Petugas sosial AS, JILL CARROLL yang bertugas di Irak disandra oleh kelompok separatis dan memaksanya masuk Islam atau mati.
“Saya mulai menangis secara histeris. Saya sudah disandera oleh orang-orang Ā Irak militan selama 6 minggu. Mereka berikan saya hijab baru dan nama baru (Aisha) dan mencoba mengajak saya masuk Islam. Semakin saya membiarkan mereka mengajar saya, semakin besar harapan mereka saya akan masuk Islam. Setelah beberapa minggu, mereka selalu bertanya, “Mengapa kau belum juga masuk Islam ? Mereka selalu mengatakan bahwa mereka tidak mau memaksa saya tetapi lalu bertanya2 mengapa saya belum juga masuk Islam. Um Ali mengatakan bahwa ia akan marah kalau saya tidak masuk Islam, mengingat ia menghabiskan begitu banyak waktu mengajar saya.” (http://hotair.com/archives/2006/09/02/video-al-qaeda-tells-us-to-convert-or-die/)
Penjajahan sammudra yang dilakukan oleh Ā Colombus juga meninggalkan tragedi pahit dimana setiap dia menginjakan kakinya di negeri asing, ia menancapkan Salib. Membuat deklarasi yang diperlukan -Requerimento- untuk mengklaim tanah bagi pemimpin katoliknya di spanyol. Deklarasi itu berbunyi sebagai berikut:
“I certify to you that, with the help of God, we shall powerfully enter your country and shall make war against you..And shall subject you to the yoke and obedience of the church..and shall do you all mischief that we can, as to the vassals who do not obey and refuse to receive their lord and resist and contradict himā (D.Stannard, American Holocaust, Oxford University Press 1992, P.66)
Kepala suku Hatuey melarikan diri beserta orang-orangnya tetapi berhasil ditangkap dan dibakar hidup-hidup. Ketika dia sedang diikat di kayu, Pastor Fransiscan mendesaknya untuk mengakui Yesus sehingga jiwanya dapat pergi ke ‘Sorga” dari pada ke neraka. Hatuey menjawab bahwa jika sorga itu adalah tempat bagi orang-orang Kristen maka dia lebih memilih pergi ke neraka.. (D.Stannard, American Holocaust, Oxford University Press 1992, P.70) Apa yang terjadi pada Indian suku Arawak itu dilukiskan oleh saksi mata:
“The Spaniards found pleasure in inventing all kinds of odd cruelties..They built a long gibbet, long enough for the toes to touch the ground to prevent strangling, and hanged thirteen [natives] at a time in honor of Christ Our Saviour and the twelve Apostles…then, straw was wrapped around their torn bodies and they were burned alive.” [D.Stannard, American Holocaust, Oxford University Press 1992, P.72]
Or, on another occasion: “The Spaniards cut off the arm of one, the leg or hip of another, and from some their heads at one stroke, like butchers cutting up beef and mutton for market. Six hundred, including the cacique, were thus slain like brute beasts..Vasco [de Balboa] ordered forty of them to be torn to pieces by dogs.” [D.Stannard, American Holocaust, Oxford University Press 1992,P.83]
The “island’s population of about eight million people at the time of Columbus’s arrival in 1492 already had declined by a third to a half before the year 1496 was out.” Eventually all the island’s natives were exterminated, so the Spaniards were “forced” to import slaves from other caribbean islands, who soon suffered the same fate. Thus “the Caribbean’s millions of native people [were] thereby effectively liquidated in barely a quarter of a century”.[D.Stannard, American Holocaust, Oxford University Press 1992, P.72-73]
“In less than the normal lifetime of a single human being, an entire culture of millions of people, thousands of years resident in their homeland, had been exterminated.” [D.Stannard, American Holocaust, Oxford University Press 1992, P.75]
Dua contoh di atas hanyalah sekelumit kasus-kasus pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan Tuhan. Adalah hal yang sangat ironis dimana Tuhan digambarkan sebagai sosok yang Maha Kuasa masih tetap memerlukan pembelaan dari para pejuang dan prajurit Tuhan. Apakah Tuhan perlu dibela? Ataukah Tuhan mereka tidak bener-benar Maha Kuasa sehingga memerlukan pembelaan?
Menurut beberapa sumber, dalam kitab suci agama-agama Abrahamik, pada kenyataannya memang terdapat dualitas dalam memandang perintah-perintah pembelaan terhadap Tuhan ini. Di satu sisi Tuhan digambarkan sebagai sosok yang kasih dan maha penyayang terhadap semua mahluk. Tetapi di sisi lain digambarkan sebagai Tuhan pencemburu dan dengan berbagai perintah-perintahnya yang harus dituruti. Mungkinkah hal ini yang menelorkan kaum moderat dan kaum radikal?
Celakanya, pembenaran perang yang kerap terjadi dalam rumpun agama Abrahamik sering kali dikaitkan dengan perintah Sri Krishna kepada Arjuna untuk bertempur melawan Korawa sebagaimana tersirat dalam Bhagavad Gita. Sehingga sering kali penganut agama Abrahamik menjadikan Bhagavad Gita sebagai tameng pembenaran tindakan mereka dan menjadikan senjata yang mengatakan bahwa Hindu mengajarkan perang.
Benarkan Sri Krishna mengajarkan perang?
Sebagaimana diceritakan dalam kitab suci Mahabharata, Korawa yang dipimpin oleh Duryodana sangat ingin menduduki singgasana kerajaan meskipun dia tahu bahwa dalam tradisi keluarga Bharata yang berhak menduduki singgasana dan sebagai raja adalah putra tertua. Sehingga dengan segala tipu muslihatnya dia berusaha melenyapkan putra tertua Bharata, Yudistira beserta empat pandawa yang lain. Segala usaha liciknya yang didalangi oleh pamannya, Sankuni yang merupakan saudara dari ibunya, Gandari tidak pernah berhasil melenyapkan Pandawa.
Sehingga melihat perebutan kekuasaan antara pihak Korawa dan Pandawa, Bhisma sebagai tetua kerajaan memutuskan untuk membagi Astina Pura menjadi 2 bagian untuk menghindari perang saudara. Namun setelah beberapa waktu berselang, sikap lalim dan tamak pihak Korawa untuk memiliki seluruh kerajaan ternyata tidak juga pudar. Lewat tipu muslihat permainan dadu, Korawa berhasil mempermalukan Drupadi, menantu kerajaan yang seharusnya di hormati di depan para tetua dan guru kerajaan. Bahkan mereka berhasil memperdaya Pandawa untuk menyerahkan seluruh kerajaannya dan menjalani pembuangan ke hutan selama beberapa warsa.
Sampai akhirnya tiba saat Pandawa kembali dan mengambil kembali haknya atas kerajaannya, ternyata pihak Korawa ingkar janji dan sama sekali tidak mau memberikan kerajaan yang merupakan hak Pandawa.
Sampai akhirnya Sri Krishna sendiri datang ke Astina Pura sebagai Dharma Duta pihak Pandawa untuk mendamaikan perselisihan ini. Demi menghindari peperangan, Krishna dan pihak Pandawa bahkan tidak menginginkan kerajaan mereka kembali utuh, tetapi hanya meminta 5 desa saja untuk ke-5 Pandawa mengingat mereka dididik sebagai kesatria/pemimpin, sehingga kewajiban mereka adalah memimpin.
Namun apa yang terjadi? Pihak Korawa dengan congkaknya bersikeras tidak akan memberikan sejengkal tanahpun kepada pihak Pandawa. Seluruh jalan damai sudah dilakukan, tapi tetap tidak ada penyelesaian masalah dan malahan kejahatan/Adharma merajarela. Sehingga mau tidak mau maka jalan terakhir adalah perang.
Jadi, tidaklah benar bahwasanya perang Bharata Yuda yang diceritakan dalam Mahabharata adalah sejenis dengan perang Jihad atau misi Gospel-nya kolombus. Perang Bharata Yuda bukan karena faktor Agama, keyakinan atau karena berbeda asumsi prihal Tuhan, tetapi prihal sikap, yaitu kebenaran (Dharma) melawan kejahatan (Adharma).
Pada Bab 1 Bhagavad Gita dikisahkan bahwa tentara-tentara kedua belah pihak sudah saling berhadapan dan siap siaga bertempur. Arjuna, sebagai seorang kesatria yang gagah perkasa melihat sanak keluarga, guru-guru dan kawan-kawannya dalam tentara-tentara kedua belah pihak siap untuk bertempur dan mengorbankan nyawanya. Arjuna tergugah kenestapaan dan rasa kasih sayang sehingga kekuatannya menjadi lemah, pikirannya bingung dan dia tidak dapat bertabah hati untuk bertempur. Bahkan terbesit niat Arjuna untuk mundur dan menjadi seorang petapa dan bahkan seorang pengemis dari pada harus membunuh keluarga, guru dan saudara-saudaranya sendiri meskipun mereka ada di pihak yang salah. āarjuna uvƤca kathaĆ bhƩƱmam ahaĆ saƬkhye droĆ«aĆ ca madhusĆ¼dana iƱubhiĆ¹ pratiyotsyƤmi pĆ¼jƤrhƤv ari-sĆ¼dana, O pembunuh musuh, O pembunuh Madhu, bagaimana hamba dapat membalas serangan orang seperti kakek Bhisma dan Guru Drona dengan panah pada medan perang, padahal seharusnya saya menyembah mereka?ā (Bhagavad Gita 2.4).
Memulai penjelasan prihal esensi sang Atman, dalamĀ Bhagavad Gita 2.11, Sri Krishna mensentil Arjuna dengan bersabda; āaƧocyƤn anvaƧocas tvaĆ prajĆÆƤ-vƤdĆ¤Ć Ć§ ca bhƤƱase gatƤsĆ¼n agatƤsĆ¼Ć Ć§ ca nƤnuƧocanti paĆ«Ć²itĆ¤Ć¹, sambil berbicara dengan cara yang pandai engkau menyesalkan susuatu yang tidak patut disesalkan. Orang bijaksana tidak pernah menyesal, baik untuk yang masih hidup maupun untuk yang sudah meninggal. Pada sloka berikutnya Krishna menjelaskan sifat-sifat Atman yang kekal dan yang dikatakan mati pada dasarnya hanyalah badan material ini. Sehingga tidaklah tepat larut dalam kesedihan karena suatu kematian, karena pada dasarnya Jiva seseorang akan tetap hidup dan mengembara untuk mendapatkan badan baru.
Dalam Bhagavad Gita 3.8 Sri Krishna juga mengingatkan Arjuna prihal tugas dan kewajibannya; āniyataĆ kuru karma tvaĆ karma jyƤyo hy akarmaĆ«aĆ¹, Lakukan tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan, sebab melakukan hal demikian lebih baik dari pada tidak bekerja. Arjuna sebagai seorang ksatria tugasnya memang adalah bela negara, menghukum dan bahkan membunuh orang-orang jahat (Adharma). Jadi siapapun yang mengancam kedudukan Dharma dan membuat onar harus ditindak, tidak perduli mereka adalah sanak saudara, bahkan pasangan kita sendiri. Dengan berpaling dari tugas kewajiban dan melanggar tugas yang kita emban dan melakukan tindakan kolusi dan nepotisme, maka kita sudah memupuk dosa dan terjerat dalam perangkap Adharma.
Demikian juga dalam wejangan-wejangan Sri Krishna dalam sloka-sloka selanjutnya mengarahkan agar Arjuna mengambil busur dan senjatanya agar dapat mati terhormat membela Dharma sebagai risiko profesinya atau akan mendapat kejayaan karena berhasil mengalahkan Adharma.
Jadi dalam kitab Bhagavad Gita ini tidak benar Krishna memerintahkan Arjuna untuk berperang demi membela Tuhan. Menjadikan Arjuna prajurit Tuhan sebagaimana yang dikumandangkan oleh oknum-oknum tertentu dewasa ini. Tuhan orang Hindu tidak perlu di bela karena Beliau Maha Kuasa, tetapi tugas setiap umat Hindu adalah bekerja dan melakukan tugas kewajibannya sebaik-baiknya berdasarkan prinsip-prinsip Dharma dan tidak ada alasan berpaling dari tugas kewajiban tersebut meski yang dilakukan akan merugikan dan menyakitkan bagi sanak keluarga kita sendiri karena mereka menyimpang dari koridor Dharma.
Proud to be Hindu! We have the greatest filosophy from olderst manuskrips in the world.
Dlam bharata yudha,hal yg pling tyang suka saat pngajaran bhagavad gita,dan saat yudistira meminta izin dan doa restu kpd klwrgnya untuk membunuh mereka,salut pada mhbharata
best regard to Bhagavan Krisna Dvipayana Vyasa Deva..
thanks artikelnya.
wah harus baca gita lagi ni kita.
hb
Are you a professional journalist? You write very well.
artikel yang bagus,mas ngara mengutip contoh islam dan kristen, padahal pada dasarnya tiada agama yang sungguh-sungguh bersih begitu juga hindu seperti artikel yang lalu saya pernah komentar tentang asmaweda yakni upakara perluasan wilayah dengan melepaskan kuda dan siapa yang menghalangi kuda tersebut harus diperangi tentu ini adalah ambisi politik raja-raja hindu “merampok” tanah-tanah raja hindu yang lain dan rakyat yang dikalahkan cenderung menjadi budak belian tentu saja ini direstui oleh kaum brahmana karena yang mengadakan asmaweda adalah kaum brahmana,begitu juga di india penghancuran masjid babri ayodya oleh ekstrimis hindu tidak lepas dari semangat fundamental, dan uniknya lagi muncul juga partai radikal hindu di india bharatiya janata party dengan slogan satu negara satu agama yang mirip gerakan partai keadilan sejahtera di indo yang membawa syariat islam menjadi faham resmi negara jadi di hindu sendiri ada faham fundamental dan ekstrim dan ini menjadi pekerjaan rumah bersama semua umat beragama tidak ada yang lebih baik sama-sama bernoda
@soony
ya,mmang benar yg anda katakan..tapi fundamentalis dlm hindu muncul semata mata karena adanya kterdesakan,mngkin anda prnh baca bgaimana ‘ganasnya’ kaum abrahamic mlakukan convert agama terhdap kaum hindu maupun budha,,bca sjarah pembantaian kaum hindu di india yg mnewaskan sdktny 80 juta orang hindu maupun budha,dan msjid babri yg anda blang,dlunya adalah kuil besar tmpat pmujaan Rama deva,yg d ratakan dgn tanah dan dgnti dgn msjid oleh pnjajah barbarian,sjarah inilah yg menjadi alasan mnculnya kaum fundamentalis hindu.
Di Bali sndiri,sampai skrang msh ad upaya convert,trutma oleh kristen,klo smpt bca mdia Hindu,dsana d bhas ad tmpt ibdh kristen sperti plinggih hindu di atasnya ada salib,ini sudah menginjak injak harga diri agama hindu namanya,,kami orang Hindu ga btuh umat yg bnyak,biarkan mreka dgn ksadaranya,dgn hati yg trbuka mmplajari apa itu agama hindu,,kami hanya bth di hargai,walaupun cuma secuil..
Suksma..OSSSO
Yup,benar sekali yg di katakan oleh saudara gunk…qt umat hindu sudah cukup sabar dalam hal ini,di bali,agama islam pun kami anggap saudara dgn menyebut mereka nyame selam,mesjid di bali berdiri dgn bebasnya tanpa ada yg mengusiknya,tapi apa yg di dapat?!!bali tercinta ini mnangis karena di bom,kami terima kjadian itu dgn lapang,di luar bali,terutama di lombok bnyak pura kami di ratakan dgn tanah,di sbut kafir,pnymbh berhala DLL DLL…pmerintah indonesia hanya bisa diam saja ga mampu brbuat bnyak,mngkn krena umt hindu kini adlah minoritas di indonesia,,ksabaran kami tentu masih ada btasnya,semangat puputan masih tertanam di hati kami!!!!!!!!!!OM SHANTIH OM
benarkah cerita mahabharata itu nyata? ataukah hanya simbolik dari perjuangan kita di bhuana agung ini?
panca pandawa merupakan simbol dari diri kita beserta catur sanak kita melawan hawa nafsu yg jumlahnya lebih banyak dari 100 kurawa.
begitulah manusia dgn segala keterbatasannya harus selalu bercermin ke bhuana agung, karena sulitnya memahami bhuana alit-nya.
I liked it. So much useful material. I read with great interest.
@Ketut
mahabharata mrupakan ksah nyata,yg bnar2 pernah terjadi,silahkan search di google tentang fakta ilmiah mahabharata,kota pninggalan sri krisna saja sdah dtmukan puing2nya di laut gujarat,persis sesuai tmpat dmana kota dwaraka di tnggelamkan,dan tmpat2 sprt bkas krjaan hastina,pdang kurusetra,tmpat trunny bhagavad gita,sumus bkas drupadi mencuci rambutny dgn darah dursasana,msh dpt di temui di tanah bharata(india)..
Dan Ramayana sendiri,jembatan yg dibuat betara rama sdah di ktmukan,silahkan search rama bridge/adam bridge,jd ksimpulannya,baik ramayana maupun mahabharata bukan skdar mitology tapi ksah nyata!!!!!..suksma
@Ketut,
Kalau Mahabaratha hanya sebuah dongeng, saya lebih memilih membuang Kitab Suci Bhagawadgita daripada harus berhayal mencari hakekat kebenaran sejati. Memilih jalan kebenaran dengan berandai-andai dari sebuah cerita fiksi/hayalan/kiasan dan atau interpretasi dari orang yang tidak valid, mungkin harus dipertanyakan ke-Hinduan kita.
Suksma,
@Temen2 Hindu sinamian
sory OOT dkt,mengenai pelecehan agama hindu,mungkn ada tmen2 Hindu yg smpat nntn acr d trans tv bru2 ini yg mlecehkan agama hindu..sngat disayangkan,knapa tdk ad seorang pun lembaga maupun umat Hindu yang mengeluarkan pernyataan,jelas2 sudah melecehkan agama Hindu dan dpt dipidanakan!!mari qt sama2 bngkit..jngan terpaku diam sja mlihat martabat agama qt diinjak-injak, suksma!!!!!!!!!
agama lagit dan bumi memang takl akan bisa ketemu,……..karena tuhan mereka saling berebut pengikut. kriteria tuhanku adalah 1. harus sombong (tidak butuh disembah) 2.pengasih dan penyayang dgn ciri yng menyembah dan yang tidak menyembah kepadanya tetap diberi makan/hak hidup…. itu aja kriteria pilihan konsep tuhan menurut saya….. soal pemeluk agama di setiap agama ada yang keblingger itu pasti, karena pembawa agamanya sdh tdk ada. Kenapa timbul konflik karena tokoh/pemimpin agama sekarang (apapun agamanya) hanya mementingkan diri sendiri dan golongannya. Dunia memang dah tua….yang benar pasti menang….siapa itu yang bisa menahan diri….
@rosa
anda suka bnget y mgtkan agama lngit agama bumi,memank yg lo mksd agama bumi siapa??
Ya Hindu dan Buddha memank agama bumi,krena agama tersebut di turunkan oleh Tuhan di bumi ini,lbh tpatnya agama lngit yg trun kebumi..
Hindu dan Budha ga pernah mencari pengikut seperti kaum agama lngit trutama kristen dan islam yg mngtakan klo ikt agama mreka mka akan terselamatkan (DIKOTOMI GA TAHU DIRI)
Tuhan agama Hindu ga perlu dibela,krena bliau maha kuasa,dbndingkan islam yg Tuhanny msh perlu dibela (amrozy dkk mnytkan ataz perinth allah),islam menyatakan kafir sbg nazis,calon penghuni neraka,darahnya halal,babi sma anjing haram,tpi bda sma Tuhan Hindu,Tuhan Hindu menytakan sbliknya,vasudhaiva khutumbakam yg artiny semua mahluk hdup adalah saudara,allah islam menyatakan tiada Tuhan selain allah,bda 360derajat sma Tuhan Hindu yg mnytakan ekam sat viprah bahuda vadhanti,yg artinya kbenaran itu hanya stu,tpi orang bijak menyebutny dgn berbagai nama,ga egois kan tuhan hindu ma allah islam(klo benar Tuhan Hindu ma islam bda lo?!)dan msh bnyak lgi..dll
om shantih om
@Rosa
sya quote tlisan anda yg terakhr,kebenaran pasti menang,di hindu dikenal Satyam Eva Jayate yg artiny sama,trus di agama yg ktanya agama langit,yg ktanya paling sempurna adakah ayat yg menyatakan seperti yg telah saya sebutkan diatas??slahkan tuliskan ayat dan pengertiannya!!
konversi atau mati…
kesan ny tuhan bg umat islam & kristen itu tuhan yg haus darah
seandainya mereka mau berpikir jernih…sbenarnya yg mereka lakukan itu bertentangan dengan nilai2 kemanusiaan
maklum lah ini kan Jaman Kali (kali hyuga) bnyk org yg mudah diperbudak oleh nafsu termasuk nafsu untuk membunuh
bro,
menarik tulisan2 d web ini.sungguh membuka wawasan n menepis ketidakmengertian para penganut agama rumpun timur tengah thp hindu.
tulisan ini akan mjd lbh menarik jika disertai dg kisah kerajaan2 hindu baik d indonesia maupun d india. kisah kehidupan masy dlm kekuasaan monarki hindu nepal patutlah disimak.
kisah ttg agama yg diformalkan pernah dituliskan oleh taslima nasrin dg judul “lajja”.reviewnya sy tulis d sini http://igen-arya.blogspot.com/2007/06/resensi-lajja.html
maju terus duta viveka
banyak umat muslim beralasan gini; dengan pemboman gedung WTC dan teror di mana2 menyebabkan banyak kafir2 di amerika dan eropa masuk islam… makanya teror perlu dilanjutkan… gila…
saya sendiri sebagai muslim tak pernah setuju dengan kekerasan dan ketidakmanusiawian lainnya walaupun hal itu diperintah tuhan… bagi saya berbuat baik adalah tuntutan kemanusiaan tak perlu perintah tuhan, beribadah pun jangan sampai mengganggu orang lain…
Hmmm…lagi-lagi Artikel Anda ingin memojokkan agama Islam.
Dalam setiap agama ada saja kelompok2 radikal/ekstrim.
Sangat tidak rasional bila menjadikan kelompok2 radikal atau ekstrim tersebut untuk menggambarkan agama yang dianutnya.
Anda ingin melihat Islam sesungguhnya janganlah melihat para radikal/ekstrimis..
Misalnya sebuah penjara isinya semua orang Islam, apakah boleh kita mengatakan agama Islam itu jelek, tuh liat saja isi penjara tsb orang islam semua..
Hahahhahaha…keliru bila Anda menilai suatu agama dari sebagian kecil orangnya. Orang2 yang radikal hanyalah orang yang salah memahami agamanya, ilmu agamanya minim sehingga salah tafsir. LIhat apakah Ada Ulama agama Islam yang menjadi kelompok radikal tukang bom sembarangan?
Dalam Islam tidak ada paksaan dalam beragama.
“Tidak ada paksaan untuk agama ; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 256).
@ krisna devote:
di bali juga ada………
dalam babad bali (maaf kalau salah) dikatakan bahwa gunung semeru(jawa) dan agung merupakan penggalan puncak gunung mahameru yg diterbangkan ke nusantara. kalau saya lebih menganggap bahwa dahulu kala mngkin ada seorang rsi yg sangat agung mengutus muridnya ke nusantara untuk menyebarkan ajaran dharma sehingga kehidupan masyarakat nusantara (di bali khususnya) lebih tertata, yg kemudian menetap di kedua gunung tersebut. š lebih gampang dicerna bukan?
@subudi:
ups….belum2 anda sudah menghakimi. siapa yg berhak menyebut ini valid dan itu tidak valid? parisadha? MUI? wali gereja? atau anda sendiri?
saya tidak perduli apakah dengan ini saya dikatakan bukan hindu, apalah artinya sebuah nama. kungkungan nama agama membuat kita mengkerdilkan tuhan secara tidak langsung.
contoh: kita bersekolah untuk menuntut ilmu, akan tetapi mengapa harus berseragam? upacara tiap senin, harus pada jam ini-itu? bukankah kata orang belajar bisa dimana saja?
tetapi, demi kesopanan dan etika, kita tentunya wajib untuk menghormati budaya yg telah berlangsung. š
@ skeptis:
maaf bro….berulang2 kali sdr. ngarayana sudah menjelaskan bahwa salah satu tujuan dari web ini adalah untuk meluruskan pandangan org non hindu terhadap ajaran hindu. ketika salah satu tulisan sdr. ngarayana kurang berkenan, (mohon maaf) saya kira itu sekedar resistensi terhadap apa yg sudah dialami org hindu dari org non hindu termasuk dari org muslim. mungkin anda bukan salah satunya, maka dari itu mohon diabaikan saja. web ini bukan untuk anda. š
saya sangat setuju dgn pernyataan anda, bahwa dalams etiap agama pasti ada kelompok radikal. akan tetapi akan bertolak belakang ketika anda bertanya…Lihat apakah ada ulama agama Islam yg menjadi kelompok radikal tukang bom sembarangan? wah….kemungkinan itu bisa saja bro….mungkin jadi otak-nya (siapa tahu) yg kemudian mem_brain wash org2 yg kemampuanya lebih rendah. betul tidaakk….?
š
@ Ketut
“Lihat apakah ada ulama agama Islam yg menjadi kelompok radikal tukang bom sembarangan? wahā¦.kemungkinan itu bisa saja broā¦.mungkin jadi otak-nya (siapa tahu) yg kemudian mem_brain wash org2 yg kemampuanya lebih rendah. betul tidaakkā¦.?”
Wah bro kayaknya kamu kebanyakan terpengaruh film2.. wah jangan duga menduga kayak gitu bro.. kita g beragama dengan cara menduga-duga, betul g??? Diskusi yang ilmiah.. bukan yang menduga-duga atau prasangka2..
@Skeptis
ini fakta bro…myoritas pnybab kkcauan di dunia islam(ga semua) kan!!jngan tampik fakta ini bro..
Gw kecewa ngliat sikap2 muslim(ga smw) di negri ini,sprt wkt amrozy cz,pdhl sdg jelas2 sdh mlkkn pngeboman,kq sya lht,dukungannya luar biasa,kya orang penting,pertnyaanny,pantaskah orang2 seperti itu dibela?????
Ckckck…
pngen ktawa gw ngliat skp2 para ulama anda,kq rmbt rebonding diharamkan,,wkwkwk,kya anak tk aja,ngurusin yg bgtuan..wkwkwk..
@dhr,
ente baru tahu to kalo MUI itu majelis usil indonesia
@ skeptis:
maaf kalau kurang ilmiah….tapi pendapat saya karena teori dari anda juga. anda mengatakan bahwa “pasti ada kelompok radikal dalam setiap agama” . jika anda menulis “kecuali ulama islam”…… barulah saya tidak akan menyimpulkan demikian.
š
menduga2 dalam beragama? mmmmm……..apa masih penting agama? Ulama? wah….masih manusia, asal kalau kentut masih bau dan belum wangi, berarti nafsu angkara masih membelit tubuhnya. artinya…..gak ada bedanya dengan kita. hehehe….maaf kalau kurang berkenan.
Ciri-ciri ulama:
http://abrahamik.wordpress.com/2010/02/13/siapakah-yang-disebut-ulama/
Majelis Ulama Indonesia (MUI) hanyalah lembaga. Belum tentu isinya adalah orang2 yang layak disebut ulama.
Siapakah yang disebut ulama?
http://abrahamik.wordpress.com/2010/02/13/siapakah-yang-disebut-ulama/
@skeptis
maaf link-nya gak saya baca. kalau anda bermaksud untuk mengklaim yg baik-baik saja, silahkan……:D
saya cuma mengingatkan, bahwa yg namanya manusia itu masih bisa salah…..silahkan diterjemahkan sendiri….maaf
Dear All,
Saya ingin bertanya, perang Barthayuda yang dikisahkan ribuan orang mati di padang kuru.
Untuk apakah perang ini didikasikan, untuk membela tuhan(kebenaran)kah?
lalu kenapa kebenaran perlu dibela dengan Tuhan datang sendiri turun tangan dengan memihak oposisi dalam kerajaan bertikai.
Kenapa tidak didamaikan saja dan suruh rukun berkeluarga, bukankah Tuhan Maha Kuasa?
Kenapa harus mempropokasi Arjuna agar tetap membunuh keluarganya untuk membela Tuhan (kebenaran).
Dibenarkankah membunuh untuk membela tuhan(kebenaran)?
Mohon Penjelasanya
Terima kasih
Damai selalu lebih baik
efendi
@ efendi
bank efendi…
sepertinya Bharata Yuda tujuannya bukan buat membela Tuhan sebagaimana perang salib atau perang Jihad… tetapi perang karena memperebutkan kerajaan š
Korawa dan Pandawa adalah 1 keluarga, seharusnya yang mendapatkan warisan tahta kerajaan menurut adat mereka adalah Yudistira dari pihak Pandawa. Sayangnya putra tertua dari Korawa, Duryodana tidak bisa terima akan hal ini dan bahkan dia bersikeras melenyapkan Pandawa dengan berbagai cara licik, mulai dengan cara meracun, membuat jebakan, berjudi sampai dengan tindakan kekerasan secara terang-terangan.
Sri Krishna sudah berkali-kali mengingatkan pihak korawa dan melakukan pendekatan diplomasi, namun selalu gagal. Pendekatan pertama dilakukan dengan membagi kerajaan menjadi 2 bagian yang sama, namun kembali lagi dengan tipu muslihat pihak korawa tidak terima dan merebut kerajaan tersebut dengan cara judi yang licik. Langkah berikutnya hanya dengan meminta 5 desa untuk 5 pandawa, tetapi tetap di tolak bahkan dengan congkaknya Duryodana mengatakan bahwa 1 jengkal tanahpun tidak akan diserahkan kepada pandawa dan korawa dalam setiap kesempatan selalu berusaha melenyapkan pandawa.
Langkah apa yang harus dilakukan setelah pendekatan diplomasi tidak berhasil? Haruskah Pandawa bunuh diri atau terbunuh tanpa perlwanan?
Satu-satunya jalan adalah perang, karena pandawa adalah seorang prajurit yang tugasnya memang bela negara dan bela dharma/kebenaran.
Apa Tuhan/Sri Krishna memihak? Tidak.. Sri Krishna memberi pilihan pada korawa dan pandawa untuk memilih. Krishna adalah raja Dvaraka dan Beliau menawarkan pilihan untuk memilih pasukannya, bangsa vrsni yang terkenal piawai berperang dan tidak pernah kalah atau memilih dirinya sendiri, namun beliau tidak akan ikut perang, hanya bersedia sebagai kusir kereta?
Dengan kecongkakannya Korawa memilih ribuan pasukan Krishna karena menurut perhitungan mereka sudah tentu lebih kuat dari pada Krishna, apa lagi Krishna hanya bersedia sebagai kusir kereta saja dan tidak ikut campur perang. Korawa lupa bahwa dimana ada Dharma, dimana ada kebenaran, disana ada Krishna dan disana kemenangan pasti akan tercapai..
Jadi sudah jelas kan bahwa ini bukan perang memperebutkan Tuhan dan tidak juga Tuhan memihak…
Sekedar iseng jaWAb, Dulu saya pernah berpikir sama dengan bro efendi. Tapi setelah saya simak beberapa veda. Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan bahwa sebuah agresi sesungguhnya adalah jalannya hukum karma pala. Shg peperangan itu harus terjadi.
Kembali lagi atman bukan lah robotnya Tuhan, Sehingga atman diberi sebuah kebebasan dalam berexpresi untuk berbakti kepadaNya.
Akan tetapi, perlu dipahami bahwa perang dibratayuda, bukan perang yg dimaksudkan untuk KUP (Kudeta), melainkan perang untuk memposisikan yg tepat (menyeimbangkan kembali).
Jadi dapat dianalisa, bahwa sangat beda dengan perang salib, serta perang jihad islam.
———–//———
Oh ya ada yg mau tanyakan, mengapa di islam ada kalimat “Saya bersaksi tiada Tuhan…”…. ini terkesan adanya pemaksaan u/ seolah2 telah memahami Tuhan secara total… Sebab kata “Saksi” berarti terlibat/mengerti/melihat sebuah kejadian. Padahal secara fakta, sampai sekarangpun kita belum tahu pasti ttg Tuhan itu bagaimana. Sehingga klo di hindu, dlm berikrar panca sradha, kita menyebutnya dengan kata “percaya adanya…”. Sebab kata “Percaya” beresensi bahwa logika & hati kita ikut bermain walaupun kita belum tau persis kejadiannya.
Misal: Saya percaya klo dia sdh mandi, artinya walau saya tidak melihat secara pasti klo dia sdh mandi, tapi logika & hati saya bilang bahwa klo dia sdh mandi (mungkin dari tanda2x).
Namun kalo, Saya bersaksi klo dia sdh mandi, artinya saya melihat nya secara pasti klo dia sdh mandi.
Dengan begitu, saya coba hubung2kan dengan sejarah… maka dapat saya gambarkan bahwa ketika Nabi Muhamad menang dalam perang, Beliau menyuruh para tawanan perang untuk bilang “saya bersaksi…”. Klo gambaran saya itu benar, maka dapat dirasakan bahwa seruan tesbut adalah paksaan, karena mereka kalah perang.
Jadi yg ingin saya tanyakan mengapa tetap menggunakan kata “saksi”? Trus apakah kalimat itu wahyu Tuhan atau text biasa bagi orang yg mau mengakui kemenangan nabi muhamad semata?
@Dear Adi Wira Kusuma
Saya ingin membagi pengetahuan tentang Islam sbb;
Makna kalimat Tauhid.
Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
Kata ā bersaksiā
ini hanya soal bahasa….
istilah saksi, bersaksi atau menyaksikan digunakan dalam konteks yang bermacam-macam, masing2 konteks mengandung pemaknaan yang sesifik. contoh: paman menyaksikan pertandingan sepakbola atau profesor ali alatas menjadi saksi akhli dalam kasus sengketa sipadan ligitan.
dalam contoh pertama, bersaksi adalah persepsi indrawi. dalam contoh kedua bersaksi bukan berknotasi persepsi indrawi, tetapi integritas dan keilmuan.
bahasa adalah alat, yakni alat komunikasi. fungsi alat adalah untuk membantu, memudahkan atau memfasilitasi. jadi, jangan kemudian alat menjadi kendala, hambatan atau racun yang menyusahkan kita. bahasa adalah kemasan untuk makna. investasikan akal sehat untuk mengambil manfaat dari makna.
apakah ada seseorang yg bisa menciptakan matahari yg menerangi bumi..?apakah mungkin ada makhluk lain yg menciptakan diri kita..?apakah kita fikir tumbuhnya rambut dikepala kita dan rambut yg tumbuh di alis dan kelopak mata kita tiada yg mengaturnya..?mengapa keduanya tumbuh namun berbeda?
pastilah yg menciptakan langit dan bumi serta segala isinya adalah tuhan yg memiliki kekuasaan terhadap segalanya…yg semua makhluk bergantung dan berharap kepadaNYA
Untuk itulah seorang muslim telah mengetahui dan mengatakan
Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
Kata āIlahā
Ilah dalam bahasa arab jika diterjemahkan memiliki arti yang banyak (misalnya; Harta, Wanita, Kekuasaaan, patung yang disembah, pohon besar yang sembah dll) namun agar memudahkan kata yang paling mendekati kesepakatan ahli bahasa Indonesia āsesembahan = Tuhanā.
Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
Kalimat ini menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim hanya mempercayai AllĆ¢h sebagai satu-satunya. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan kalimat tauhid, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya AllĆ¢h sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
Jika kita mempraktekan definisi tauhid ini dalam kehidupan sehari-hari maka kita praktis Islam.
Islam.
Akar kata yang membentuk kata āIslamā setidaknya ada empat yang berkaitan satu sama lain :
1. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.
2. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat.
3. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang.
4. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama.
Islam Memaksa untuk memeluk agamanya atau Nabi Muhammad memaksa untuk memeluk agamanya ?, saya kira ini tuduhan yang tidak ilmiah.
Memang benar kata orang bijak orang yang memiliki kedengkian dalam hatinya hanya ingin mendengar yang diinginkanya.
Islam itu bukanlah klaim tapi dia Adalah Pengetahuan yang dipraktekan āā seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya AllĆ¢h sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup dan melakukan kebaikan dengan sesama Makhluk sebanyak-banyaknya.
Jika dia Mengklaim Islam kemudian mempraktekkan sebaliknya, saya kira tidak bisa kita katakana Jeruk itu Apel. Jika si jeruk tetap mengaku Apel saya kira ini bisa dikoreksi, disalahkan atau kalau memungkinkan dituntut secara hukum.
Saya kira banyak kasus sudah jadi Contoh orang mengklaim macam-macam dan membawa-bawa nama Islam dalam perbuatannya kemudian dia di hukum mulai bulan, tahun sampai hukuman mati tergantung kadar kesalahan perbuatanya didepan hukum positif Indonesia. Umat Islam marah ? berontak? Tentu tidak kan malah yang mengeksekusi juga umat Islam.
Memang benar kata orang bijak orang yang memiliki kedengkian dalam hatinya hanya ingin mendengar yang diinginkanya
Demikianlah
Damai selalu lebih baik
efendi
Thx bro efendi…
Anda kelihatannya mulai menduga saya punya rasa iri/dengki, ya… terserah … itu kan presepsi anda to? Tapi saya bangga sekali punya saudara Islam seperti anda, dimna kita harus tau/mengenal konsep ajaran lain. Sehingga tidak terjadi keegoan atas ajarannya, yang merasa konsepnya yg absolut benar dan orang lain harus mau mengikutinya.
Bahasa memang hanya sebuah alat, Tapi bila alat itu bisa bertafsiran lain maka salahkah saya bertanya? Lalu boleh kah saya tanya lagi, kira2 bagaimana terjadinya kalimat tersebut?
thx