana yg benar tu tergantung kepercayaan masing2, qta gak boleh masuk dalam lingkung privasi. yg ptg smu teori kaliaan ttg alam semesta smuanya bagus, tggal mana yang kita ambil, gtu aja.
kalo dalam islam, dan dari penalaran saya teori yang sy yakini ya teori enam periode yang pernh sy terngkan. teori tentang terciptnya bumi dlam du massa/ dua periode da lagi. periode pertama saat periode keempat dri terbentuknya jgad raya/ alam emesta bumi masih berupa solar. krn bumi terkena efek gas co2 di angkasa bumi menbeku dn mengeras membentuk kerak. kerak yag dahulu mengers membentuk tonjolan dn yang terakhir mengeras membentuk cekungan. periode kedua karena kerk di permukan bumi semakin lama smakin mengers kerak tersebut pecah dan membentuk lempeng. lempeng dan kerk sling mengaitkan (di sebut pancang (gunung) dlam alqu’an).lempeng dn kerak yang belum mengait dengan benar mengkibtkan gas dalam bumi yg gak ikut mengeras keluar. periode pertama gas masih mengympul di permukaan bumi. periode kedua gas dri unsur nitrogen membentuk molekul2 air. dan di sinilah kehidupan di bumi di mulai. di mulai dri munculnya tmbuhan lumut dan jenis tmbuhn yg lain. dan mengkibatkan produksi 02 yg mnigkat dan atmosfer terus mengembang ke atas. gas2 yg mengumpul terpisah hgga membentuk atmosfer. peridode kehidupan yg pertama karena 02 yang bersenyawa dg 02 membentuk molekul air. produksi air smakin meningkat dan menghenangi permukaan yg mmbentuk cekungan. lumut yg tergenang air terfermentasi menjdi zat asam(alkil). zat asam itu bersenywa dn tebentklah garam. mnculah mikroba, tmbuhn( ni sblm atmosfer mengembang), bntang raksasa(dinosaurus), terakhir adlah mamalia, manusia dsb.dlm al qur’an di sebut teori empat periode/ mssa.
untuk memperkaya teori ttg alam smesta, qta hrus mngambil semuaa teori2 itu, skedar untuk pengethun aja. dr org orientalis bagus, dari gama hindu bgus juga, kristen pun juga bgus pula lh. islam insya allah bgus juga. black hole kah tu. teori nbula kah tu. teori enam mssa kah tu. teori dr agama kristen kah tu. tu smua berbo2t dan jgn sampai qt terpech belh. 087858704790. salam dr umat islam untuk dunia.
tidak perlu membicarakan bagaimana terbentuknya alam semesta
tapi yang diperlukan adalah siapkah yang menciptakan alam semesta itu yang sebenarnya. kita konsepkan bahwa pemilik dan pencipta alam semesta bisa menjelaskn alam semesta. antara dewa dengan allah siapakah yang lebih bisa menjelaskan alam semsta. yang bisa menjelaskan itulah tuhan yang sebenarnya. bukannya memperdebatkan sesuatu yang tidak jelas mana yang primer dan mana yang sekunder. yang primer sekarang adalah siapa tuhan yang sebenarnya. dengan mengethui tuhan yang benar maka akan didapati agama dan kitab yang mana yang paling berhak menjelaskan tentang alam semesta…………..
@All
Saya browsing dan mendapati sebuah blog yang menurut saya cukup mencengangkan. Walaupun mungkin banyak blog2 serupa. Silakan kunjungi http://exmuslim.wordpress.com/
Untuk teman2 muslim, blog itu mungkin bisa dijadikan cambuk untuk mengeksplorasi dan belajar lebih banyak tentang AlQuran dan Muhammad.