Masih ingat kasus Ahmadyah yang divonis sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)? Ahmadyah dikatakan sesat oleh penganut Islam yang lain karena Ahmadyah meyakini adanya nabi lain setelah nabi Muhammad. Umat Islam secara umum harus meyakini beberapa landasan pokok yang sudah digariskan kepadanya. Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan 10 kriteria aliran sesat. Apabila ada satu ajaran yang terindikasi punya salah satu dari kesepuluh kriterai itu, bisa dijadikan dasar untuk masuk ke dalam kelompok aliran sesat. Kesepuluh kriteria itu antara lain:
- Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari Akhir, Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat syahadah, sholat 5 waktu, puasa, zakat, dan Haji)
- Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah)
- Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
- Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran
- Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
- Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
- Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
- Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
- Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah
- Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i
Menurut kriteria ini, sebuah aliran yang mengaku sebagai Islam tetapi tidak melaksanakan “standard” yang sudah mereka gariskan ini dapat dikatakan sesat. Lalu bagaimana dengan klaim sesat dalam agama Hindu?
Satu kasus yang sangat memalukan dalam sejarah Hindu di Indonesia adalah ketika pada beberapa puluh tahun lalu sebuah garis perguruan Hindu divonis sesat oleh pemerintah. Mungkin baru kasus itulah yang merupakan kasus satu-satunya di dunia dimana sebuah aliran Hindu dikatakan sesat. Saat itu semua aktivitas kerohanian yang dilakukan oleh organisasi ISKCON yang juga dikenal dengan sebutan “Hare Krishna” dibekukan. Para pemimpin dan pengikutnya dikejar-kejar, ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Mereka yang berhasil lolos melarikan diri terpaksa hidup luntang-lantung dan melakukan aktivitasnya secara underground. Kejadian ini terulang lagi pada bulan Oktober 2005, dimana Kantor Wilayah Departemen Agama di Nusa Tenggara Barat kembali mengeluarkan larangan terhadap Hare Krishna dan 12 aliran agama lainnya. Dan sampai saat inipun larangan dan vonis sesat terhadap Hare Krishna belum dicabut. Sebuah kabar yang sangat menggelikan dapat kita lihat di sebuah majalah Hindu nasional yang menyoroti bahwa ada seorang pemuka Hindu yang memiliki sederet gelar akademik menyatakan secara terang-terangan di depan umum bahwa dengan membaca Bhagavad Gita dan mengatakan bahwa yang bersabda dalam Bhagavad Gita, yaitu Sri Krishna sebagai Tuhan adalah orang yang sesat. Benarkah klaim ini? Standar apa yang mereka gunakan untuk menyatakan salah satu aliran Hindu sesat?
Bebebrapa pakar filsafat yang melakukan pendekatan empiris–induktif menyatakan bahwa di dunia ini agama-agama di dunia dapat dikategorikan menjadi 2 kategori besar, yaitu agama Hukum dan agama Spiritual. Agama Hukum adalah agama yang mengatur keberadaan umatnya berdasarkan reward and punishment (hadiah dan hukuman). Sebuah agama bisa dikategorikan dalam agama Hukum jika dalam kitab sucinya lebih menekankan akan suatu kegitaan yang harus dilakukan agar menghasilkan pahala dan menghindari kegiatan yang dilarang agar tidak mendapatkan dosa. Islam dan agama-agama Semitik lainnya umumnya dapat dikategorikan dalam kategori agama Hukum karena mereka cenderung memperlihatkan perhitungan terhadap besar pahala dan dosa untuk memvonis seseorang akan masuk sorga atau malah dijebloskan ke dalam neraka jahanam. Sedangkan agama spiritual adalah agama yang mendasarkan pada kesadaran, bukan karena adanya rasa takut akan dosa/hukuman dan/atau terpikat oleh pahala. Meskipun Hindu juga mengenal istilah karma baik dan buruk sehingga berakibat pada adanya alam Sorga dan Neraka, namun penekanan kesadaran adalah yang paling dominan di dalam Hindu, sehingga otomatis Hindu dapat digolongkan dalam golongan agama Spiritual.
Melihat dari karakteristik antara Hindu sebagai agama Spiritual dan Islam sebagai salah satu agama Hukum yang sangat jauh berbeda, tentunya formula yang harus diterapkan dalam mengklaim bahwa sebuah aliran / parampara Hindu adalah sesat atau bukan tentunya sangatlah berbeda. Kita tidak cukup hanya menjadikan Panca Sraddha (lima dasar kepercayaan umat Hindu) yang berlaku di Indonesia yang merupakan adopsi dari lima rukun Islam sebagai patokan utama. Kenapa demikian? Coba kita perhatikan bagian Veda Smrti, yaitu pada bagian Darsana, disana kita dapat menemukan dua dasar ketuhanan yang sama sekali saling bertolak belakang namun keduanya diakui secara sah oleh Veda, yaitu yang tergolong Astika yang mengakui otoritas Veda dan Nastika yang cenderung lebih kearah Atheis. Jika Veda memang mengakui kedua golongan yang saling bertolak belakang ini, itu berarti satu pondasi Panca Sraddha, yaitu keyakinan akan adanya Tuhan tidak bisa digunakan sebagai dasar dalam menyatakan suatu aliran Veda sesat atau tidak. Demikian juga mengenai Moksa. Sebagian penganut Hindu mengatakan bahwa Moksa adalah penyatuan antara Atman/Jiva dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mereka yang memiliki keyakinan ini adalah mereka yang biasa disebut penganut filsafat Mayavada. Namun di sisi lain para penganut filsafat Vedanta menyatakan bahwa Moksa tidak sesempit itu. Bahkan mereka menyatakan bahwa tingkatan Moksa seperti itu adalah tingkatan Moksa yang paling rendah dan bersifat tidak kekal. Ternyata satu pondasi Panca Sradha juga rapuh dan tidak bisa dijadikan acuan dalam memandang suatu aliran adalah sesat.
Veda memang bukanlah setumpuk buku suci yang tipis yang bisa menerangkan secara singkat prihal batasan-batasan seseorang dapat dikatakan sebagai Hindu atau bukan dan juga dapat dikatakan sesat atau bukan. Veda mengatur tataran kehidupan yang sangat luas. Secara umum sebagaimana dikatakan bahwa sesuai dengan tujuannya, ajaran Veda dapat dibagi menjadi tiga, yaitu; (1) ajaran mengenai Karma-kanda, yaitu ajaran yang menuntun manusia untuk berbuat baik dan melakukan berbagai macam korban suci dengan maksud mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan material baik di dunia ini maupun di alam Sorgawi. Yang termasuk bagian Veda yang mengajarkan ini adalah kitab Catur Veda dan berbagai macam kitab lain yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari seperti Ayur-veda, Dhanur-veda, Artha-sastra dan sebagainya. (2) ajaran mengenai Jnana-kanda adalah ajaran yang mengajarkan filosofis ketuhanan yang sangat mendalam. Umumnya yang termasuk bagian dari ajaran Jnana-kanda adalah kitab-kitab Upanisad. Dan yang terakhir adalah (3) ajaran Upasana-kanda, yaitu mengajarkan manusia untuk melepaskan diri dari siklus kelahiran dan kematian yang berulang-ulang. Vedanta sutra adalah salah satu kitab yang mengarahkan kepada Upasana-kanda. Dari kombinasi ketiga ajaran utama dalam Veda ini akhirnya muncul berbagai macam aliran dan kebiasaan masyarakat pemeluk Veda karena perbedaan tingkat spiritualitas mereka akibat perbedaan pengaruh tri-guna (tiga sifat alam material) yang menyelimuti mereka. Mereka yang lebih tebal diselimuti oleh sifat tamas (kebodohan) lebih cenderung mengikuti ajaran yang mengarahkan mereka pada pemenuhan kenikmatan material yang rendah dan terjerumus pada praktek-praktek keagamaan dalam sifat kebodohan. Mereka yang lebih banyak diselimuti sifat rajas (nafsu) cenderung lebih tertarik pada pemuasan indriya-indriya dan biasanya menjadikan gemerlapnya alam Sorgawi sebagai tujuan akhir setelah kematian. Dan mereka yang lebih banyak diselimuti oleh sifat satvam (kebaikan) cenderung mengikuti ajaran Upasana-kanda, mencari jati diri dan bertanya akan siapa itu Tuhan dan bagaimana mereka bisa ber-bhakti sehingga kembali kepada Tuhan dan melepaskan dari ikatan samsara (kelahiran dan kematian berulang kali).
Melihat dari penggolongan yang berdasarkan pengaruh tri-guna yang berefek pada perbedaan tingkatan spiritualitas masing-masing orang tersebut di atas, ternyata belum cukup untuk mendapatkan formula dalam mengkategorikan aliran sesat untuk penganut Veda. Veda memfasilitasi mereka yang meskipun dapat dikatakan Atheis, mereka yang terlalu materialistik, penganut paham kekosongan ataupun penganut paham Tuhan yang berwujud pribadi. Lalu bagaimana sebenarnya pengkategorian yang lebih tepat?
Satu-satunya penggolongan manusia yang paling dapat diterima secara universal dalam tatanan filsafat Veda hanyalah penggolongan manusia yang masuk dalam kategori Dharma dan Adharma. Bhagavata Purana 11.17.21 menjabarkan pondasi dari tindakan yang mencerminkan Dharma haruslah berpegang teguh pada prinsip:
- Tidak melakukan tindak kekerasan (ahimsa)
- Berpegang teguh pada kejujuran (satyam)
- Tidak mencuri dan korupsi (asteyam)
- Selalu berbuat untuk kesejahteraan semua makhluk lain (bhuta priya hitehaca), dan
- Membebaskan diri dari nafsu, kemarahan dan keserakahan (akama krodha lobhasa).
Sedangkan mereka yang memiliki tabiat yang berkebalikan dengan kelima prinsip universal di atas sebagaimana disebutkan dalam Bhagavata Purana 11.17.20, yaitu berwatak kotor (asaucam), tidak jujur (anrtam), suka mencuri (asteyam), tidak percaya kitab suci (nastikyam), suka bertengkar (suska vigrahah), penuh nafsu (kamah) dan pemarah (krodha), serta diliputi oleh bermacam-macam keinginan memuaskan indriya jasmani (tarsah) adalah termasuk golongan manusia yang Adharma. Mereka yang tergolong Adharma inilah yang sudah pasti dapat dikatakan sesat dan menyimpang dari prinsip dasar ajaran Veda yang harus dilakukan oleh setiap umat manusia tanpa memandang tataran spiritualitasnya. Meskipun mereka menyatakan diri meyakini Panca Sradha, meyakini berbagai macam filsafat Veda yang tergolong Sattvik ataupun flsafat Veda yang tergolong filsafat yang paling utama, tetapi kalau mereka tidak bisa melakukan dan mengamalkan pondasi dasar sebagaimana disampaikan dalam kedua sloka Bhagavata Purana ini, sudah barang tentu mereka masih bisa kita katakan tersesat dari perintah-perintah Veda.
Di dunia, terdapat ratusan aliran Hindu dengan wajah-wajahnya yang berbeda. Bukan hanya dari cara berpakaian, perlengkapan upacara dan tata cara peribadatannya, tetapi juga dari dasar filosofisnya. Dalam lingkup yang lebih kecil, di Indonesia sendiri terdapat sekian banyak aliran Hindu, baik yang tergolong parampara, maupun yang merupakan local genius hasil akulturasi budaya setempat. Kejawen, Kaharingan, Hindu Bali, dan beberapa kumunitas yang sampai saat ini hanya diakui sebagai aliran kepercayaan adalah sebagian kecil dari sempalan Hindu yang berbeda-beda. Ditambah lagi dengan adanya sampradaya Gaudya Vaisnava, Brahma Samaj, berbagai aliran Yoga, dan berbagai praktek Tantra menunjukkan bertapa luasnya cakupan filsafat Hindu. Masing-masing aliran atau garis perguruan memberikan penekanan berbeda terhadap ajaran Veda sesuai dengan guna dan karma pengikutnya. Jika demikian halnya, bisakah salah satu aliran atau garis perguruan menyatakan aliran atau perguruan yang lain sesat dan harus dibekukan sebagaimana yang pernah menimpa Hare Krishna?
Kembali ke studi kasus di depan, sama sekali tidak ada dasar yang bisa digunakan untuk menyatakan Hare Krishna sesat. Kalaupun seandainya pihak berwenang yang pernah mengeluarkan surat pelarangan dan pembekuan terhadap Hare Krishna menggunakan prinsip umum yang digunakan oleh PHDI yaitu Panca Sradha, Hare Krishna juga tidak melanggar prinsip ini, bahkan ini merupakan pondasi pokoknya sebagaimana ditegaskan dalam ajaran dasar Bhagavad Gita yang merupakan pegangan wajib dan pertama bagi setiap penganut aliran ini. Ajaran mereka juga tidak melanggar prinsip-prinsip dasar yang membedakan antara yang tergolong Dharma dan Adharma. Bahkan mereka cenderung dapat menjalankannya secara lebih strict dengan adanya empat pondasi utama yang harus dilewati seseorang untuk dapat diangkat menjadi murid dalam perguruan ini, yaitu tidak makan daging, ikan dan telur, tidak berjudi, tidak mabuk-mabukan dan tidak berzinah. Bahkan untuk mencapai tingkatan bhakti yang murni, seorang murid harus melakukan berbagai sadhana dan aturan tingkah laku yang jauh lebih ketat sesuai dengan Panca Yama Bratha dan Panca Nyama Brahta. Jadi tidak ada prinsip-prinsip Veda dasar yang dilanggar oleh ajaran sampradaya Hare Krishna.
Apa yang melatarbelakangi Hare Krishna dikatakan sesat? Semua ini tidak lepas dari masalah politis dan ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia yang dipicu oleh kecemburuan segelintir orang yang egois dan berwatak picik (Asurik) disamping memang adanya pemicu oleh oknum orang-orang bodoh yang mengaku sebagai Hare Krishna namun tidak melakukan sadhana dan prinsip-prinsip dalam garis perguruan.
Biarlah noktah hitam yang telah menodai sejarah Hindu Indonesia ini terkubur dalam-dalam dan menjadi pelajaran buat kita semua. Semoga mereka yang memiliki kekuasaan politis, selaku decision maker tidak lagi memanfaatkan kekuasaan mereka untuk mengkerdilkan Hindu Nusantara yang sudah kecil hanya demi egoisme sesaat. Semua orang Hindu harus sadar bahwa tindakan menyatakan sesat suatu aliran Hindu yang tidak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar Dharma dan yang tidak merugikan orang lain adalah tindakan keliru dan pada dasarnya mereka yang menyeluarkan pernyataan sesat itulah yang harus dikategorikan sebagai orang sesat.
memang alangkah baiknya klo kita lebih berpikiran terbuka dan menjauhkan diri dari pikiran sempit (picik)
haribol,
HK dicap sesat karena minoritas. Lain cerita kalo HK menjadi minoritas Hindu di Indonesia…
ralat,
HK dicap sesat karena minoritas. Lain cerita kalo HK menjadi mayoritas Hindu di Indonesia
Hare Krishna,
Untuk mencapai kedewasaan memang perlu belajar. Seperti yang selalu diumpamakan, kita adalah anak kecil pengemut permen yang masih bisanya berkata “harus menang” yang berusaha mencari jati diri yang dewasa. Pembungkus-pembungkus ini yang menjadikan kita terlena, jangankan bisa naik ke kelas 3 SD, lulus TK saja masih jauh. Mudah-mudahan Para Guru dan Sadhu berkenan membimbing kita untuk lebih membukakan pikiran yang “masih kecil” ini sehingga jalan menuju kedewasaan itu masih terbuka harapan, mampu menjawab pertanyaan esensi tentang tujuan kita hidup.
Dandavat,
Tolong dong Bli ngarayana, Beri alasan2 PHDI apa saja shg bisa menyatakan HK itu sesat? Biar kita sama2 tau dan bisa dijadikan pelajaran.
Klo saya pribadi, semua ajaran itu tidaklah sesat, namun oknum2 lah yg salah mengartikan!
Bicara ttg Veda, memang ada 2 ajaran yg kelihatannya saling bertolak belakang. Dan klo melihat cerita2 hindu, maka dpt kita ambil kesimpulan tidak ada tokoh yg ter… (terhebatlah, terburuklah, ter apa sajalah). Semua pasti ada yg menenggelamkannya. Shg dapat dinalar, bahwa setiap penjelmaan pasti ada batas waktunya u/ lahir, u/ beraksi, dan u/ mengakhiri tugasnya.
Shg sangat riskan sekali, klo kita mengabdi Beliau yg sebatas hanya penjelmaan (dlm Asumsi org2). Mungkin itu yg menjd pemikiran orang2 yg mengerti pola pikir masyarakat sekitarnya. Jd itu lah mungkin kita harus berpikir yg agak realitis. Mengapa HK itu diklaim sesat.
Oh ya…bli, klo kita lihat rentetan avatara… Mengapa awalnya menjelma ikan…terus lama kelamaan menjelma manusia? Apakah Beliau spt kita yg berubah2 namun pasti berevolusi mengarah ke sempurnaan? Dan mengapa pas menjelma ke Krisna, baru Beliau terang2an mendeklarasi ttg atman Beliau? Kok gak pas Beliau jadi Ikan, Penyu, Rama?
@ Adi Wira Kusuma
Berbicara mengenai kenapa Hare Krishna pernah dikatakan sesat, saya juga tidak memegang bukti tertulis. Namun sampai saat ini dari penuturan para senior yang saya dengar. Ada beberapa penyebab.
1. Kesalahan internal dimana ada beberapa oknum dari dalam sendiri yang masih diselimuti oleh karakter “kanista adikari” melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Mereka mungkin tidak ubahnya seperti seorang yang baru belajar silah. baru belajar sedikit sudah mencak-mencak ingin memukul orang. Padalah inti dari ilmu bela diri bukan seperti itu dan itu semua tercermin pada diri orang yang sudah benar-benar matang ilmu beladirinya. Mengenai hal ini akan saya coba tuliskan dalam satu artikel terpisah bli..
2. Ada unsur ekonomi yang pernah terjadi antara oknum depag dengan ISKCON. Waktu itu penjualan Bhagavad Gita menurut aslinya sangat luar biasa laris.. Sampai-sampai para pejabat negara non Hindu saja sangat tertarik pada kitab Bhagavad Gita. Kabarnya oknum depag meminta bagian dari penjualan Bhagavad Gita dan buku-buku Prabhupada lainnya, namun dari pihak Hare Krishna menolak. Di satu sisi pada waktu itu semakin banyak orang Hindu terutama di Bali yang beralih ke Hare Krishna, sehingga pihak pemimpin agama kita kawatir kalau pakem kehiduan yang ada selama ini akan berubah. Sehingga dipancing oleh beberapa oknum dengan dasar kondisi ini akhirnya keluarlah SK pelarangan itu dan bahkan sampai saat inipun sebenarnya belum dicabut.
Buat senior-senior atau sepuh baik dari Depag, PHDI atau Hare Krishna yang waktu itu menjadi saksi sejarah dan membaca comment saya ini, mohon meluruskan apa yang saya sampaikan agar tidak terjadi mis informasi yang bisa menyesatkan kita semua.
Berbicara masalah Avatara, Sri Krishna mengatakan dalam Bhagavad Gita 4.6; “Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah merosot, dan walaupun Aku Penguasa semua makhluk hidup, Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli”. Selanjutnya dalam sloka 10.19; “Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Ya, Aku akan memberitahukan kepadamu tentang perwujudan-perwujudan-Ku yang mulia, tetapi hanya yang paling terkemuka, sebab kehebatan-Ku tidak terhingga, wahai Arjuna”.
Jadi sebenarnya perwujudan Tuhan sangatlah banyak dan beragam.. tidak terhitung jumlahnya dan semua itu bersifat kekal (tidak pernah merosot). Dasa Avatara yang kita kenal adalah beberapa dianatra perwujudan Beliau pada masing-masing jaman pada Catur Yuga. Namun kita harus sadari bahwa dalam 1 kali siklus penciptaan ( selama umur dewa Brahma) saja sudah terdapat 35.784.000 Catur Yuga dan kita sekarang ada pada manvantara ke-7 atau katakanlah pada pertengahan umur dewa Brahma yang artinya setidaknya sudah berlangsung 14 jutaan siklus Catur Yuga. Itu artinya perwujudan Avatara yang muncul tersebut adalah berulang-ulang dalam suatu siklus yang tiada henti. Kenapa pada Satya Yuga diawali dengan perwujudan Ikan? dan berangsur-angsur mengambil wujud manusia bahkan menjelma sebagai sosok tentara berkuda putih pada akhir Kali Yuga, saya belum tahu bli… 😀 Tar kalau saya temukan slokanya akan saya posting. Tetapi asumsi saya sampai saat ini, perwujudan itu bukan karena evolusi, karena perwujudan Beliau adalah kekal, abadi dan tidak pernah merosot.
Salam,-
Thx bli…responnya…
Ttg penjualan buku…saya teringat cerita/pengakuan bpk saya sendiri. Dulu bpk saya itu seorang mualim kapal. Waktu itu beliau bekerja di perusahaan NT (Nusa Tenggara). Dimana perusahaan itu jd salah satu media distribusi buku2 agama Hindu (entah itu termasuk BG, saya tidak tau…). Memang klo melihat style pendistribusian, terlihat buku itu laku keras. Namun menurut rumor, hal itu adalah trik mayoritas. Jd buku2 itu distok, lalu dibakar.
Namun…klo saya hubung2kan sama cerita bli diatas. Maka sangat tidak bisa dipungkiri ada permainan oknum di depag. Sebab klo di stok, artinya buku itu sdh terbeli (entah itu dibakar kek, atau dijual lg kek). Shg pihak ISKCON merasa tertipu. Dan mungkin disitu awal pemboikotannya. Tp kenyataannya memng begitu Departemen Agama lah yg ter korup. Aneh ya … Departemen yg berbau dg Maha Gaib, malah amburadul… hehehe. Jdi inget, di surabaya, ada Jero Mangku Matrex… Yg mana klo bantennya g besar atau g dari kolega dia, g mau deh diatebangkan… hehehehehe
Namun klo itu benar masalahnya, tentu depag/phdi g mau terang2an to? Tentu mereka cari faktor lain u/ megoalkan pemboikotannya. Nah, saya juga mau tau nih, alasan2 apa saja u/ memboikot HK?
Ternyata ada aja, oknum yg sembunyi dibalik nama Hyang Agung…
Tanya bli… Krisna itu punya anak apa gak??
Sebabnya saya rasa, para HK kok akhirnya mengelu2kan Tubuhnya Krisna saja (dimana itu hanya penjelmaan saja dari Tuhan yg sebenarnya). Shg esensi Tuhan yg bisa byk nama,wujud,warna,dll… akhirnya jd mati. Bila kita memastikan klo Krisna, begitulah wujud Tuhan. Kan agak mulai bertentangan to bli?
Apalg…klo bli cerita sama org2 yg tingkat kesadarannya kurang. Bisa2… org2 tsb salah mendefinisikan Tuhan. Karena mereka akan beranggapan , Oh tuhan itu laki, kulitnya medung, manis, suka nyolong mentega, dll. Karena apa yg dia lihat, hanya lah penjelmaan. Jd mungkin HK agak lebih berhati2 dlm mengexpresikan wujud Sang Hyang Widhi.
@ Adi Wia Kusuma
Om Swastiastu bli..
Dalam lila (permainan rohani) Beliau, Krishna memiliki 1108 istri dan dari semua istrinya punya anak. Jadi anaknya ribuan. Hanya saja tentunya kelahiran anak tersebut bukan berarti Tuhan beranak. Jangankan Tuhan, kita (sebagai jiva) juga tidak bisa beranak, karena kita kekal abadi dan tidak terbagi-bagi. Yang beranak itu adalah badan material kita ini.
Ada perbedaan antara kita sebagai manusia (jiva tattva) dengan Tuhan (visnu tattva). Mengenai hal ini dapat kita mengerti dari pertanyaan arjuna yang kebingungan dengan Sri Krishna yang mengatakan dirinya telah menyabdakan Bhagavad Gita kepada dewa Matahari, Vivasvan pada sloka sebelumnya. Arjuna berkata; ” Vivasvan, dewa matahari, lebih tua dari pada Anda menurut kelahiran. Bagaimana hamba dapat mengerti bahwa pada awal Anda mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada beliau?” (Bg.4.4-5). lalu apa jawaban Krishna? Selanjutnya dalam Bg.4.5 Sri Krishna bersabda; “Engkau dan Aku sudah dilahirkan berulangkali. Aku dapat ingat segala kelahiran itu, tetapi engkau tidak dapat ingat, wahai penakluk musuh! Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah merosot, dan walaupun Aku Penguasa semua makhluk hidup, Aku masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli.” Jadi Krishna tidak muncul dengan badan material, tetapi Beliau muncul dengan badan rohani beliau yang kekal..
Dalam Brahma-samhita (5.33), kita mendapat keterangan tentang banyak penjelmaan Tuhan.
advaitam acyutam anādim ananta-rūpam
ādyaḿ purāṇa-puruṣaḿ nava-yauvanaḿ ca
vedeṣu durlabham adurlabham ātma-bhaktau
govindam ādi-puruṣaḿ tam ahaḿ bhajāmi
Hamba menyembah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Govinda, (Krishna), Kepribadian yang asli dan Mutlak, tidak pernah gagal dan tidak berawal. Walaupun Krishna sudah menjelma menjadi bentuk-bentuk yang tidak terhingga, Beliau tetap sebagai Kepribadian asli yang sama yang paling tua, dan kepribadian yang selalu kelihatan seperti pemuda yang segar. Bentuk-bentuk Tuhan yang kekal, Penuh Kebahagiaan dan Mahatahu pada umumnya dimengerti oleh sarjana-sarjana Veda yang paling baik, tetapi selalu terwujud untuk penyembah-penyembah yang suci dan murni.”
Dalam Brahma-samhita (5.39), juga dinyatakan:
rāmādi-mūrtiṣu kalā-niyamena tiṣṭhan
nānāvatāram akarod bhuvaneṣu kintu
kṛṣṇaḥ svayaḿ samabhavat paramaḥ pumān yo
govindam ādi-puruṣaḿ tam ahaḿ bhajāmi
“Hamba menyembah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Govinda (Krishna), yang selalu berada dalam berbagai penjelmaan seperti Rama, Narasimha dan banyak bagian dari penjelmaan, tetapi Beliau adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa yang asli bernama Krishna dan Beliau Sendiri juga menjelma.”
Untuk lebih jelasnya mohon baca penjelasan Srila Prabhupada di Bhagavad Gita As It Is bli..
Salam,-
ternyata ada unsur gara2 uang/duit/money/pipis tho????????????
Bener kata wayang CengBlonk………Yang mana sila Pertama diubah bunyinya menjadi KEUANGAN YANG MAHA KUASA
wah, kalau hindu menganut sistem seperti agama semitik, pasti agama-agama seperti agama budha, jain, sikh, dll sudah divonis sesat karena jelas-jelas tidak mengakui veda sebagai kitab sucinya….belum lagi aliran-aliran seperti vaisnava, siwaisme, dll yang walaupun masih mengakui veda sebagai kitab suci mereka tetapi memiliki pendekatan berbeda-beda dalam hal pengertian tentang veda itus sendiri….
kalau hindu sangat keras seperti agama semitik, pasti sang budha gautama sudah dihukum mati oleh penguasa india pada saat itu….tetapi kenyataannya tidak
Tapi kalo Hindu di Indoesia , nampaknya tidak suka menerima perubahan / pengetahuan baru dalam pendekatan kepada Tuhan yang maha esa , cara yang termudah pada jaman Kali , Kira2 apa itu hayoo….?
Hmmm saya mengerti itu, Tapi sekarg kita main logika aja… Seumpamanya saya bisa berubah wujud (kasarannya Nyamar lah). Berarti suatu saat saya akan berubah wujud asli saya to…
Nah…menurut Bli, apa wujud asli Tuhan ya spt krisna lah. Atau Krisna itu cuma salah satu bentuk samaran beliau?
Sebab klo saya rasa, Para HK…kok spt nya mengklaim bahwa wujud asli Tuhan ya spt krisna lah. Sedangkan menurut saya, Krisna itu cuma salah satu bentuk beliau saja. Sehingga klo ada yg mengelu2kan atau memaksa u/ mencintai salah 1 penjelmaan Beliau. Kok kuranglah tepat.
Untung umat Hindu adalah jiwa2 yg lebih dewasa (telah berevolusi)… Shg kita bisa memahami Apa yg dilihat, sebenarnya hanya sekedar penjelmaan. Bukan yg asli….
Coba umat lain… Pasti dah mati2an deh… klo Tuhan itu namanya X. Tapi apakah pasti itu? Jawabannya tidak ada yg absulut. Mungkin saya mau itu hanyalah Jangan mengklaim apa yg orang lain yakini/sembah itu salah!
@ Adi Wira Kusuma
Sebagaimana sloka-sloka yang sudah saya posting sebelumnya yang menyatakan bahwa perwujudan Tuhan, baik itu Krishna, Rama, Nrisimha, Varaha dan jutaan perwujudan Avatara beliau adalah kekal. Seseorang boleh menyembah dan berkonsentrasi pada salah satu wujud beliau ini. Seorang murid dalam garis perguruan Brahma Gaudya Vaisnava (Hare Krishna), tidak harus memuja perwujudan beliau sebagai Sri Krishna, mereka boleh memuja Rama, Varaha, Nrasimba, Narayana dan sebagainya. Objek pemujaan ini tidak bisa dipaksakan karena setiap orang (sebagai jiva) memiliki guna dan karma dan pada akhirnya berefek pada “rasa” yang berbeda. Salah satu contohnya adalah Hanuman. Meski Hanuman juga mengenal perwujudan-perwujudan Tuhan yang lain, namun beliau tetap memuja Rama sebagai Tuhannya.
Jadi, kalau ada anggapan yang menyatakan bahwa Hare Krishna sesat karena memiliki konsep seperti agama tetangga yang harus memuja Tuhan dengan sebutan “A” atau “Y”, maka itu adalah tuduhan yang keliru.
@utsukushi
Apa yang mas katakan benar, tapi jangan lupakan sloka Brhad Aranyaka Upanisad 5.5.1, yang menyatakan; ”Purnasya purnam adaya purnam eva vasisyate”, oleh karena Tuhan adalah mutlak maha sempurna, meskipun segala sesuatu berasal dari diri-Nya, namun Beliau sendiri tetap lengkap sempurna”
Berkenaan dengan ini, Veda menyatakan terdapat 3 aspek Tuhan , yaitu Paramatma, Brahman dan Bhagavan.
1. Paramatman adalah aspek Tuhan yang berada di mana-mana meresapi ciptaannya yang juga selalu menemani sang Jiva di dalam setiap mahluk hidup
2. Brahman adalah aspek Tuhan yang tidak berwujud
3. Bhagavan adalah aspek Tuhan yang berwujud
Bagaimana kita bisa mengerti ketiga hal ini? Kita sekarang asumsikan ketiga aspek tersebut sebagai “api”. Berbicara mengenai “api”, kita akan dihadapkan akan 3 hal… yaitu api itu sendiri yang berwujud dan dapat kita lihat sebagai Bhagavan, Panas dari api yang hanya dapat kita rasakan dan meresap ke dalam segala sesuatu sebagai Brahman dan cahaya dari api (foton) sayang menyebar ke segala penjuru yang dapat kita analogikan sebagai Paramatman. Panas dan pancaran foton cahaya tidak akan ada tanpa ada “api” tersebut…
Demikian juga Brahman, dan Paramatman tidak akan ada tanpa ada Bhagavan and berlaku kebalikannya..
Dari ketiga hal ini, siapakah yang layak disembah? Veda tidak menyalahkan dan membatasi kita untuk menyembah aspek Tuhan yang mana. Namun jika kita yakin pada Bhagavad Gita, maka dalam salah satu sloka Bhagavad gita, Sri Bhagavan (Krishna) sendiri menyebutkan; “brahmaṇo hi pratiṣṭhāham amṛtasyāvyayasya ca śāśvatasya ca dharmasya sukhasyaikāntikasya ca, Aku adalah sandaran Brahman yang tidak bersifat pribadi, yang bersifat kekal, tidak pernah mati, tidak dapat dimusnahkan dan bersifat kekal, kedudukan dasar kebahagiaan yang paling tinggi (Bhagavad Gita 14.27)”. Tentunya arti sloka ini menyatakan bahwa posisi Bhagavan adalah lebih tinggi dari Brahman dan Krishna adalah Bhagavan / Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri.
Dan lebih lanjut akan kenyataan ini disebutkan dalam Bhagavata Purana 1.3.28; “krishna tu bhagavan svayam, Krishna adalah kepribadian Tuhan yang asli”
Kenapa orang yang mengaku sudah paham Veda sangat susah mengerti hal ini? Hal ini juga sudah dijelaskan dalam Bhagavad Gita 7.3; “Di antara beribu-ribu orang, mungkin ada satu yang berusaha untuk mencapai kesempurnaan, dan di antara mereka yang sudah mencapai kesempurnaan, hampir tidak ada satupun yang mengetahui tentang diri-Ku dengan sebenarnya”. Bahkan Beliau juga mengatakan “Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku menurun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada” (Bhagavad Gita 9.11). Padahal beliau sudah dengan jelas menyatakan dalam Bhagavad Gita 15.15; “Aku bersemayam di dalam hati setiap makhluk, ingatan, pengetahuan, dan pelupaan berasal dari-Ku. Akulah yang harus diketahui dari segala veda; memang Akulah yang menyusun Vedanta, dan Akulah yang mengetahui veda“.
Jadi, darimana kita bisa menyatakan Hare Krishna adalah sesat sementara Hindu mengakui keberadaan Bhagavad Gita dan juga Purana & Upanisad sebagai bagian dari Veda?
Salam,-
sekarang kita liat ini :
pembelajaran agama yg udah ada di indo trutama (siwa budha) /hindu darma :
liat dari tri sarira
di jawa ada istilah RAGA ajaran hindu STHULA SARIRA
dijawa ada istilah SUKMO ajaran hindu SUKMA SARIRA
dijawa ada istilah NYOWO ajaran hindu ATMAN/ANTHAKARAN SARIRA
dijawa ada istilah CAHYANING URIP dihindu PURUSHA/SADASHIWA
dijawa ada istilah ASALING URIP di hindu BRAHMAN / PARAMASHIWA
NAH dari hal tersebut cob di cari dulu persamaan persepsi masing2
dari rekan2 HK… mungkin bisa menjelaskan jika sudah jelas persamaanya maka kita akan tau kemana arah yg mau kita tuju ???
kalau uraian saya diatas tahap terakhir adalah kembali ke arah brahman ” BRHAMAN DAN ATMAN ADALAH TUNGGAL ADANYA”
NAH coba dibahas terbuka dulu hal ini sehingga masing 2 nama sebuta buat yang disembah itu dimana letaknya .
contohnya: kalau hindu di indo berpatokan bahwa brahman/paramashiwa/ asaling urip itu adalah asal muasal dari yg ada baik itu ” PURUSHA DAN PRAKERTI”
NAH bagaimana dengan kedudukan misalnya KRISNA dalam hal ini ???
apakah krisna itu sama dengan BRAHMAN/PARAMASHIWA , atau sama dengan PURUSHA/SADASHIWA, atau sama NYOWO/ATMAN/SIWA ??
ATAU diatas nya BRAHMAN ??????????
SILAHKAN dibuka semua dari sini ingat pembahasan ujud nyata ” LAHIRIAH/FISIK” belum tentu udah masuk dalam pembahasan” HAKEKAT/WUJUD KESEJATIAN”
CONTOH :
ujud lahiriah kita adalah raga /stulasarira tapi sebenarnya itu bukan wujud setai to yg sejati itu adalah wujud kita sebagai NYOWO/ATMAN
MONGGO DIMULAI KALO BERKENAN???
RALAT SEBENARNYA WUJUD SETAI = SEJATI
Krisna tdak dapat dijelaskan , karena bliau Maha Misterius , seseorang yang ingin mengenal bliau haruslah menjadi penyembah/pelayan , paling tidak menjadi pelayan dari para pelayannya , konteks ketuhanan berwujud ” yang maha memikat” ini amatlah berat , manusia biasa dengan keterbatasan pemikiran tak akan sanggup memahami beliau , hamba pun tak sanggup , hamba ini tak lebih dari cacing2 sok tahu yang mengaku ngaku dekat dengan Tuhan …
Thx responnya bli… Mungkin klo semua pengikut HK spt bli, saya rasa no problem. Karena yg saya takuti adalah pemabatasan bentuk Tuhan. Akhirnya sama saja dong spt agama2 abramik.
Tuhan Hindu paling kenal dengan tingkat spiritual kita, shg Beliau dpt menjelma sesuatu yg mampu kita tangkap. Shg expresi apapun dari atman kita adalah expresi pengabdian kepda Beliau. Bukan begitu Bli???
@ngarayana says:
July 13, 2010 at 8:37 am
“Berkenaan dengan ini, Veda menyatakan terdapat 3 aspek Tuhan , yaitu Paramatma, Brahman dan Bhagavan.
1. Paramatman adalah aspek Tuhan yang berada di mana-mana meresapi ciptaannya yang juga selalu menemani sang Jiva di dalam setiap mahluk hidup
2. Brahman adalah aspek Tuhan yang tidak berwujud
3. Bhagavan adalah aspek Tuhan yang berwujud”
nah ini yg saya maksud bli sangat dipahami , ok bli ga salah 2 pertemuan kita di lampung ,
heheheh monggo dilanjut???
“Jadi, darimana kita bisa menyatakan Hare Krishna adalah sesat sementara Hindu mengakui keberadaan Bhagavad Gita dan juga Purana & Upanisad sebagai bagian dari Veda?”
kalaupun ada orang yg mengaku hindu masih mengatakan hal tersebut , ya perlu sedikit diajak diskusi bli itualah keaneka ragaman “BHINEKA TUNGGAL IKA TAN ANA DHARMA MENGRUA” WALAPUN BEDA TETAP SATU DAN DHARMA HANYA BISA DIPAHAMI OLEH ORANG TAU KEBENARAN
SHANTI RAHAYU
wiswa mitra says:
July 9, 2010 at 9:57 pm
“Tapi kalo Hindu di Indoesia , nampaknya tidak suka menerima perubahan / pengetahuan baru dalam pendekatan kepada Tuhan yang maha esa , cara yang termudah pada jaman Kali , Kira2 apa itu hayoo….?”
lebih 2 dari hindu jawa walaupun sekarang ini belum kelihatan .
hindu jawa lebih memilih cara yg sudah diwariskan oleh para leluhur pendahulu yang ajaran nya dan cara penerapanya menyatu dengan budaya dan cara hidup asli nusantara.
dan hasilnya sudah terbukti nusantara menjulang tinggi namnya “
DARI MATARAM HINDU SAMAPI MAJAPAHIT”.
NUSANTARA ttetap berdiri kokoh diatas landasan hidup dengan untaian budaya asli bukan serapan .
walaupun hindu dari india cobalah kita liat cara dan bentuk pelaksanaan hindu yg dibangun oleh nusantara yg dipersembahkan leluhur kita dahulu ???
tapi ketika ajaran dan budaya kita hancur tidak diabaikan lagi sekarang nusantara jadi apa???
pun hindu sekarang berjalan terseok2 karena apa ??
karena kita sendiri sebagai orang hindu tak mau melaksanakan hindu seperti dahulu .
sekarang hindu dikemas dan diarahkan pada satu budaya ” BALI CENTRIS” INI ADALAH
DARI MATARAM HINDU SAMAPI MAJAPAHIT”.
NUSANTARA ttetap berdiri kokoh diatas landasan hidup dengan untaian budaya asli bukan serapan .
walaupun hindu dari india cobalah kita liat cara dan bentuk pelaksanaan hindu yg dibangun oleh nusantara yg dipersembahkan leluhur kita dahulu ???
tapi ketika ajaran dan budaya kita hancur tidak diabaikan lagi sekarang nusantara jadi apa???
pun hindu sekarang berjalan terseok2 karena apa ??
karena kita sendiri sebagai orang hindu tak mau melaksanakan hindu seperti dahulu .
sekarang hindu dikemas dan diarahkan pada satu budaya ” BALI CENTRIS” INI ADALAH suatu kendala besar bagi perkembangan hindu di nusantara .
bahkan ada kabar dari teman saya di daerah solo bahwa orang bali melihat aneh jika ada orang hindu jawa masuk pura yg katanya pura tersebut paling banyak orang bali nya.
nah kita sebagai angaktan bawah jangan lah terlena akan hal ini kita sudah berat mengahadapi gempuran dari ajaran lain jangan samapi kita hancur dari dalam .
yang perlu dingat kekuatan hindu diindonesia ini hanya di topang ditiga pulau BALI DAN SEKITARNYA, JAWA SEBAGAI BASIS TERPENDAM , DAN SUMATRA DALAM HAL INI PROPINSI LAMPUNG YG MUNGKIN SEBENTAR LAGI MENDUDUKI URATAN NO 1 DIINDONESIA SEBAGAI PROPINSI TERKUAT PENGANUT HINDUNYA.
NAH DALAM HAL INI PULAU JAWA
hal ini sangat 2 bahaya akibatnya
tidak andil bagian dipos masing 2 memberikan pengertian kepada umat kita agar lebih menekankan ajaran hindu kita dengan konsep dasar seperti yg sudah diwariskan para leluhur kita ,
sehingga asas
BHINEKA TUNGGAL IKA KITA benar2 terwujud dan dunia akan tahu ini lo indonesia yg sebenarnya.
kita bisa melihat hindu ciri khas jawa , bali, sumatra kalimantan dll .
hal ini mohon di cam dalam 2oleh kita semua
.
ingat sekarang ini apakah kita beias melihat corak hindu kita yg seperti dahulu ?????
Semoga Hindu jaya,dan membuka mata smw orang akan kbnran sanatana dharma..svaha.
Tiang waktu ini kebetulan temuin sobekan kulit majalah HK international, berbahasa Inggris. Ada sebuah percakapan antara Kristen dan Hindu, kalau diterjemahkan, seperti berikut:
Kristen: Bagaimana bisa Kesadaran Krishna mengklaim tidak mengikuti suatu aliran tertentu?
Hindu: Dalam matematika, 2+2=4, dan persamaan itu benar tanpa memandang buku matematika mana yang dipakai, dan tanpa memandang siapa yang baca atau tidak buku matematika tersebut. Jadi, “2+2=4” dapat disebut sebagai kenyataan yang bukan mengikuti suatu aliran tertentu. Dengan cara yang sama, sebuah agama bukanlah suatu aliran ketika ia faktual.
Sebenarnya masih panjang, saya rasa di atas sudah mengena.
@ngarayana
Anda tidak obyektif dan plin-plan.
gampang lihat borok orang lain tapi lupa dengan borok diri sendiri.
gajah dipelupuk mata tidak kelihatan, semut di lautan kelihatan.
tentang saling menyesatkan dlam internal agam terjadi pada semua agama, baik agama besar maupun kecil. yang terjadi aliran mayoritas menyesatkan aliran minoritas. Hal itu bukan terjadi dalam islam saja, tetapi dalam agama Hindu juga terjadi.
di tempat saya ada komunitas Hindu mereka pengikut Sai Baba, tetapi oleh mayoritas Hindu disekitarnya disesatkan karena tidak sama dengan yang mayoritas.
bukankah sampai sekarang kelompok-kelompok Sampradaya di Bali masih dianggap aneh dan sesat oleh mayoritas?
Dibeberapa daerah antara lain di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Lampung, kehadiran Sampradaya tertentu mendapat reaksi negatif dari lingkungan agama yang telah menyatu dengan nilai-nilai budaya dan tradisi setempat karena dinilai tidak menghargai dan menghormati nilai-nilai budaya dan tradisi tersebut.
Bukankah Agama Hindu berasal dari India, bukankah para dewa dan Avatar turun di India, bukankah sumber ajaran Asli hindu berasal dari India, bukankah pertama kali praktek ajaran hindu berasal dari India? lalu mengapa barau sekarang ajaran-ajaran dari Sampradaya disesatkan? bukankah ajaran mereka dari Veda?jika Hindu bali menyesatkan mereka, bukankah sama saja menyesatkan ajaran Hindu yang asli dari India?
Orang Bali Menentang Sampradaya
Masuknya Sampradaya dalam Anggaran Rumah Tangga Parisada khususnya Pasal 12 ayat 1 huruf b butir 3 cukup mengundang masalah khususnya di Bali dan beberapa daerah lainnya. Di Bali kehadiran Sampradaya dijadikan salah satu alasan oleh kelompok tertentu untuk tidak mengakui hasil-hasil Maha Sabha VIII di Denpasar tahun 2001 yang lalu. Sampai saat ini banyak diantara umat Hindu belum memahami apa yang dimaksud dengan Sampradaya sehingga sering terpengaruh oleh isu bahwa Sampradaya hendak meniadakan tatanan ritual agama Hindu antara lain : banten, caru.
Salah satu referensi yang kita temukan untuk dapat memahami kehadiran Sampradaya adalah Lampiran Ketetapan Maha Sabha VIII No. III/TAP/M.SABHA/VIII/2001 tanggal 23 September 2001 butir 1 dan 2 yang menyatakan:
1) PHDI sebagai Majelis Tertinggi Agama, wajib mengayomi segenap umat secara pribadi maupun “yang menghimpun diri dalam berbagai kelompok spiritual” yang didasarkan ajaran Hindu;
2) Kelompok Spiritual/Sampradaya dalam melaksanakan aktivitas keagamaan agar berkonsultasi dan selalu taat pada Keputusan Parisada sesuai tingkatannya serta tetap menghormati pelaksanaan agama yang telah menyatu dengan nilai-nilai budaya dan tradisi setempat.
Untuk meredam reaksi atas kehadiran Sampradaya/Kelompok Spiritual melalui kegiatan pemahaman/pendalaman Kitab Suci Veda, kami bersama-sama Dirjen Bimas Hindu dan Buddha mendorong bertemunya beberapa Kelompok Spiritual/Sampradaya. Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Direktorat Jenderal Bimas Hindu dan Buddha tanggal 5 Desember 2001, beberapa Kelompok Spiritual/Sampradaya antara lain Yayasan Sri Satya Sai Baba Indonesia, Dewi Mandir, Yayasan Keluarga Besar Chinmaya Jakarta, Yayasan Radha Govinda, Guru Dwara Sikh Temple dan Paguyuban Majapahit telah membuat Kesepakatan Bersama mengenai 4 (empat) hal :
a. Sepakat untuk saling menghormati tata cara kegiatan kerohanian dan keagamaan masing-masing Sampradaya;
b. Sepakat untuk melaksanakan kegiatan kerohanian dan keagamaan sesuai dengan tata cara yang diyakini masing-masing serta dilaksanakan dalam lingkungan / tempat kegiatannya masing-masing;
c. Sepakat untuk tidak mencampuri tata cara kegiatan kerohanian dan keagamaan yang dilaksanakan di tempat masing-masing serta menghormati aturan yang berlaku;
d. Masing-masing menyadari bahwa ajaran agama Hindu merupakan ajaran suci dan sarat makna, karena itu wajib menghargai perbedaan persepsi dan tafsir yang dilaksanakan oleh masing-masing kelompok / sampradaya dengan tidak saling mencela satu dengan yang lain.
Penutup
Untuk Ngarayana, makanya anda jangan jadi orang paling pinter dan sok suci. selama borok anda belum sembuh jangan mencela borok orang lain. itu menendakan begitu rendahnya jiwa anda karena tidak menerapkan ajaran Cinta kasih. perbanyaklah semedhi.
@ Hare Krisna
Terimakasih atas comment dan sarannya saudara “Hare Krisna” (pengikut Hare Krisna atau hanya mengatasnamakan Hare Krisna? 🙂 )
Memang benar bahwasanya kita sangat mudah melihat keburukan orang tapi lupa dengan keburukan sendiri. Kalau boleh tahu, apakah ada pernyataan saya yang menyatakan bahwa diri saya sok suci dan paling baik? Karena menyadari bahwasanya saya masih sedang belajar dan mencoba menapak jalan dharma, makanya dalam “About me” saya sampaikan bahwa apa yang saya tulis merupakan perpanjangan dari apa yang saya dengarkan dan saya baca selama ini dan kalau ada kesalahan memang karena ignorance saya sebagai manusia yang masih sangat rendah. Kalau saudara “Hare Krisna” merasa bahwa ada yang saya sampaikan menyinggung atau kurang berkenan, mohon diluruskan. Sebagaimana sudah sering saya sampaikan ke semua teman-teman peserta diskusi bahwasanya apapun yang di posting di sini tidak saya moderator. Semuanya bebas memposting apa saja asal masih dalam lingkup diskusi dan tidak mencantumkan link-link porno. Saya hanya memoderated comment yang dianggap sebagai spam. Jadi monggo lanjutkan dan kritisi apa yang saya sampaikan ya saudara.
Lalu melihat arah penjelasan comment anda dengan korelasi artikel yang saya sampikan, kok sepertinya tidak ada pertentangan. Dalam artikel ini saya menuliskan dengan menarik kesimpulan bahwa “tidak ada formula dalam ajaran Hindu yang bisa menyesatkan sampradaya / aliran apapun…” dalam comment andapun mengatakan hal yang sama. Lalu masalahnya dimana saudara? Mohon arahannya agar saya bisa memperbaiki diri jika memang saya melakukan kesalahan dalam penulisan artikel ini.
Salam,-
@Ngarayana
Saya sebenarnya sudah baca tulisan ini sejak lama, dan kalau tdk salah pernah juga dimuat di majalah kan? sebenarnya saya ingin komentar saat itu juga, tapi ah lebih baik melengkapi pustaka2 saya dulu biar pesan yang ingin saya sampaikan bener&lengkap. Setelah sudah saya kumpulkan info yg dibutuhkan, eh saya malah lupa. sering sekali begitu.
Anda
“Mungkin baru kasus itulah yang merupakan kasus satu-satunya di dunia dimana sebuah aliran Hindu dikatakan sesat”
Saya
Anda tidak sendiri, ini juga bukan hal yang baru seperti kata saudara “Hare Krishna”. Ada banyak kasus seperti ini bahkan termasuk saya pernah mengalami sendiri.
Di India
Sejak pertama Indira Gandhi menjabat(1966), ia sudah menyatakan sebagian besar sekte/aliran/ashram sebagai sesat dan harus dibubarkan. Bukanlah sekedar sekte2 biasa, tetapi sekte2 besar.
Salah satu saya ambil contoh adalah ‘Ananda Marga’:
Ananda marga dicekal ketika aliran tsb sedang dalam perkembangannya yang pesat, bahkan beberapa aggotanya menjadi tokoh penting di pemerintah. Tetapi tetap saja aliran ini harus menjalani masa yang tak enak itu. Pemerintah yang tak senang melihat para “Margi”(pengikut Ananda Marga) melakukan banyak kegiatan sosial spt memberi makanan dan rumah bagi kaum miskin, mulai menunjukkan aksi semakin anarkis sejak 1967, dimana 5 rahib terbunuh. Tidak cukup sampai disana, pemerintah mengerahkan intelejen dari CBI(CIA atau BIN-nya india) dan aparat2 polisi yg korup untuk merencanakan pembunuhan Pendiri/Guru Ananda Marga yaitu Shri Shri Ananda Murti-ji(Baba). pertama Baba dituduh atas pembunuhan yang tidak mungkin dilakukan. Korban tidak diketahui karena mayatnya dipotong2(mutilasi) dan disayat secara mengerikan. Tanpa penelitian lebih lanjut Baba langsung dijebloskan ke penjara. Di penjara Baba dicoba dibunuh berkali2 untung tidak ada yang berhasil. Karena terusnya upaya2 itu dilakukan tapi polisi diam saja, Baba protes dengan mogok makan dan hanya mengkonsumsi cairan saja hingga akhirnya Ia dibebaskan pd th 1978. Selama beliau dipenjara, para margi terpecah belah menyelamatkan diri, mereka harus terus lari. Tidak seperti di Indonesia, disana pengikut2 sekte2 itu diburu habis2an sehingga mereka terpaksa berpindah2 bersembunyi ke hutan2 atau ke gunung himalaya. Setelah Baba dibebaskan dan tak terbukti bersalah (setelah 7thn!) ananda marga dibentuk lagi, namun teror dari pemerintah tidak pernah usai.
Pada 1 mei 1982 17 orang margi (pria dan wanita) dibantai secara keji di asram kalkuta. Seorang margi diculik dan diancam untuk membuat pengakuan palsu. Tetapi karena ia terus menolak ia akhirnya mati karena terus dipukuli di penjara.
Semakin tekanan itu dilakukan, semakin pesat perkembangan yang dihasilkan oleh ananda marga. Ananda marga telah membangun berbagai fasilitas gratis bagi rakyat miskin spt: pemukiman,RS,sawah,dll. Hal itu semakin membuat resah para komunis di pemerintahan. mereka menyerang dan merusak tidak hanya fasilitas2 itu tetapi asram pusat ananda marga. itu dilakukan hampir setiap hari. cerita seorang margi yang menjadi saksi, katanya tiap hari preman2 masuk ke asram merusak dan mengancam orang2.
Ilmuan pertanian terkemuka di ananda marga, Dada Asiimananda terbunuh bersama empat orang lain saat bekerja di ladang yang diperuntukkan bagi swadaya rakyat miskin.
ketika Baba meninggal pada 21 oktober 1990, mendadak semua gangguan itu berakhir.
Di Bali tidak jauh berbeda dengan di india
Tanpa menyebutkan sekte apa saja, tetapi hampir semua sekte2 baru/dari luar mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Sekarang ini bukan apa2 dulu pada saat isu PKI lagi hangat dan sepanjang masa orde baru,pokonya setiap mengundang umat untuk sembahyang/hal lain, beberapa saat kemudian truk2 berisi tentara bersenjata lengkap bakal dateng merangsek acara yg sedang berlangsung. Itulah yang juga terjadi pada perguruan yang saya ikuti. penggunjingan, hingga penculikan dan interogasi sudah pernah kami alami. Kadang sekarang2 ada juga sedikit hal spt itu, disana saya dapat kesempatan menyaksikan (dan mengalami) langsung seperti cerita2 dari tetua2 saya. di daerah saya banyak juga aliran2 lain, semua mengalami hal2 yang sama. Tetapi untunglah dengan kebijaksanaan dari Guru kami, tidak pernah jatuh korban dari kelompok kami. Syukurlah, dan semoga tidak akan pernah.
Nah, saudara Ngara, anda tidak sendiri kan? dan jangan juga menganggap anda paling menderita dan paling ditindas. Banyak yang lebih parah dari yang anda alami.
(tambahan)
Guru Ananda Marga Shri Shri Anandamurti dijebloskan ke penjara karena pembunuhan 4 orang yang mayatnya disayat2 hingga tidak dapat dikenali, bahkan tak dapat disimpulkan apakah pria/wanita. Ketika dijemput oleh polisi beliau diberi waktu untuk mengemas pakaian, tapi beliau berkata “tidak perlu, aku sudah berkemas. aku telah menunggu kalian dari tadi”
Percobaan pembunuhan terhadap Baba (Shri Shri Anandamurti) selama di penjara sempat berhasil(hampir). Ketika seorang dokter yang disuap memberikan beliau obat palsu dengan kadar racun mematikan sehingga membuat beliau lumpuh dan buta selama beberapa waktu. setelah itulah protes dengan tidak makan makanan dilakukan oleh beliau. kerusakan mata oleh racun itu terus berlanjut hingga akhir hayat beliau. pernah dilakukan operasi, tapi gagal, dan malah membuatNya benar2 buta di salah satu matanya.
Shri Shri Anandamurti adalah Guru yang menjalankan grehastha (menikah)
@ Sutha
Thanks masukannya saudara Sutha… Iya, saya juga pernah membaca kasus salah satu aliran Tantra yang sempat dilarang pada awal-awal kemerdekaan India. Berarti memang sangat banyak aliran Hindu yang pernah dinyatakan sesat oleh orang Hindu sendiri. Saya secara pribadi sangat menyayangkan kejadian itu. Bagi saya, selama mereka melakukan pondasi dasar Dharma, meski mereka mengikuti aliran apapun tidak bisa kita katakan sesat. Masalah debat dan diskusi seperti yang terjadi di web ini adalah hal biasa dalam usaha kita berevolusi secara spiritual. Tetapi sama sekali kita tidak boleh menyesatkan… tapi kalau mereka mengaku Hindu, tapi sibuk sangbung ayam, mabuk-mabukan, bersifat iri, dengki, suka membunuh dan sebagainya meski mereka mengaku pengikut ajaran Veda yang sattvik… maka kita boleh bilang mereka Hindu yang sesat.. he..he..he.
@Kidz and all
Kalaupun dalam forum ini ada guyonan dibilang sesat, tapi kalau kita ketemu tidak akan berantem dan saling jotos kok bli… apa lagi ditangkep kayak kasus-kasus yang sudah ada… he..he..he..
Semoga kita semua bisa mengasah kemampuan diskusi dan debat dengan cara elegan di forum ini ya teman-teman
Salam,-
@Sutha
@Ngarayana
saya jg merasa ‘ditindas’ dan ‘menderita’ stelah diskusi dengan putratridharma. saya dibilang sesat. ya benar anda tidak sendirian.(ikut-ikutan aja nih ga tau apa2…) 😀
Salam,-
@Kidz
he he he he……. Berapa kali saya bilang anda sesat? Bagaimana nada (keseriusan) kalimat saya? Nggaklah Bung Kidz. Itu hanya sebagai pewarna wacana aja. Kalau bicara mengenai sesat atau tidak sesat, mungkin saya pribadilah yang masih sesat. Sesat karena belum mampu menjalani jalan yang benar. Sudah ada jalan yang mulus dan lurus, saya masih sering menempuh jalan yang berbahaya dan tidak jelas arahnya karena ego palsu. Saya kadang2 merasa diri hebat. Inilah sesat yang sebenarnya.
Salam kasih….