Bhagavad-Gita adalah Veda-siddanta, kesimpulan Kitab suci Veda (Perhatikan Bhagavad Gita 15.15 dan Gita – dhyanam sloka 4). Dikatakan bahwa seseorang yang dengan tekun mempelajari dan mengamalkan ajaran Bhagavad –Gita dalam kehidupannya, dijamin tidak lahir kembali di dunia fana ini dan mencapai alam rohani nan kekal dan membahagiakan (Bhagavad Gita 2.72, 4.9, 8.5, 9.34 dan 18.62)
Selanjutnya dikatakan bahwa dengan mengamalkan ajaran Bhagavad-Gita dalam kehidupan se-hari hari, seseorang akan mampu menempatkan dirinya pada tingkat spiritual sehingga dia tidak terpengaruh oleh suka duka kehidupan material dunia fana (Bhagavad Gita 2.53, 55-59)
Kebahagiaan material dunia fana pada hakekatnya semu dan berlangsung singkat, kebahagiaan material ini dicapai dengan banyak duka,kesusahan,kesengsaraan dan derita. Oleh karena begitu banyak derita yang harus dirasakan di alam fana agar bias secara semu dan material bahagia, maka Veda ( Bhagavad –Gita ) menyimpulkan bahwa dunia fana ini adalah tempat sementara yang penuh dengan duka (Bhagavad Gita 8.15)
Tetapi Bhagavad –Gita juga menyatakan bahwa dengan mengamalkan ajaran spiritual ini dalam kehidupan sehari-hari, seseorang bisa hidup sungguh bahagia, meskipun masih tinggal di alam material. Ini bisa dicapai jika ia terbebas dari pengaruh sifat-sifat alam material (Bhagavad Gita 14.20 ) dan berada pada tingkat spiritual (Bhagavad Gita 14.26)
Masalahnya sekarang adalah bagaimana caranya membebaskan diri dari pengaruh sifat-sifat material ini? Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, kita harus memahami sifat-sifat alam material yang mengikat segala mahluk dan menyebabkan berlangsungnya beraneka macam kegiatan material dialam fana.
Veda ( Bhagavad-Gita ) menyatakan bahwa ada tiga (3) sifat alam material yaitu: Sattvam (kebaikan),Rajas (kenafsuan) dan Tamas (kegelapan). Secara umum dikatakan bahwa sifat alam Sattvam melahirkan ketenangan, kedamaian, pengetahuan dan kebahagiaan material, sedangkan sifat alam Rajas dan Tamas melahirkan kekwatiran, kecemasan dan ketakutan, ketidaktahuan ketidakpuasan, derita fisik dan mental. Dikatakan pula bahwa sifat alam sattvam melahirkan watak/tabiat/peringai kedewataan ( Daivi-sampad) sedangkan Rajas dan Tamas melahirkan keraksasaan (Asuri-sampad). Watak kedewataan disebut watak surik dan watak keraksasaan disebut asurik
Watak surik (daivi-sampad) adalah sifat baik,mulia, luhur, mensejahterakan dan menyenangkan. Sedangkan watak asurik (asuri-sampad) adalah watak buruk, rendah, kotor, jahat, merusak dan menyengsarakan. Veda mengajarkan agar menanggalkan sifat-sifat asurik dan mengembangkan sifat-sifat surik supaya hidup senang dan bahagia di dunia fana ini. Untuk mengembangkan sifat-sifat surik dan meniadakan sifat-sifat asurik ini, Veda mewajibkan sang manusia hidup dengan menuruti berbagai macam pertapaan (tapa) dan pantangan (vrata) serta menjahui berbagai macam perbuatan yang dilarang (asurik)
Menurut Veda, dalam masa Kali-yuga yang disebut jaman modern sekarang, sifat alam rajas dan tamas begitu tebal menyelimuti masyarakat manusia (Bhagavata Purana 12.1.40 dan 12.3.30) sehingga mayoritas penduduk dunia tergolong asura. Dan seiring dengan majunya teknologi, sifat/watak/perilaku/peringai/tabiat asurik dan beraneka macam doktrin asurik menyebar begitu cepat keseluruh dunia melalui bermacam-macam sarana komunikasi (yang dibilang amat) canggih. Demikianlah pola hidup asurik kini telah mendunia atau bersifat GLOBAL. Ia mencengkram seluruh aspek kehidupan masyarakat manusia Kali-yuga yang dikatakan paling beradab, kehidupan hedonistic, sekularistik dan materialistic adalah jenis-jenis pola hidup asurik.
Ciri utama pola hidup asurik modern adalah: kegiatan pemuasan indria jasmani amat berlebihan,k ebanggaan atas pemilikan harta, pangkat, jabatan duniawi dan prestasi material, dan pelaksanaan ajaran agama yang tidak sesuai dengan petunjuk sastra (kitab suci).Pola hidup asurik seperti ini hanya membuat sang manusia tidak pernah merasa puas, apalagi bahagia. Manusia mudah bertengkar karena masalah material kecil yang tidak begitu berarti, manusia tidak begitu peduli apa itu dosa, sebab ia hanya berpikir mendapat banyak uang untuk kepusan indria jasmani.
Sementara moralitas manusia merosot terus,pencemaran lingkungan semakin meluas, kerusakan hutan semakin parah, rakyat harus bekerja semakin keras agar bisa hidup, dan pemanasan global semakin mengancam kehidupan, semakin banyak orang terserang penyakit mental, perbuatan terror dan bebagai tindak kekerasan semakin sering terjadi dan sulit diatasi, perbuatan korupsi para pemimpin terus menjalar dalam berbagai lembaga Negara dan setiap keluarga terbebani oleh masalah kehidupan yang semakin banyak dan ruwet.
Itulah akibat-akibat yang timbul dari pola hidup asurik yang telah mendunia (global) yang menyengsarakan kehidupan mayoritas penduduk dunia dewasa ini.Merupakan tantangan global yang harus segera diatasi oleh para pemimpin dunia dan orang–orang yang berbudi luhur yang sungguh-sungguh mendambakan kehidupan sejahtera bagi penduduk dunia.
Dalam tulisan ini ditawarkan petunjuk-petunjuk kitab suci Veda yaitu Bhagavad-gita untuk mengatasi dan menghancurkan sifat-sifat asurik yang kini mengotori hati kebanyakan manusia Kali-yuga yang disebut makhluk modern yang paling maju dan beradab.
Tetapi petunjuk-petunjuk tersebut bisa dimengerti hanya jikalau anda mengerti dengan betul tentang sifat-sifat surik (daivi-sampad) dan sifat-sifat asurik (asuri-sampad) sebab pada jaman modern sekarang ini, orang amat sulit mengerti apa itu sifat-sifat, pendapat, perbuatan dan kegiatan buruk, jelek, kotor, rendah, hina, menyakitkan dan menyengsarakan.
Perlu dikemukakan disini bahwa petunjuk-petunjuk dan pernyataan Veda (Bhagavad-gita) adalah kebenaran, sebab ini semua adalah berhakikat spiritual. Dikatakan,”sattvam yad Brahman darsanam” Veda hanya bisa dimengerti dengan mengembangkan sifat alam sattvam, kebaikan (Bhagavata Purana 1.2.24) karena itu , anda tidak perlu terlalu banyak berargumentasi bila selama ini kebiasaan dan kegiatan kita tergolong rajasik dan tamasik.
Solusi yang ditawarkan Veda untuk mengatasi tantangan global yang menjangkiti penduduk dunia dewasa ini adalah mempraktekan atau melaksanakan petunjuk-petunjuk Veda (Bhagavad-gita)dalam kehidupan sehari-hari.
Petunjuk yang diberikan oleh Veda (Bhagavad-gita) dalam mengatasi tantangan global sifat-sifat asurik (asurik sampad) dalam masa Kali-yuga sekarang ini adalah sangat sederhana sekali yaitu hanya perlu melaksanakan Sankirtana-yajna dalam kehidupan sehari-hari.” Satatam kirtayanto mam “ senantiasalah mengumandangkan keagunganku dengan nama-nama suci-Ku. (Bhagavad Gita 9.14)
Sankirtana berarti memuja dan memuji Tuhan dengan menyanyikan / mengidungkan/ mengumandangkan nama –nama suci Beliau secara beramai-ramai. Nama-nama suci Tuhan tersusun berupa Maha mantra Kalisantarana Upanisad sebagai berikut :
Hare Krsna Hare Krsna Krsna Krsna Hare Hare
Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare
Dikatakan bahwa enam belas nama Tuhan ini kali kalmasa nasanam, menghancurkan segala pengaruh Kali-yuga yang timbul akibat merajalelanya sifat asurik di masyarakat dewasa ini. Banyak sekali sloka-sloka Veda yang menyatakan praktek kerohanian yang paling manjur dalam jaman Kali-yuga yang sedang berlangsung adalah dengan melaksanakan sankirtana-yajna ini.” Kaler dosa nidhe…………..kirtanad eva krsnasya mukta-sangah param vrayet, meskipun Kali-yuga penuh dengan kegiatan berdosa, setiap orang bisa dibebaskan dari dunia material ke dunia rohani hanya dengan mengumandangkan nama-nama suci Sri Krishna (Bhagavata Purana 12.3.51)
Selanjutnya dikatakan “kalu sankirtya kesavam, pada jaman Kali-yuga praktek kerohanian (yang dianjurkan) adalah sankirtana kepada Tuhan Kesava (Visnu Purana 6.21, Padma Purana Uttara Kanda 72.25 dan Brhan-naradiya-purana 38.97 ) Kalau tad dhari kirtanat, pada jaman Kali-yuga dianjurkan praktek kerohanian sankirtana kepada Tuhan Hari (Bhagavata Purana 12.3.52) kalau tu nama matrena pujyate bhagavan harih, pada jaman Kali, orang orang dianjurkan memuja Tuhan Hari dengan mengumandangkan nama-nama suci-Nya (Narayana –samhita )
Dalam Brhan-naradiya-purana 38.126 secara khusus dikatakan, “harer nama harer nama harer nama eva kevalam kalau nasty eva nasty eva nasty eva gatir anyata, pada jaman Kali, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain untuk mencapai kemajuan rohani selain dari pada mengumandangkan nama-nama suci Tuhan Hari.”
Sankirtana adalah bagian dari proses jalan kerohanian bhakti ( bhakti-yoga).Berdasarkan bukti-bukti sloka Veda sebagaimana dikutip diatas. Sankirtana dapat diibaratkan sebagai obat paling mujarab untuk menyembuhkan masyarakat manusia yang kini sedang sakit material akibat sifat-sifat asurik mengotori hatinya.
Demikianlah saya sajikan tulisan ini, untuk dapat dijadikan bahan renungan dalam rangka menghadapi tantangan global sifat-sifat asurik yang menyengsarakan kehidupan penduduk dunia.
Kritik dan saran atas tulisan ini akan saya terima dengan senang hati, dengan harapan semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca yang tercinta.
Om Tat sat,
Karya IGN Heka Wikana
Dikutip oleh Nyoman Kama Jaya
Bahan bacaan,
- Bhagavad-gita As It Is by His Divine Grace A.C.Bhaktivedanta Swami Prabhupada, Penerbit The Bhaktivedanta Book Trust Philippines, 1882.
- Srimad Bhagavatam by His Divine Grace A.C.Bhaktivedanta Swami Prabhupada, Penerbit The Bhaktivedanta Book Trust Philippines, 1882.
Om Swastyastu
Kira-kira apa makna sloka BG 12.13-14 bila dikaitkan dengan artikel di atas : Orang yang tidak iri tetapi menjadi kawan baik bagi semua makhluk hidup, tidak menganggap dirinya pemilik, bebas dari keakuan palsu, bersikap sama baik dalam suka maupun duka, bersikap toleransi, selalu puas, mengendalikan diri, tekun dalam bhakti dengan ketabahan hati, dengan pikiran dan kecerdasannya dipusatkan kepada-Ku- penyembah-Ku yang seperti itu sangat Ku-cintai.