Akhir-akhir ini sejumlah “influencer” menyebarkan berita di media sosial dengan menyebutkan pengikut Hare Krishna yang berada dalam garis perguruan (parampara) Brahma Gaudya Vaisnava tidak mempercayai adanya panca sradha yang umum ditanamkan sebagai dasar keyakinan Hindu di Indonesia dan di Bali khususnya. Lalu benarkah desas-desus tersebut? Benarkah para bhakta Vaisnava tidak percaya Panca Srada? Mari kita ambil berapa petikan slokanya satu demi satu yang menegaskan keyakinan pada Panca Sradha.Percaya pada adanya Tuhan
Dalam Bahagavata Purana 1.2.11 dikatakan “vadanti tat tattva vidas tattvam yaj jnanam advayam brahmeti paramatmeti bhagavan iti sabdyate, para rohaniawan terpelajar mengenali Beliau yang mutlak sebagai Brahman (yang tidak bersifat pribadi), Paramaatman (dia yang ada di mana-mana dan bersemayam dalam hati setiap insan) dan Bhagavan (kepribadian Tuhan Yang Maha Esa yang bersifat pribadi). Jadi dari sini para Vaisnava memahami bahwa Tuhan itu lengkap.. tidak hanya aspek tanpa wujud yang umum dipahami beberapa filsuf, tetapi lengkap bagaikan pemahaman akan Matahari yang tidak akan lengkap tanpa adanya wujud bola matahari, sinarnya yang tanpa wujud dan “wujud pribadi” yang menyebar ke mana-mana yang disebut foton cahaya.

Percaya pada adanya Atman

Bhagavad Gita 2.17 menyebutkan “vināśi tu tad viddhi yena sarvam idaṁ tatam vināśam avyayasyāsya na kaścit kartum arhati,dia yang memberi hidup pada tubuh, dialah atma yang tidak dapat dihancurkan”

Konsep karmaphala

Sri Krishna berkata dalam banyak sloka Bhagavad gita; “yahnarthat karmanah, lakukan kerja itu untukKu sebagai yajna. Anyatra loko’ yam karma bandhanah, jika tidak, kerja itu hanya akan mengikat kamu di dunia fana ini (Bg. 3.9). mayi sarvani karmani, lakukan semua kerja itu untukKu (Bg. 3.30). Mat karma krn, lakukan kerja itu untukKu (Bg. 11.55). Mad-artham api karmani, laksanakan kerja itu dengan Aku sebagai tujuannya (Bg. 12.10)”.

Punarbhava atau reinkarnasi

Bhagavad gita 2.13 menyebutkan ” dehino ’smin yathā dehe kaumāraṁ yauvanaṁ jarā tathā dehāntara-prāptir dhīras tatra na muhyati, Setelah memakai badan ini dari masa kecil hingga muda dan tua, demikian jiwa berpindah ke badan lain, ia yang budiman tidak akan tergoyahkan.

Konsep moksa

Bhagavata Purana bahkan menjelaskan konsep moksa yang lengkap dengan menyebutkan alokya-sarsti-samipya-sarupyaikatvam apy utadiyamanam na grhnantivina mat-sevanam janah, Seorang penyembah murni tidak ingin menerima Moksa jenis apapun, Salokya (tinggal diplanet yang sama dengan Tuhan), Sarsti (Memperoleh kemewahan yang sama dengan kemewahan Tuhan), samipya (menjadi rekan pribadi Tuhan), sarupya (mendapat ciri badan yang sama dengan Tuhan), atau ekatva (Jivanmukti, menyatu dengan cahaya Brahman), walaupun semua hal tersebut ditawarkan oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.(Bhagavata Purana 3.29.13)

Jadi, apa dasar mereka yang menuduh para bhakta Vaisnava umumnya dan yang ada dalam garis perguruan Brahma Gaudya Sampradaya yang di Indonesia umum disebut Hare Krishna tidak meyakini Panca Sradha? Konsep keyakinan Vaisnava seperti yang sebagian kecil diulas dalam Bhagavad Gita bahkan lebih lengkap dengan adanya keyakinan akan prakrti (bisa di baca salah satunya di sini) dan sang kala yang salah satunya di sini.

Translate »